"Siapa nama kamu tadi?"
"N-namaku Axoiz. Salam kenal ya.."
Terdengar helaan napas Axo yang sangat lirih dan lembut. Ini pertama kalinya ia berhasil memperkenalkan diri,walaupun sedikit grogi.
"Nama yang bagus. Tadi nama sekolah ini apa? Sans?" tanya Zet lagi.
"Ya! I hope you like your new place. Oh ya, mau jalan-jalan bentar?"
Zet sempat berpikir selama sesaat. Lalu ia mengangguk tanda ia setuju dan menerima ajakan Axoiz.
"Okeh, ayok!" (A)
Axo menggamit tangan Zet, yang membuat Zet tersentak dan segera melepaskannya.
"Bentar... kau memegang tanganku.." (z)
"Kenapa? Itu sudah biasa bagiku dan teman-teman yang ada disini."
Axo tampak kebingungan melihat Zet yang tak terbiasa memegang tangan orang lain. Namun, apapun situasinya, berpegangan tangan itu hal yang wajar bukan?
"Apakah di sekolah ini boleh untuk berpegangan tangan?" Tanya Zet mengharapkan jawaban.
"Ya boleh lah, masa enggak. Guru-guru disini juga pada berpegangan tangan."
"Hm...oke lah begitu."
Dengan perlahan,Zet menerima uluran tangan dari Axo. Tak terasa, Ia baru menyentuh tangan seseorang untuk pertama kalinya dalam seumur hidupnya. Ia merasakan tangan Axo yang dingin, urat-urat halus yang mengelilimgi sekitar punggung telapaknya.
"Tanganmu terasa dingin sekali,Xo." (Z)
"Hehe, tadi aku mandi pake air dingin. Jadinya dingin deh." (A)
Setelah lama berjalan, mereka berdua sampai di perpustakaan. Tempat dimana Axo menemukan Zet tergeletak tak sadarkan diri disana.
"Nah ini perpustakaan. Aku nemu kamu pingsan di pojokan situ. Kamu juga bisa minjem-minjem buku di penjaga perpus, kalau mau ngadem-ngadem aja juga gapapa."
"Tempat ini sangat dingin sekali. Kamu bisa tahan dengan perpustakaan se dingin ini?"
"Dingin? Ya elah,Zet, Biasa aja. Perpustakaan ini cuman punya 4 AC. Yaudah, ayo kita ke kantin."
Zet hanya mengangguk dalam diam dan menggamit tangan Axo dengan lembut.
"Nah ini kantin. Kamu bisa makan apa aja disini. Berguna banget untk survival. Tapi, disini harus beli pake yang namanya Sans Voucher. Dapetnya Sans Voucher dari nyelesaiin tugas dari guru-guru." Jelas Axo panjang lebar.
Hal yang dilakukan oleh Axo bukan untuk mencari perhatian Zet, tapi lebih ke ingin menjadi yang terbaik untuk Zet.
"Ohh... jadi kayak trading-trading gitu?"
"Yaa...bisa dibilang seperti itu."
"Hmm...aku paham..."
"Kamu mau makan apa? Aku deh yang traktirin,berhubung kamu ga punya Sans Voucher"
Zet melihat-lihat daftar menu yang baru diberikan Axo. Sebenarnya, Ia tidak tahu apa itu makanan-makanan modern. Seperti burger,ramen, es krim, and more.
"Uhh... ramen I guess... belum coba juga."
"Oke deh! Tunggu bentar di kursi situ ya, Aku mau pesan ama Ibu Kantinnya."
"Oke" jawab Zet singkat lalu berjalan menuju kursi terdekat.
Hal itu membuat Axo kegirangan dalam diam. Entah mengapa hatinya sangat bangga saat Zet bisa menjawabnya untuk pertama kali. Karena selama ini, Zet hanya mengangguk tanda ia masih sangat polos dan penurut di dimensi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hateful Love {Axoiz X Zet22} : REMAKE
Любовные романыZet, seorang Ancient Builder yang tiba-tiba saja masuk ke dunia penuh manusia. Ia bertemu dengan seseorang yang mudah tersenyum, sedikit kekanak-kanakan, dan selalu menebarkan tawa. Tanpa sadar, Zet mengukir nama orang itu dengan rapi di hatinya. Ta...