---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disclaimer
Cerita ini hanyalah fiksi belaka yang berasal dari imajinasi Authornya.
Karakter dari game "Genshin Impact" hanya dimiliki oleh Hoyoverse, begitu pula dengan Dunia di dalamnya serta konsep yang terkait. Tak lupa juga kredit diberikan kepada pemilik lagu "scenes from the past" -少年如故 (Walau saya mengganti beberapa liriknya agar lebih mudah tersambung dengan ceritanya)
Gambar yang ada dalam cerita ini hanyalah untuk visualisasi, saya tidak mengambil hak cipta.
Saya hanya memiliki beberapa plot cerita dan juga Original Character (OC) saya. Kesamaan apapun dalam karakter adalah murni suatu kebetulan.
Cerita ini saya tulis semata-mata untuk hiburan dan hobi saya sendiri, bukan untuk mencari uang. Jika anda juga terhibur, maka itu lebih baik :)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Drum dipukul, senar dipetik, para pemain mulai memainkan alat musik mereka. Melodi indah yang dilantunkan, menjadi pelengkap dari Opera Peking yang ditunjukkan malam ini.
Tirai pun dibuka. Sang aktor hanyalah perempuan muda, namun nyanyiannya mampu membawa setiap orang di sana ke dalam sejarah penting. Dalam sebuah adegan dari masa lalu.
"Di atas jembatan Pelabuhan Liyue, dimulai dari Sea Of Cloud, yang menyimpan kenangan akan petualangan masa muda."
Seketika terbayang di benaknya. Sosok seorang wanita, dengan rambut pirang emas yang tersinari oleh cahaya keemasan kota. Dia mengingat bagaimana wanita itu berdiri di sampingnya, dengan netra merah bak delima menatap Pelabuhan Liyue— kota yang mereka dirikan— dengan tatapan penuh kasih sayang. Kenangan yang terukir begitu indah dalam memorinya.
"Datang secara tiba-tiba, mengenakan baju zirah dan pedang di tangannya, dia bertarung di bawah cahaya bulan yang menyinarinya."
Dia teringat bagaimana mereka pertama kali bertemu. Dia saat itu sedang mencari tempat baru bagi para pengikutnya. Tak sengaja dia mendengar tentang daerah di bagian selatan, daerah yang dikata begitu subur dan dekat dengan lautan, sebuah daerah yang berada di bawah kekuasaan Dewa lain.
Saat para pengikutnya sedang beristirahat, dia memutuskan untuk mengunjungi Dewa itu, meminta bantuan padanya. namun dalam perjalanan dia dihentikan oleh seseorang wanita.
Suara senjata yang beradu pun menggema dalam larutnya malam. Gerakan bertarungnya yang begitu elegan, membuatnya berpikir, 'Apakah kita sedang bertarung atau menari?' Dan lagi, seorang wanita mampu mengimbanginya dalam pertarungan? Ini sungguh di luar perkiraannya. Tak sadar dirinya menyeringai, memutuskan untuk tenggelam dalam tarian ini sedikit lebih lama.
"Siapa yang tidak tahu kebanggaan dan kegembiraannya, saat menatap matanya yang begitu cerah?"
Sinar mentari menyinari sosok mereka berdua, yang tak sadar sudah bertarung cukup lama, namun pemenang masih belum bisa ditentukan. Pengenalan singkat saling ditukarkan, diselingi dengan beberapa kata pujian. Tak disangka lawannya ini adalah Dewa yang menguasai daerah selatan ini, Fenghuang, namanya. Seekor Illuminated beast dengan wujud asli phoenix yang juga mengambil wujud manusia sepertinya, hanya saja wujud aslinya seekor naga setengah qilin.
Mengingat tujuan awal datang ke sini, dia mengatakan maksud kedatangannya. Sebuah persetujuan akhirnya didapatkan dan sebuah kontrak— sebuah sumpah— dibuat kepada satu sama lain. "Aku, Fenghuang, menerima kontrak darimu, sang Dewa Kontrak, Morax. Aku akan membiarkanmu menggunakan sebagian dari wilayahku sebagai tempat tinggal bagi pengikutmu, dan sebagai gantinya, lindungilah pengikutku dengan segenap jiwamu maka aku pun akan melakukan hal yang serupa." Hanya sang mentarilah yang menjadi saksi kontrak yang sakral ini, memulai hari baru yang tentunya akan berbeda bagi mereka berdua, serta semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scene From The Past
Short StorySebuah lagu membawa kenangan. Sebuah kenangan dari masa lampau. Tentang sebuah sejarah... Dan kisah mereka.