Pamit

646 75 3
                                    

Pamit
.
.
.
.

"Kau menghakimi ku tanpa mau mendengar penjelasan ku Jungkook?!"

"Apa yang perlu di jelaskan? Kau mengkhianatiku Taehyung! Apa salah ku sampai kau melakukan hal menjijikkan itu kepada ku?!"

"Bukankah, sudah kubilang, semua ini karena Tzuyu! D-d.."

"Cukup! Cukup Taehyung! Jangan mencari pembenaran atas kesalahan yang kau perbuat! Persahabatan kita cukup sampai disini!"

Tes!

"Baiklah, kau boleh saja melakukan ini Jungkook! Tapi saat kau tau kebenarannya. Mungkin aku bukan orang yang sama lagi di matamu. Aku pamit!"

.

.

.

.

.

.

.

.

"Sudah berapa lama?"

Jungkook menoleh ke sumber suara. Memecah keheningan yang selama ini selalu menemaninya.

Park Jimin.

Pria yang sudah menjadi sahabatnya hampir di seluruh waktu ia habiskan di dunia ini.

"Mungkin sekitar 2 tahun." jawabnya lirih.

Jimin mendengus mendengarnya. "Ralat, semua sudah terjadi hampir 4 tahun."

"Aku bahkan lupa ini hari apa." Jungkook kembali menatap lurus. Taman indah yang sudah berkali-kali mendapat renovasi.

Tempat dimana mereka bertiga biasa menghabiskan banyak waktu bersama.

"Bukankah sudah ku katakan, mau seburuk apapun Taehyung. Dia tidak akan pernah mau kau terluka?" ujar Jimin.

"Aku gelap mata, tidak pernah mempercayainya. Lantas aku harus apa Jim?" Jungkook menunduk. Air matanya kembali menetes.

Penyesalan karna telah melukai sahabat terbaiknya telak memukul seluruh kesadarannya.

"Bahkan, di setiap detikknya. Dia tetap mencintaimu." lirih Jimin.

Jungkook menoleh cepat menatap kearah sang sahabat.

"Apa maksudmu?" tanya Jungkook.

Jimin tersenyum pahit. Taehyung, dia adalah sahabat, saudara bahkan terlihat seperti ibu baginya.

Semua yang di lakukannya pasti selalu mementingkannya juga Jungkook. Sebelum memikirkan dirinya sendiri.

"Taehyung, dia mencintaimu." jawab Jimin.

Terdengar suara retakan tak kasat mata. Namun nyata terjadi adanya.

"Kenapa?" ucapnya sendu.

You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang