5. V

173 22 0
                                    

"Tadi dianterin siapa?" tanya Taehyun dengan mata memicing. Beomgyu berjalan bersisian dengannya sehingga tak menyadari tatapan tersebut.

"Tadi? Hmmm... Pamanku," balas Beomgyu tanpa menoleh.

"Pamannya beomie cakep juga. Beomie gak suka manja-manja kan ke pamannya?"

Beomgyu menoleh, barulah ia bisa melihat tatapan cemburu itu. Seluruh ekspresi serta gesture yang Taehyun tunjukan tanpa disadari.

"Hyunie jealous? Really?" Dan mendapat ledekan dari si manis.

Taehyun mengalihkan pandangan, tak ingin tertangkap basah jika dirinya sedang cemburu—meskipun sudah terlambat.

Beomgyu menoel lengan kekasihnya itu, kembali menggoda.

"Pamannya beomie emang setampan itu sih, gak heran kalau banyak yang salah paham," ujar Beomgyu lirih seakan sedang berbicara pada diri sendiri, namun sudut matanya beberapa kali melirik ke arah Taehyun.

"Aku duluan!"

"Yak hyunie! Beomie cuma bercanda! Tungguin!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Beomgyu dan Taehyun sudah berbaikan pasca pembahasan paman tadi pagi. Dan kini keduanya sedang nongkrong di taman kampus, membiarkan rambut keduanya tertiup angin.

"Beomie!" panggil Taehyun dengan suara lirih, yang dipanggil langsung menoleh. Mengangkat kepala yang awalnya bersandar pada pundak pemuda itu.

"Kenapa hyunie?" Terlihat Taehyun mulai gugup, menetralkan perasaannya sembari mencoba menyusun kata.

Beomgyu harap-harap cemas, melihat tingkah kekasihnya yang tidak biasa itu mampu membuat segala pemikiran negatif bersarang di otak.

"Eumm anu.."

Beomgyu masih memperhatikan, lebih serius dari biasanya.

"Kita emang masih di semester empat. Aku denger di mulai dari semester ini banyak orang yang frustasi. Orang yang biasanya bersikap santai tiba-tiba merasa kuliah itu membebani pikirannya. Memang saat seperti inilah puncak kestressan mahasiswa terjadi," lanjut Taehyun panjang lebar. Beomgyu sampai cengo karena mendengar penuturan kekasihnya yang cukup serius. Apakah Taehyunnya ingin berhenti kuliah?

"Jangan dong hyunie, kamu pasti bisa. Nanggung loh masih ada empat semester lagi. Ayo semangat!" Beomgyu langsung menepuk pundak kekasihnya sembari memberikan kalimat pendukung. Bagaimanapun Beomgyu tidak mau ditinggal berjuang sendirian.

Taehyun mengernyit, tangannya langsung menangkup pipi si manis, "emang kamu paham maksud ceritaku?"

"Eung? Bukannya hyunie mau berhenti kuliah karena pusing?"

Taehyun meloloskan tawa. Beomgyu jadi ngeblush. Melepaskan tangan Taehyun yang masih berada di pipi. Salting.

"Makanya dengerin dulu sampai selesai." Taehyun mengusak surai hitam kekasihnya, yang diperlakukan seperti itu kian merona.

".. banyak orang yang mikir 'aku capek, aku gak paham, aku salah jurusan' dan lebih parah lagi saking frustasinya langsung bilang 'mending nikah aja'. Se desperate itu mereka. Dan akhir-akhir ini aku juga kena sindrom itu. Dimana di setiap aku pengen tidur aku selalu kepikiran 'pengen nikahin beomie'. Tapi aku juga berpikir kalau keinginanku itu bukan karena rasa frustasi, tapi karena hyunie memang udah jatuh ke beomie," lanjut Taehyun. Ia menggeser duduknya supaya berhadapan langsung dengan si manis.

"Aku pengen serius, bolehkan?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kelas sudah terisi penuh, dosen sudah berdiri sejak satu jam yang lalu. Namun pikiran Beomgyu masih seliweran kesana kemari.

Pemuda itu total syok saat jam istirahatnya tadi. Masih tidak bisa berpikir jernih semenjak kekasihnya—Kang Taehyun—mengutarakan keinginan untuk menjalin hubungan yang lebih serius.

Kelas kedua ini Beomgyu memang tidak seruangan dengan Taehyun, sedang berada pada matkul yang berbeda.

"NIM 2200130301?" panggil pak dosen di depan kelas. Kini waktunya absensi.

"NIM belakangnya 301 tidak hadir? Choi Beomgyu? Beomgyu tidak hadir?" ulang sang dosen.

Setelah mendengar namanya diserukan beberapa kali, barulah Beomgyu sadar dari lamunannya.

"Maaf pak, hadir!" sahut Beomgyu sembari mengangkat tangan tinggi-tinggi agar keberadaannya terlihat.

"Kamu ini bapak panggil dari tadi tidak menyahut. Lain kali kalau bengong lagi saya kasih Alfa."

Beomgyu hanya mampu menunduk malu. Saat ini seluruh atensi para mahasiswa tertuju padanya.

Ahhh gara-gara Taehyun.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Muka kusut banget dah. Kenapa nih? Ada masalah sama doi?" Jongin yang baru datang langsung merangkul pundak temannya yang berjalan di lorong tanpa tenaga. Tungkainya melaju pelan sembari sedikit terseok layaknya tak punya semangat hidup.

"Aku.. aku bingung.." cicit Beomgyu lesu.

Jongin menuntun sang teman untuk dibawa ke kantin, karena ia juga ingin nyemil.

"Apalagi yang membuat tuan putri kerajaan Joseon mengeluh? Apakah hamba bisa membantu kesulitan tuan putri?"

Beomgyu menjitak kening Jongin. Kalau masalah kekerasan seperti ini dia langsung bersemangat.

"Kalimatmu menjijikan," cibir Beomgyu. Kemudian kembali lesu.”

Keduanya sudah mendapatkan tempat duduk yang diinginkan, tentunya setelah memesan makanan dan minuman. Kali ini Beomgyu hanya membeli susu pisang.

"Taehyun.." cicit Beomgyu akhirnya, pria manis ini menghela nafas berat setelah menyandarkan punggungnya pada kursi.

Jongin hanya menoleh sembari memberikan tatapan yang menyatakan keingintahuannya. Mencoba tak bersuara karena sedang mengunyah makanan.

"Dia minta serius—"

Byuuuuurrrrr

Jongin yang sudah berganti kegiatan menjadi minum jus langsung menyemburkan minuman itu dari mulutnya. Beomgyu berdecak kesal karena wajahnya jadi basah.

"Woaaahhhh, aku juga mau diseriusin dong," timpal Jongin menggoda, tanpa merasa bersalah melanjutkan acara makannya.

Beomgyu mengelap wajahnya, menabok wajah Jongin dengan keras, setelahnya beranjak ke toilet.

Ternyata benar dugaannya, bicara dengan Jongin tidak akan ada manfaatnya.






_________________
TBC
_________________
Series : TaeGyu

Chapter Code : V

Taehyun X Beomgyu
__________________








Salam kecup cinta manjah

Bie

L.O.V.E Series ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang