Dua rombongan Bus pariwisata melintasi jalur sepanjang pantai. mereka dari SMU yang sedang mengadakan liburan kenaikan kelas. Siang ini cuaca sangat terik, sinar matahari membuat pantulan kemilau pada air lautnya. seorang murid yang berada di Bus 2 membuka jendela tepat disamping kursinya, lalu dia mengeluarkan kepalanya sambil berteriak ke arah lautan. rambutnya di hancurkan oleh angin yang cukup kencang.
"Plak.. plak.. plak..." suara pukulan bertubi-tubi pada bokongnya. "masukkan kepalamu!!!!" bentak seorang Guru pria pada murid itu.
semua anak tertawa melihat murid itu mengelus bokongnya.
Bus 1 sudah sampai terlebih dulu, keduanya berhenti di sebuah bangunan yang terlihat agak tua, sebagai penginapan. terdiri dari empat lantai tanpa balkon. lokasinya tepat berada di ketinggian bukit dengan pemandangan laut lepas. Guru wanita dan Pria mulai membagikan kunci kamar pada semua murid, satu kamar akan di isi 4 orang. kemudian mereka mulai masuk ke dalam gedung dengan nomor kamar yang sudah tertera pada kuncinya. first dan ke tiga temannya mendapatkan kamar nomor 16. mereka segera masuk ke dalam dan memandangi seluruh ruangan. ada 4 tempat tidur single. dua sebelah kanan dan dua sebelah kiri.
"aku disana." ucap salah satu anak laki-laki yang melempar ranselnya ke salah satu tempat tidur.
"aku di mana saja. selama bukan tempat tidur bertingkat." sahut lainnya.
first berjalan ke arah jendela, menarik seutas tali yang bisa membuka semua kordennya. cahaya matahari langsung menerangi seluruh ruangan, tidak ada balkon.
"waah, lihat. sangat memuaskan." ucap salah satunya.
mereka berempat berdiri didepan jendela sambil melihat Laut lepas berwarna biru langit. terlihat garis garis ombak dari jauh membuat mereka tidak sabar untuk mendekatinya.
"hey, ayo ke sana."
"kau gila, belum ada konfirmasi."
"bukankah ini namanya berlibur."
First terkekeh tidak menjawab apapun.
tanpa mengganti pakaian, mereka langsung keluar kamar dan berlari. suara ketukan sepatu mereka menggema disepanjang koridor hotel, kemudian masuk ke dalam Lift. mereka memperhatikan hal yang berbeda, ada yang berkaca, ada yang menghitung angka pada lift, ada yang hanya diam saja. jarak hotel ke pantai hanya beberapa meter saja. jalan utama menuju pantai lebih tinggi, jadi mereka masih bisa melihat keindahan lautnya sepanjang jalan. sisi kiri kanannya ada cafe cafe kecil dan pertokoan asesoris.
sampai pada tujuan utama, mereka terdiam sejenak. menikmati semilirnya angin, suara ombak, pemandangan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
mereka mulai berjalan mendekati tepi pantai. airnya sangat jernih, pasir putih kasar seperti bebatuan."hey, coba tolong fotokan aku di sana..." dia menunjuk ke arah bebatuan pantai yang surut.
suasana disana juga terlihat sepi. mereka menuju ke sana. pengunjung hari ini cukup ramai. banyak turis asing yang berjemur di sepanjang tepi pantainya. ketika mereka sampai pada lokasi yang mereka inginkan, mereka mulai mengamati setiap langkah agar berhati hati. bebatuan berlubang-lubang dengan diameter yang berbeda beda. warna batu kecokelatan dan berlumut membuat permukaan batunya licin.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Time
RomanceJanji yang membuat mereka terus berusaha untuk menepatinya. janji itu juga yang membuat mereka mendapatkan kesempatan untuk bertemu kembali...