.04

691 90 27
                                    

Happy reading 💗

* * * * *

— satu bulan lebih berlalu, terasa begitu cepat.

Indo menatap langit yang terlihat ingin membasahi bumi, angin dingin yang menusuk ke kulitnya. Ia menyesal tak membawa jaket maupun Hoodie hari ini.

Suara bel pulang berbunyi membuat beberapa murid yang berada di dalam kelas bersorak senang. Indo mengemasi buku pelajarannya, ia melirik jam di dinding kelas yang menunjukkan pukul 16:08.

Indo sedikit kaget karna hari ini lebih lambat pulang dari hari biasanya, 'padahal ga ada kelas tambahan? Apa gegara istirahat nya lama tadi??' batin Indo bingung, ia semakin bingung harus pulang menggunakan apa karna biasanya ia pulang dengan bus. Emang masih ada?

Neth menatap indo yang melamun di depan kelas sambil memandang kosong rintikan hujan yang turun dari langit kelabu. Ia mendekat lalu menepuk pundak yang lebih pendek dengan pelan.

"Kenapa ngelamun?" Tanya Neth.

Indo melirik Neth yang berada di samping nya, "aku bingung... Harus pulang dengan apa" Neth baru ngeh .

"Mau bareng? Kebetulan saya bawa mobil" ujar Neth, Indo menatap Neth dengan tatapan emang gapapa?

Neth tersenyum lembut lalu mengangguk dan menarik si manis menuju parkiran mobil yang berada tak jauh dari mereka.


— 🐯.


"Eee... Indo? Kamu baik-baik aja? Kayanya kamu agak pucat" ujar neth khawatir karna melihat indo yang lesu dan tak bertenaga.

Indo menggeleng "gapapa kok, santai aja"

Neth hanya menghela napas sebagai tanggapan.

"Tapi kayaknya kamu sakit, soalnya kan akhir-akhir ini juga musim penyakit"

Indo menatap Neth dengan malas, cerewet banget! Indo jadi ngerasa punya emak lagi.

"Udah ah, cerewet lu mah!" Neth terkekeh mendengar ujaran kesal indo.

"Salah kamu juga sering engga jaga kesehatan."


Indo hanya cengengesan karna apa yang Neth bilang itu adalah sebuah fakta yang Indo tak bisa sangkal.

"Iya ya, kadang aku lupa kalau aku juga bisa sakit.." ujar indo pelan

"Aneh" indo terkekeh pelan mendengar ucapan Neth.


— 🐯 —


"Makasih"

Neth menggangguk lalu melajukan mobilnya dan pergi dari jalan tersebut. Indo masuk kerumahnya yang memandang kosong ruang tamu rumahnya, hening. Suasana yang sudah biasa ia rasanya tetapi tetap terasa tak nyaman.


"Aku mau pulang..."

Indo menghela napas dan mengusir pikiran buruk nya itu, ia terlalu banyak overthinking dalam Minggu ini.



Indo segera mandi dan membuat makan malam untuk ia dan kucing nya.





— malam hari tiba. Indo temenung menatap layar ponsel miliknya yang memaparkan sebuah room chat.


 Indo temenung menatap layar ponsel miliknya yang memaparkan sebuah room chat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesak, dada Indo terasa sangat sesak. Ia merasa sangat bersalah karna menjadi aib.


Tapi... Tidak ada satupun orang yang ingin menjadi aib bagi orang lain bukan? Tidak ada orang yang ingin menjadi aneh, ya kan?

Indo meletakkan ponsel nya yang masih memaparkan room chat tersebut ke meja, ia memeluk kucing nya yang selalu ada.



"... Sweetie ga bakal tinggalin aku juga kan kaya mereka? ."




— 🐯.




"Pa... Papa bener-bener ga bisa terima indo lagi di sini?" Tanya malay membuat seisi ruangan hening mencengangkan, mereka semua merasakan aura tak nyaman dari sang ayah.


"Jangan bahas lagi..." Myanmar sedikit menyenggol lengan malay.


"Itu sudah keputusan nya, dia bisa kembali asal dia mau mengikuti aturan yang ada" asean beranjak pergi meninggalkan anak-anak nya yang terdiam melamun.

"Papa ga pernah berubah semenjak itu ." Renung phil.

"Papa masih trauma mungkin..." Ujar laos.

Singa menghela napas, "dia cuma belum bisa ikhlas, terkesan egois" laos menoyor kepala singa agak kuat karna tutur kata nya yang tak sopan. Gadis itu cengengesan karna ia baru saja menghina sang ayah secara ia tak sadar.

"Sudahlah, semua keputusan ada di tangan Indo dan papa. Kita punya wewenang apapun di sini" ujar brunei Darrusalam membuat mereka semua tenggelam di pikiran mereka, apa yang akan terjadi?

Mereka tidak mungkin selamanya seperti ini bukan?

Kenapa ini terjadi?

"Uh... Jadi kita terima-terima saja indo di perlakukan begini sama papa karna hal kecil begitu?" Cibir phil.

"Doain aja papa sadar, ga mungkin keluarga kita menyedihkan begini kan?"balas malay.

"Udah ah! Ada yang mau bantu gua buat cemilan ga ni?" Ucap Myanmar berusaha mengalihkan pembicaraan, jujur ia tak suka situasi seperti ini.

"Yang cewe-cewe aja lahh kan kewajiban yang cewe buat masak" Singapore memutar bola matanya dengan malas. Apa-apa perkataan malay!

"Masak itu ga harus cewe, cowo juga harus. Jangan berpikiran sempit deh!" Vietnam buka suara.

"APAAN SEH MALAH ADU ARGUMEN!"

"PHIL GA USAH TERIAK JUGA WOY!"

"GAK USAH BERISIK WOY UDAH MALEM ANAK GUA MAU TIDUR!" semuanya kaget karna mendengar teriakkan dari tetangga.

"Kan buk sri marah! Lu pada sih!!" Kamboja kesal.





- chapter 04 -

Note;

Indonesia - boy
Malaysia - boy
Filipina - girl
Singapore - girl
Laos - girl
Myanmar - boy
Kamboja - boy
Vietnam - boy
Brunei Darussalam - boy
Thailand - girl (death!AU)

Konflik nya ringan kannn 😉

Al.

* * * * * *

Remaja [netherindo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang