Bau obat yang menyengat begitu terbau disini,
Bangunan putih dan besar, begitu ada banyak insan yang ada disana. Entah itu sekedar bekerja, berobat, atau mengunjung kerabat yang sakit.
Namun juga selalu menjadi tempat yang menakutkan, dan tak ingin dikunjungi
Ruang 360
Suara dari alat EKG bersuara dengan nyaring,
Banyaknya kabel-kabel menjalar kearah sebuah tubuh lemas tak berdaya diatas ranjang pesakitan.
Wajahnya tertutupi oleh masker oksigen, untuk membantunya bernafas
Selang infus menjalar dan menusuk punggung tangan kanannya
Matanya sayup, menatap menerawang kearah jendela besar disana, menatap sang Fajar yang bekerja, menyinari sebagian isi bumi
Sial, dia benar-benar tidak mau berada disini. Ia membenci tempat ini selamanya. Hingga dia mati pun. Semua alat yang tak berguna ini menempel di tubuhnya, membatasi pergerakannya
Toh, untuk apa juga ia dipasangkan alat seperti ini? Sampai kapanpun juga Ia tidak akan pernah sembuh, yang namanya akan mati ya tetap akan mati.
Ini semua sia-sia karna hanya memperpanjang kehidupannya yang tak berguna ini, keluarganya yang rela membuang banyak uang hanya untuk pengobatan tak berguna ini.
Sampai ia dibawa ke negara dengan pengobatan terbagus sekalipun, ia tetap tidak akan pernah bisa sembuh
13 May 2022
Jingga senja telah lenyap, gelap menguasai buana.
Cahaya pucat milik sang Luna bersama para bintang yang ada dilangit, menerangi langkah milik gadis 13 tahun itu.Mimik wajahnya yang menunjukkan gurat kelelahan terlihat di wajah gadis itu.
Fio, atau lebih lengkapnya Lana Fiona Putri Alganbernasya
Gadis SMP Swasta berumur 13 tahun yang baru menjejaki bangku 2 SMP.Berjalan menelusuri trotoar seorang diri dengan menenteng tas sekolah yang berada di punggungnya.
Jalanan mulai sepi, hanya ada beberapa mobil yang lewat. Bahkan, rasanya bisa dihitung dengan menggunakan jari.Ia berjalan terus menghabiskan langkahnya ditemani dengan cahaya pucat yang berasal dari sang Luna hingga kaki yang telah membawanya berjalan itu telah memapaki halaman dari sebuah bangunan yang dulu telah ia sebut rumah itu
***
'okay Fio, do it like usually'
"Aku pulang!"
Suara itu telah menggelegar memenuhi ruangan hampa itu
...
Sunyi,
Mau sekeras apapun suaranya, keadaan seperti ini tak akan pernah berubah dari 5 tahun yang lalu.
Sakit rasanya, saat Kita selalu melakukan hal yang sama setiap hari walaupun Kita tau apa yang akan terjadi setelahnya.
Ia pun melangkahkan kaki nya menuju lantai dua, menuju kearah kamarnya
Dari semua ruangan yang ada di rumah ini, hanya kamarnya yang menjadi tempat ternyamannya. Tempat dimana ia bisa meluapkan seluruh emosinya yang telah ia tahan selama ini.
Ruangan softblue itu menampakkan tiap sudutnya ketika lampu menyala. Ruangan yang tak terlalu luas, tetapi juga tak terlalu sempit. Begitu nyaman dilihatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Where My Home? [Discontinued]
FanfictionDunia itu kadang jahat. Hidup itu selalu berjalan, tapi tak selalu sama dengan hal yang kita harapkan. Terkadang kita selalu bertanya-tanya dalam diri kita, apa arti dari kita hidup? Untuk siapa kita hidup? Kenapa kita harus hidup? Dan apa alasan ki...