03

3.4K 294 85
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jaemin duduk di samping brangkar saudara kembarnya. Tiga jam yang lalu renjun sudah selesai melakukan operasi untuk jantungnya dan hingga saat ini si mungil itu belum mau membuka matanya.

"Bangun njun..." Lirih jaemin memegang tangan kembarannya. Dia memang selalu merasa bersalah jika saudaranya sudah down seperti ini.

"Pulang na, ini udah malam" titah winwin yang dari tadi memantau anaknya.

"Bunda... Nana mau sama injun" ucap jaemin dengan pelan.

"Renjun biar sama bunda disini, kamu pulang aja" balas winwin namun malah di balas gelengan oleh jaemin.

"Pulang na jaemin! Jangan sampai kamu buat marah ayah lagi!" Ucap winwin mutlak.

Jaemin menunduk melirik jam tangan yang di pakainya, 11.45 ini sudah sangat larut.

"Nana pulang sendiri Bun?" Tanya nya yang di balas deheman oleh winwin.

"Tapi Nana takut.." cicitnya "ck! Kamu itu udah besar! Jangan manja, lagian siapa yang suruh kamu disini? Pulang sekarang!" Gertak winwin yang membuat jaemin ketakutan.

"I-iya bunda.." balas jaemin kemudian mengambil tas nya dan langsung keluar dari ruangan renjun tanpa banyak bertanya.

Jaemin terus berjalan mengingat ini sudah tengah malam dan tidak ada lagi bus yang beroperasi membuatnya mau tak mau harus berjalan ke rumahnya.

Xiaojun tidak bisa di hubungi begitupun ayahnya. Jeno? Dia tak mau merepotkan kekasihnya. Jeno itu anak bungsu di keluarga nya, dia yakin ibu Jeno pasti tak memberi izin jika Jeno keluar di tengah malam begini.

Langkah submisive itu terhenti saat melihat banyak orang yang bergerombol di depan sana. Minuman dimana mana, bahkan ada wanita yang menangis di antara mereka.

Jaemin tak berani melintas, submisive itu memutuskan untuk putar balik, namun..

"Hoiii!!"

Teriakan itu membuatnya mematung. "mau kemana cantik..." Ucap seseorang yang tiba tiba mengalungkan lengannya pada jaemin.

"E-eum.. s-saya.. saya mau pulang" jawabnya dengan terbata.

"Pulang kemana..? Sini biar gue anter" celetuk dominant itu membawa kemudian membawanya ke arah teman temannya.

"Ada yang butuh di anter pulang nih..." Ucapnya dengan kuat.

Mata jaemin membola saat melihat wanita yang tadi sudah dalam keadaan kacau, mengangkang dengan keadaan tidak sadar, jaemin tak bodoh untuk mengetahui adanya ceceran sperma disana.

"Emm.. maaf.. saya mau pulang" ucapnya melepaskan tangan yang melekat di lehernya.

"Ahh.. dia sadar kayaknya.." celetuk dominant itu.

"M-maaf...!!" Teriak jaemin kemudian berlari dengan cepat, namun naas gerakannya yang bisa di kejar oleh mereka.

"Mau kemana Lo" ucap seseorang menarik rambut jaemin dengan cengkraman kuat.

"Maaf.. maaf aku mau pulang...!!" Teriak jaemin ketakutan.

PLAKK

"Diam!!"

Tubuh submisive itu bergetar saat mendapat tamparan dari dominant yang lainnya.

Matanya bergulir menatap satu persatu dominant disana. "Pake lah.." titah seseorang dengan bertubuh besar

Bak mendapat lampu hijau tubuh jaemin di angkat dan di banting ke dalam mobil, disanalah tragedi sialan dalam hidupnya terjadi.

Jaemin meronta, menangis keras namun tak ada satu orang pun yang lewat sana.


"A-AAKKHHHHHHH.....!!!!"

nafasnya tercekat menahan rasa sakit di bawah sana. Hal terpenting untuk Jeno nanti, kini sudah hilang.. dia gagal..

Na jaemin yang malang.




TBC

Chapter kali ini pendek, aku mo liat reaksi kalian dulu

Kalo kalian ngikutin cerita dari book pertama aku pasti tau kebiasaan aku yang selalu buat ttng 'pelecehan'jadi disini aku mau bilang ke kalian jangan bosan.. semisal pun alur nya gini gini aja kalian bisa hapus aja dari perpus, oghey...!!!

50 koment, update again

Bye bye...!!

my little brother . -[END] - DIBUKUKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang