2. Nderek bu nyai

596 20 0
                                    

Sehabis sholat ashar Shafa buru buru pergi ke ndalem, dia tidak mau bu Nyai sampai menunggunya sebisa mungkin Shafa harus sampai sebelum bu Nyai keluar dari ndalem.

Shafa menghela nafas lega karena ternyata bu Nyai belum keluar, bahkan mobil ndalem juga belum di keluarkan berarti Shafa belum terlambat

"Loh mbak Shafa, udah dari tadi disini?" Tanya bu Nyai Halimah saat baru keluar dari ndalem

"Dereng bu Nyai, baru sampai" ucap Shafa tanpa mengangkat kepalanya

"Oalah kirain, yaudah yuk" ajak bu Nyai, dengan sopan Shafa meminta tas bu Nyai untuk dia bawakan "kita naik mobil mas Ridwan nggak papa kan mbak? Soalnya kang husain lagi ngantar abah isi pengajian juga" ujar bu Nyai Halimah saat mereka malah berjalan menuju ndalem utara, tempat tinggal gus Ridwan putra pertama bu Nyai Halimah dan abah yai Abdullah. Ndalem utara ini berada di samping kiri ndalem utama bersebelahan dengan asrama putra

"Nggeh Bu"

Meskipun sudah pisah rumah dari kedua orang tuanya, tapi gus Ridwan sendiri belum garwo atau belum beristri.

Bu Nyai Halimah memiliki empat orang anak, dua laki laki dan dua perempuan. Yang pertama Muhammad Ridwan Abdillah atau gus Ridwan. Kedua Nadifah atau ning Nadi, adik pertama gus Ridwan ini sudah berkeluarga dan di boyong oleh suaminya ke pesantren milik keluarga suaminya untuk membantu suaminya di sana. Ketiga Najwa nur Azkia atau ning Wawa, sama seperti ning Nadi adik kedua gus Ridwan juga sudah berkeluarga dan sekarang ikut suaminya tinggal di Yaman. Terakhir adalah Rafif Abdullah atau gus Rafif, putra ke empat Bu Nyai Halimah itu sekarang masih menempuh pendidikan di Kota Yaman dan tinggal bersama kakaknya ning Wawa.

"Loh umi ngapain malah kesini? Mas kan udah bilang umi tunggu di ndalem saja nanti mas kesana" ucap gus Ridwan lembut, bukannya tak suka jika di hampiri oleh Umi nya tapi gus Ridwan hanya tak ingin Umi nya kesusahan karena harus menghampirinya

"Masa umi nggak boleh nyamperin anak umi" tutur bu Nyai Halimah dengan senyum yang teduh

"Bukan gitu umi tap-"

"Udah ah jangan ngomel terus, nanti kita telat" potong bu Nyai Halimah saat gus Ridwan ingin menjawab

" yaudah umi masuk dulu" gus Ridwan membukakan pintu untuk bu Nyai Halimah sedangkan Shafa berjalan mengitari mobil gus Ridwan dan duduk di samping bu Nyai Halimah

Mobil melaju meninggalkan pesantren Nurul Anwar, tempat pengajian sore ini tidak terlalu jauh dari pesantren, hanya sepuluh menit jika di tempuh dengan kendaraan.

"Kata abah mas Ubay mau kesini mas?" Tanya bu Nyai Halimah memecah keheningan di mobil

"Nggeh umi"

"Memangnya sudah yakin?"

"Sepertinya sudah sangat yakin umi"

"Yah santri umi berkurang satu lagi deh" canda bu Nyai Halimah yang balas kekehan dari gus Ridwan, Shafa hanya diam mendengarkan

Ubaydillah atau gus Ubay adalah keponakan dari abah Yai Abdullah dan merupakan putra ketiga dari pasangan kyai Zulkarnain dan bu nyai Sa'adah, kyai Zulkarnain sendiri merupakan kakak pertama abah Yai Abdullah yang juga memiliki pesantren di jombang

Shafa hanya pernah bertemu gus Ubay dua kali, saat abah yai Abdullah dan bu Nyai Halimah pergi haji dan saat akhirusanah tahun kemarin.

Mobil berhenti di depan masjid yang cukup megah dan sudah banyak jamaah yang hadir, pengajian ini khusus perempuan jadi yang hadir hanya jamaah putri. Bu Nyai Halimah tidak pernah mau menghadiri undangan dengan jamaah campur jika tidak bersama dengan abah Yai

Shafa berjalan di belakang bu Nyai Halimah sembari membawakan tas milik bu Nyai, baru saja masuk para jamaah saling berebut menyalami tangan bu Nyai  Halimah sampai saling dorong, mungkin jika tidak langsung di tertibkan akan ada jamaah yang terinjak

Bu Nyai Halimah mulai berceramah setelah di persilahkan oleh panita. Shafa selalu kagum saat bu Nyai Halimah mulai menerangkan entah itu dalam pengajian seperti ini atau saat acara santriwati di pesantren

Hampir satu jam setengah bu Nyai Halimah mengisi pengajian dan kini mereka sampai di ujung acara, dengan khusuk bu Nyai Halimah mempin doa dengan di aamiini oleh para jamaah. Usai membaca doa akhir majlis bu Nyai Halimah keluar dari masjid dengan di ikuti Shafa seperti awal tadi

"Terimakasih ustadzah Halimah sudah berkenan mengisi pengajian sore ini" ucap salah satu ibu yang merupakan salah satu panitia pengajian

"Sama sama bu, sudah tugas saya berbagi ilmu yang saya punya" jawab bu Nyai Halimah lembut

"Kalau berkenan monggo pinarak ke rumah dulu bu, rumah saya ada di belakang masjid ini" ajak ibu tadi

"Sebentar nggeh bu.. mbak sini" panggil bu Nyai Halimah pada Shafa

"Pripun bu?" Tanya Shafa saat berada di depan bu Nyai Halimah

"Ibu minta tolong bilang mas Ridwan suruh nunggu sebentar pulangnya sekalian sehabis maghrib, ini ibu di ajak mampir ke rumah salah satu jamaah, nggak enak kalau di tolak"

"Nggeh bu"

"Nanti kalau udah mbak Shafa nyusul nggeh"

"Nggeh bu"

Shafa menghampiri mobil gus Ridwan yang terparkir di depan warung kopi depan masjid, ternyata gus Ridwan sedang asik mengobrol dengan bapak bapak yang ada di warung kopi entah membahas apa

"Aduh gimana ya ngomong nya" gumam Shafa dari balik mobil. Mau di hampiri tapi Shafa malu, kalau tidak di hampiri gimana Shafa menyampaikan amanah bu Nyai Halimah

"Mbak" panggil seseorang yang membuat Shafa terkejut padahal suaranya tidak tinggi

"Astagfirullah!"

"Umi mana?" Tanya gus Ridwan saat tak menemukan Umi nya disana, tadi dia tidak sengaja melihat bayangan di samping mobilnya, dia kira itu umi nya ternyata santri yang tadi ikut umi

"Itu, bu nyai sedang silaturahmi ke salah satu jamaah,  gus Ridwan di minta menunggu" cicit Shafa dengan kepala tertunduk

"Oke"

Setelah berpamitan dengan gus Ridwan, Shafa segera menghampiri rumah milik salah satu jamaah yang katanya berada di belakang masjid tempat acara tadi. Usai sholat maghrib bu Nyai Halimah berpamitan dengan pemilik rumah yang baru saja di singgahi yang ternyata bernama bu Nining

"Mbak Shafa udah punya calon belum? Kalau belum mau tidak saya jodohkan dengan keponakan ibu" ujar bu Nining saat mengantar keduanya keluar, Shafa tidak tahu itu benar atau hanya sebuah candaan

"Udah saya tandain itu bu" balas bu Nyai Halimah di akhiri kekehan. Shafa hanya tersenyum canggung, bingung mau memberikan respon seperti apa

HebbaytekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang