Hyunsuk terbangun.
Di tengah malam itu, ia kembali bermimpi aneh.
Di dalam mimpinya ia adalah seekor anjing.
Anjing kecil yang sangat disayang oleh seorang kakek tua.
Pria tua itu hidup sebatang kara di rumah yang kecil.
Mereka hidup sederhana tapi tak pernah sekalipun ia merasa kelaparan.
Pemiliknya selalu berbagi makanan dengannya.
Yang Hyunsuk tahu ia merasa sangat bahagia tinggal bersama kakek.
Hal membekas yang ia ingat adalah ketika dirinya tak sengaja jatuh ke dalam sungai saat bermain mengejar kupu-kupu.
Sang kakek yang panik melihatnya terbawa arus tanpa ragu melompat ke dalam sungai dan meraihnya.
Saat itu musim gugur, sungai menjadi dingin.
Tapi hatinya menghangat karena perkataan sang kakek.
"Jangan khawatir, aku akan melindungimu."
Tubuh kecil Hyunsuk bergetar entah karena dingin atau mungkin juga karena masih takut. Tapi pelukan hangat kakek mampu menenangkannya.
.
.
.
.
.
Hyunsuk tak bisa tidur kembali setelah bermimpi tadi.
Padahal besok jadwalnya sangat padat.
Latihan koreografi dari pagi hingga sore, kemudian dilanjutkan dengan kursus bahasa asing, melanjutkan mengaransemen lagu baru buatannya, dan saat malam akan ada live weverse.
Jadi Hyunsuk harus cepat tidur agar besok staminanya tetap terjaga.
Mungkin segelas susu hangat bisa membantunya terlelap. Jadi ia putuskan untuk pergi ke dapur sebentar untuk membuat minuman hangat itu.
Saat melewati ruang tengah, ia melihat Junghwan tertidur di atas sofa dorm mereka.
Dahinya mengernyit dan tanpa sadar ia langsung mendekati magnae grup mereka itu.
"Junghwan-ah, kenapa tidur disini?
Ayo bangun, badanmu bisa sakit semua kalau tidur di atas sofa."
Junghwan merengek, ia sepertinya mengantuk sekali.
Tak menyerah, kali ini ia berusaha mengangkat magnae bongsor itu, tapi pasti gagal karena perbedaan ukuran tubuh mereka.
Junghwan merasa terganggu, akhirnya ia membuka matanya.
Tapi matanya sangat merah dan berkaca-kaca seperti ingin menangis.
" Ayo pindah ke kamar hyung saja. Tak perlu kembali ke dormmu. Ayo sini hyung bantu."
Junghwan merentangkan kedua tangannya dan Hyunsuk pun memeluknya.
Mengarahkan tubuh mereka untuk kembali ke dalam kamarnya.
Setelah merebahkan tubuhnya di atas kasur, Junghwan langsung memeluk tubuh Hyunsuk.
Tak membiarkan sang kakak pergi.
Rencana Hyunsuk untuk membuat segelas susu pun gagal dan akhirnya ia ikut tertidur di dalam pelukan Junghwan.
.
.
.
.
.
Hyunsuk melihat kamar yang tak asing. Ini adalah kamar yang ditempati kakek pemiliknya dan dirinya.
Saat ini ia seperti angin. Ia bisa melihat sang kakek yang tertidur di atas kasur lipatnya dan dirinya yang berbentuk anjing kecil yang setia duduk di samping sang kakek.
Tapi ada yang aneh.
Ia terlihat murung dan seakan menangis.
Ia menggonggong pelan, seperti memanggil sang kakek.
Namun kakek tak kunjung membuka matanya.
Si kecil itu menggonggong, kali ini ia menghadap pintu.
Pintu yang semula terkunci dari dalam itu tiba-tiba terbuka.
Kali ini Hyunsuk benar-benar melihat air mata dari si kecil.
Dan ia menggonggong lebih kencang seolah akan ditinggal sendirian.
Pintu yang terbuka itu ia biarkan saja.
Ia tak berusaha berlari keluar.
Ia hanya berdiri di depannya dan menggonggong.
Hyunsuk yang penasaran pun mendekat.
Ia melihat ke dalam mata si kecil, disana ia melihat kakek sedang membujuknya untuk keluar dari kamar agar ia tak ikut mati karena terkurung bersama jasad kakek.
-fin-
An: Holla, uhm...aku bawa Hwansuk
Kalau ada yg bingung, HwanSuk disini adalah soulmate dari beberapa kehidupan mereka sebelumnya
Apa ada yg baca di twitter ada yg bilang ini adalah kehidupan terakhir Junghwan dan kehidupan ke 8nya Hyunsuk?
Iya, ini terinspirasi dari situ
Btw Dua ff ku yg lainnya...maafin 🙏 aku masih belum ada mood buat ngetik karena itu rate M 😭😭Salam sayang 💜
05/12/22
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirrors of Time
FanfictionHyunsuk mulai bermimpi aneh. Awalnya ia hanya beranggapan mimpinya adalah selayaknya bunga tidur. Tetapi satu hal yang ia tahu, mimpinya adalah nyata. Itu adalah kepingan memori dari beberapa kehidupannya dahulu. Dan dalam mimpinya ia selalu bersama...