Tepuk tangan meriah terdengar ketika dua pengantin yang berdiri diatas altar saling berciuman, menandakan peresmian hubungan mereka.
Kedua pengantin itu adalah Asuma dan Kurenai. 1 bulan setelah pemulihan Asuma, Hinata dan Ino diminta untuk menyebarkan undangan dan menyiapkan pernikahan keduanya. Mereka bilang tidak perlu menunggu lebih lama karena takut kejadian seperti sebelumnya terjadi.
Hinata dan Ino hanya mengiyakan saja, mereka juga tidak ingin keluar banyak rumor tidak jelas karena Kurenai hamil diluar pernikahan. Jadi, ketika mendapat perintah, kedua sahabat itu langsung menyewa kuil pada tanggal yang ditentukan dan menjadikan rekan satu tim mereka sebagai babu.
"Aku tidak menyangka Asuma-sensei sudah menikah. Ini sangat mengharukan," Ino berucap dengan mata yang berair, sesekali tangannya mengusak hidungnya yang memerah.
Hinata menatapnya sambil geleng-geleng kepala, "Iya, dan gurumu itu sangat beruntung karena bisa mendapatkan Kurenai-sensei. Sebelum lahir, dewa pasti memberkahinya."
Ino mengangguk saja, tidak menanggapi sarkasme Hinata karena tidak mendengarkan dengan benar.
"Astaga... Sudahlah, tidak perlu menangis sampai sesenggukan begitu. Acara ini seharusnya membahagiakan, orang-orang akan berpikir kau sedih di acara pernikahan gurumu sendiri." Hinata menyerahkan tisu kearah Ino.
"Tapi aku sangat terharu!!! Guruku yang kukira tidak akan pernah menikah sudah menikah!!! Dan akan segera punya anak!! Mana mungkin aku tidak menangis?!!" Balas Ino keras.
Shikamaru menggelengkan kepalanya, "Mendoksei~ dasar wanita."
Chouji, Kiba dan Akamaru hanya memperhatikan sekilas, tidak peduli. Mereka sibuk dengan hidangan pernikahan yang sangat banyak dan terlihat menggiurkan.
Sementara Shino hanya bisa menghela nafas memperhatikan teman-temannya ini.
••••••
"Sialan. Kenapa juga kita harus dapat misi dadakan begini?! Padahal aku 'kan sedang menunggu kue pernikahan dipotong!" Pemuda dengan tato taring itu menggerutu kesal sembari meninju udara.
"Misi ini berhubungan dengan Akatsuki. Bukankah kau yang dulu ingin sekali menjadi penanggungjawab misi yang bersangkutan dengan Akatsuki, Kiba?" Shino bertanya. Tangannya memperbaiki letak kacamatanya.
Kiba yang tidak bisa membalas hanya mendengus dan menyilangkan kedua tangannya.
"Mau bagaimana lagi. Setidaknya kita sudah hadir sampai pengucapan janji suci, kan? Kita sudah hadir diacara penting Kurenai-sensei, itu sudah cukup." Ucap Hinata mencairkan suasana.
"Kali ini informasi tentang ketuanya. Bukankah ini lebih menarik daripada biasanya? Siapa tau kita dapat menemukan lebih banyak anggota Akatsuki yang bisa dijinakkan." Lanjutnya dengan senyum santai.
"Hei, Hinata. Kau pikir mereka binatang buas?!" Kiba bertanya dengan sewot.
"Tentu saja... tidak. Tapi kita sudah menemukan tiga. Satu, Akasuna Sasori yang tubuhnya sudah hampir sepenuhnya dimodifikasi menjadi boneka. Dua, Kakuzu yang tubuhnya penuh benang chakra dan hampir sepenuhnya hancur karena jutsu baru Naruto. Tiga, Hidan yang tubuhnya melawan hukum alam. Bukankah artinya mereka sama saja? Mereka sama berbahayanya dengan binatang buas, bahkan mungkin lebih berbahaya dari binatang buas."
Kiba memasang wajah berpikir untuk sesaat, sebelum berdehem dan mengangguk sekali.
"Tidak ada salahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as Hyuuga Hinata
Fiksi PenggemarHidup hanya sekali. Mahiru sudah mendengar kalimat berisi 3 kata itu berulang kali. Tapi dia masih berharap untuk bisa hidup lagi di dunia lain setelah mati, seperti Novel-novel ber-genre transmigrasi yang dia baca. "Aku mati?" Gumaman Lirih itu dia...