Chapter 1 - Daegu 1999

148 20 1
                                    

— Feels like you —

Irene
Jennie
Taehyung
Seokjin as Taehyun








Tahun 1999 tahun dimana hanya sebagian orang dari berbagai negara yang sudah menggunakan ponsel, sedangkan yang lainnya masih menggunakan fasilitas telepon umun dan mengirim surel melalui komputer atau kantor pos untuk menghubungi kerabatnya.



















PAGI yang hangat dipertengahan musim panas, bunyi alarm mendominasi seluruh kamar namun seseorang dibalik selimut yang tidak lain adalah Irene tak kunjung bangun dan masih terlelap dalam tidurnya tanpa terganggu sedikitpun oleh bunyi alarm maupun cahaya remang-remang yang mulai masuk dari balik jendela.

Seorang wanita masuk kedalam kamar lalu mematikan alarm dan menarik selimut yang menutupi tubuh Irene. Dia adalah Tifanny, sang ibu.

"Apa kau tidak akan bangun untuk bersekolah?" Ucapnya sembari menggungcangkan pelan tubuh sahabatnya.

Irene mulai menggeliat karena terganggu dalam tidurnya sembari perlahan membuka kedua matanya dan mendapati wajah cantik sang ibu.

"Aku akan tidur lima menit lagi eomma."

Sang ibu tidak merasa senang dengan ucapan putrinya itu. Ia menarik lengan Irene saat putri cantiknya akan kembali menempelkan kepalanya pada bantal empuk dan menepuk pelan punggung putrinya.

"Setidaknya kau harus pergi 35 menit dari biasanya, karena sekarang jarak antara rumah dan sekolahmu berbeda sayang."

Seketika rasa kantuk dan malas pun hilang dari dalam dirinya. Irene bangkit lalu merapihkan tempat tidur terlebih dahulu dan setelah itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan bersiap pergi sekolah.

20 menit berlalu ia pun menyelesaikan mandinya dan sekarang tengah duduk dihadapan cermin; Memberi riasan tipis pada wajahnya yang membuatnya semakin cantik.

"Apa yang masih dilakukan putri cantikku disini hm?" Tanyanya sembari membantu memakaikan tas putrinya.

"Cepatlah keluar nona Jennie pasti sudah menunggumu di meja makan." Lanjutnya.

Irene tersenyum lalu mengelus lembut lengan ibunya. Ia sangat bersyukur memiliki ibu yang begitu perhatian dan menyayanginya. "Terimakasih eomma, ayo kita pergi bersama ke meja makan." Ucapnya namun sang ibu menggelengkan kepalanya.

"Masih banyak pekerjaan didapur yang belum diselesaikan sayang. Makan dan bersikap sopanlah pada keluarga Kim." Titahnya.

Sebelum itu, Tifanny memegang telapak tangan putrinya lalu memberikan beberapa lembar uang kertas. "Bersikap baiklah disekolah dan maaf hanya segini yang bisa eomma berikan kepadamu."

"Aku mengerti eomma dan ini lebih dari cukup untukku. Terimakasih, aku menyayangimu selalu." Jawab Irene lalu mengecup pipi ibunya sekilas.

"Eomma pun menyayangimu putriku. Pergilah sekarang, nona Jennie sudah menunggu." Titahnya dan sang putri mengangguk paham.

DIRUANG makan kediaman keluarga Kim, terlihat pelayan serta Nyonya Kim sedang merapihkan meja; Menata peralatan makan dan juga hidangan disana. Irene pun datang sembari membawakan beberapa masakan yang di bawa olehnya dan langsung menyimpannya diatas meja makan.

"Irene bisakah kau panggilkan Jennie yang mungkin masih bersiap dikamarnya?." Ucap tuan Kim.

Irene mengangguk sembari tersenyum, ia pun segera melangkah naik kelantai atas untuk meminta sahabatnya untuk turun dan sarapan. Irene mengetuk pintu kamar sahabatnya dengan perlahan dan memanggilnya dengan nada yang lembut.

"Jennie ini aku." Ucapnya.

Didalam, Jennie menyuruh sahabatnya untuk masuk dan tanpa menunggu lama Irene pun menuruti ucapanya itu. Bisa dilihat sahabatnya saat ini tengah duduk didepan meja riasnya sembari memakai lipstik dibibirnya.

Jennie membalikkan badanya setelah melihat Irene dicerminnya. Matanya berbinar dengan senyuman yang terukir pada wajahnya saat melihat sahabatnya.

"Kau terlihat sangat bahagia hari ini, maukah kau membaginya denganku?" Ucap Irene.

Jennie bangkit dan langsung menangkup pipi Sahabatnya dengan kedua tangannya. "Kurasa aku harus pergi melapor ke kantor polisi." Ucapnya yang sontak membuat mata Irene membola karena saking terkejut.

"Kenapa, ada apa? Katakan padaku."

Jennie perlahan melepas kedua tangannya yang sebelumnya berada pada wajah sahabatnya dan membalikkan tubuhnya; kembali menatap dirinya di depan cermin. Ia menyentuh dadanya dan berkata bahwa seseorang telah mencuri hatinya.

Jennie kembali berbalik dan mencengkram kedua lengan sahabatnya. "Dia berada di sekolah yang sama denganmu Irene! Dan nama di seragamnya adalah Kim..." Jennie sempat memikirkan nama pria tersebut karena lupa.

"Kim siapa?"

"Kim Tae... Kim Taehyun! Iya nama diseragamnya adalah Kim Taehyun!" Ucap Jennie bersemangat.

Irene sempat terdiam, ia memainkan bola matanya; melihat ke kanan dan kekiri untuk mengingat nama dan wajah pria yang baru saja diucapkan oleh Jennie.

"Ah Kim Taehyun!"

"Iya! Apa kau mengenalnya?"

"Tidak, maaf." Ucap Irene dan membuat Jennie menjadi tidak bersemangat.

Jennie melepaskan cengkramannya pada Irene, dia berjalan menuju tempat tidur; membawa tas sekolah yang berada diatas sana dan mengajak Irene untuk turun kebawah bersama.

Irene memeluk sahabatnya dari belakang dan bergurau kenapa tiba-tiba saja sikap Jennie menjadi lesu serta tidak bersemangat seperti sekarang ini. "Aku akan mencari tahu Kim Taehyun itu untukmu." Ucapnya.

Sorot mata Jennie kembali berbinar, ia memehgang tangan Irene dan mengatakan apakah sahabatnya itu benar-benar akan melakukannya untuknya dan Irene pun mengangguk mengiyakan.

"Irene terimakasih aku tersentuh karenamu, Kau memang yang terbaik!" Ucapnya sembari memberikan jempol pada sahabatnya itu.

🤍Feels like you
To be continue

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Feels like youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang