"Mama apa kabar? Maaf ya Sela lama nggak dateng ke sini, " Lirih Sela sambil mengusap batu nisan mendiang mamanya.
"Ma, Sela kangen banget tau sama mama, Sela capek, " Mata Sela berkaca-kaca. Sungguh ia lelah dengan semuanya, " Mama kapan sih mau jemput Sela? Sela pengen dipeluk sama mama, " tangisan Sela akhirnya pecah, mau sekuat apapun ia menahan air mata, jika sudah berada di depan makam mamanya maka usahanya untuk menahan air mata hanyalah sia-sia.
Sejak kecil hanya mamanya lah satu-satunya tempat untuk Sela berkeluh kesah. Jadi saat mamanya meninggal beberapa tahun yang lalu Sela adalah orang yang paling kehilangan sosok mamanya. Dunianya hancur. Tidak ada lagi orang yang memeluknya ketika ia rapuh, tidak ada lagi yang memberinya kata-kata yang memenangkan ketika ia sedang rapuh, tidak ada lagi yang melindunginya dari amukan sang papa. Saat mamanya pergi, kebahagiaan Sela lah yang paling banyak terenggut.
Kalian tau seperti apa rasanya?
Rasanya seperti kupu-kupu yang dipaksa terbang dengan satu sayap.
Terkadang dunia memang tidak adil. Tapi bukan terkadang lagi jika dunianya tidak adil. Sejak Sela lahir dunia memang sudah tidak adil padanya.
Ia tahu jika takdir Tuhan adalah rencana yang terbaik, tapi tidak kah Tuhan tahu jika ia lelah dengan takdir ini? Kenapa Tuhan memberinya ayah yang seolah sama sekali tidak menginginkan kehadirannya?
Banyak orang yang bilang jika anak adalah hadiah terbaik yang dikirimkan Tuhan untuk orang tuanya. Lantas apakah mungkin jika Tuhan memberikan hadiah pada ayah yang Salah?
Drttt.... Drttt.... Drttt....
Handphone Sela kembali bergetar. Dan setelah dilihat ternyata lagi-lagi Mikko yang meneleponnya. Orang ini lagi, batin Sela.
" Sabar dikit napa sih anjing, " Kata Sela setelah menggeser panel hijau di handponya.
"Lama amat, lo dimana sekarang? biar gue jemput, " Ucap seseorang dari sebrang.
"Gue sharelock tempatnya, " Pungkas Sela sebelum mematikan sambungan.
" Bisa nggak sih ni orang enggak bikin gue kesel, ngeselin banget, baru juga jam-"omelan Sela terhenti ketika melihat jam yang ada di layar handphonenya, " Astaga, ternyata udah jam lima, " Sela menepuk jidatnya sendiri.
Pantas saja Mikko dari tadi berkali-kali menelepon.
Lagi pula Mikko dapat pencerahan dari mana sampai tiba-tiba jadi semangat belajar gini. Biasanya pas pelajaran di sekolah juga tidur. Ah bahkan setiap hari Mikko tidur di sekolah. Tapi ya sebuah kemajuan sih kalo Mikko sekarang mau belajar.
Lima belas menit kemudian Sela sudah duduk di ruang tamu rumah Mikko.
Dengan detail dan telaten Sela menjelaskan materi yang ia ketahui kepada Mikko. Bahkan penjelasan Sela jauh lebih detail daripada penjelasan guru di sekolah.
Tapi bukannya mendengarkan Mikko malah sibuk menatap Sela. Serius dah ini orang cantik banget ,pinter pula, nggak kaya gue yang oonnya natural, batin Mikko
"Ya jadi kira-kira gitu sih, lo paham kan? " Tanya Sela.
Mata Mikko berkedip-kedip cepat. Apanya yang paham? Orang dari tadi ia sibuk menatap Sela. Tapi kalo dia bilang enggak udah pasti Sela ngamuk.
"Emm.... " Jawab Mikko sambil menganggukkan kepada, " Ya lumayan sih, tapi coba deh lo ulang lagi penjelasannya biar gue makin paham, " sambungnya.
"Okey no problem,catet kalimat yang sekiranya penting, gue tau buku catatan lo pasti masih kinclong kan?"
Mikko nyengir, ia tidak menyangkal ucapan Sela karena itu memang benar adanya. Ia menyambar pulpen di tangan Sela dan membuka buku catatannya secara asal-asalan. Ia sudah melebarkan telinga guna mendengarkan penjelasan guru privat nya.
Melihat Mikko yang membuka buku secara ngasal Sela langsung merebut buku dari tangan Mikko. "Lo pikir lo nanem pinus sendiri apa, " ujar Sela.
"Maksudnya? " tanya Mikko yang tidak paham.
Sela menepuk jidatnya, bisa bisanya ada orang segoblok Mikko.
"Kalo nyatet itu mulai dari depan biar buku lo hemat, dan juga biar lo gampang kalo nyari materinya. "
"Kalo bukunya habis tinggal beli lagi, gue kan kaya, " Mikko mengambil buku dari tangan Sela, ia mengikuti perintah Sela untuk mulai mencatat dari halaman pertama.
"Ngakunya kaya tapi pulpen aja nggak punya, " Sindir Sela.
Mikko nyengir tanpa dosa"pinjem lah jangan pelit-pelit jadi orang, "
Sela memutar bola matanya malas, "pasang telinga lo baik-baik ya, kalo kali ini lo nggak paham gue udah nggak mau ngejelasin lagi, "
"Iya deh iya buruan, "
****
Pukul 19.00
Tak terasa waktu berjalan cepat. Setelah kembali menjelaskan materi peda Mikko Sela pamit pulang. Rencana ia akan menginap di rumah Rani. Tadi juga Arga sendiri yang menyuruhnya untuk tidak pulang. Mungkin ia akan pulang besok pagi guna berganti seragam sekolah.
Setelah memastikan kalau Rani sedang ada di rumah Sela kembali memasukkan handphonenya dan bergegas menuju rumah Rani.
Sebelum ini Sela sudah sering menginap di rumah Rani. Kadang ia menginap disana bersama dengan Seli. Tapi lebih seringnya sendiri, seperti kali ini.
Kenapa ia sering numpang tidur di rumah Rani? Karena rumah Rani jauh lebih nyaman dibandingkan rumahnya sendiri.
Ya jelas lah ya, rumahnya saja serasa seperti neraka baginya, berbeda dengan rumah Rani yang ditinggali oleh keluarga kecil yang harmonis dan hangat. Jadi wajar jika ia lebih senang berada di rumah Rani.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
Teen FictionDibalik tawa ceriaku, terdapat luka yang menganga. Aku rindu hangatnya pelukan dan kasih sayang. Rindu? Aku bahkan sudah lupa bagaimana rasanya semua itu. Start : 19 Oktober 2022 End : - Cover and cast by © pinterest