BAB 10 - Flashback [Part 2]

1.1K 154 28
                                    

°°°°

Setelah kejadian tadi, jeongwoo segera pulang ke apartemen nya. Sesampai nya di apartemen ia dengan terburu memasukan pin dengan tangan yang bergetar.

Tin..

Jeongwoo memasuki apartemen nya dan melihat ada seorang wanita yang duduk di sofa milik nya.

"Jeje?" tanya wanita itu.

Jeongwoo mendekat, mendengar panggilan dari ibu nya membuat pertahanan diri nya hancur.
Tangis yang sedari tadi ia tahan mengalir deras di pelukan sang ibu.

"Mom, maafkan jeje. Jeje kotor mom." masih dengan tangisan yang berhasil membuat ibu nya bersedih, jeongwoo mengadukan semua hal yang telah ia lakukan selama hidup di korea.

Tidak sadar akan kehadiran ayah nya yang baru masuk dan langsung mendengarkan semua yang di ucapkan putra bungsu nya itu.

"Jeje gak mau gugurin kandungan ini, mom. Dia gak salah apa - apa." ucap jeongwoo cepat saat melihat ibu nya itu akan membuka mulut.

Rose tersenyum, "Gak ada yang nyuruh jeje untuk gugurin kandungan nya. Mom mau tau, siapa yang udah buat jeje kayak gini?" tanya nya lembut, tak ingin menyakiti putra manis nya lagi.

Hanya gelengan keras yang diri nya dapatkan, melihat hal itu membuat june semakin geram tapi tak menutup kemungkinan jika hati nya teriris melihat keadaan putra nya yang jauh dari kata baik.

"Jeje." panggil nya.

Tubuh jeongwoo menegang, ia melupakan kehadiran sang ayah. Membalikan badan dengan kaku ia melihat ayah nya.

"Daddy." melihat ayah nya hanya membuat jeongwoo semakin merasa bersalah, june yang tau putra nya itu akan menangis segera memeluk jeongwoo.

"Maaf karena udah ngecewain daddy, jeje cuma bisa buat malu daddy aja." ucap nya tersendat.

"Tidak, jeje itu kebanggaan daddy. Jangan pernah berpikiran seperti itu." june menatap istri nya, rose yang paham mendekatkan diri dan berakhir ketiga nya yang berpelukan dengan putra bungsu mereka yang saat ini tengah hancur.

"Kita kembali ke canada, jeje mau kan balik tinggal bareng daddy sama mommy?" tanya june.

"Mau, mau, jeje mau tinggal sama kalian lagi, jangan tinggalin jeje lagi dad, mom."

Melihat tangis anak nya yang semakin kencang, june bersumpah tak akan ada lagi yang bisa menyakiti putra bungsu nya, ia akan menyembunyikan jeongwoo dari media.

Cukup sudah diri nya membuat kesalahan karena harus menyuruh putra bungsu nya melanjutkan pendidikan di korea karena tak ingin jeongwoo menjadi incaran musuh nya di dunia kerja. Diri nya tau jika putra bungsu nya itu seorang submisif maka dari itu ia menyuruh jeongwoo untuk kabur ke negara kelahiran nya tapi yang ia dapat bukan kebahagiaan sang anak melainkan kesedihan yang mendalam bagi putra bungsu nya.

••••

Sunghoon yang mengetahui kabar jeongwoo yang akan pindah segera mengunjungi apartemen milik pemuda tan itu.

"Jeje bener mau pindah?" tanya sunghoon.

"Heum, maaf hyung."

"Gak perlu minta maaf asal jeje janji setelah balik ke sana jangan lupa untuk hubungi hyung, okay? jeje harus bahagia, maafin korea yang cuma bisa ngasih rasa sakit ke jeje."

Jeongwoo merasa tersentuh akan ucapan sunghoon, dengan cepat ia memeluk orang yang sudah ia anggap seperti kakak sendiri. Selama jeongwoo di korea, sunghoon lah yang paling banyak membantu nya padahal sebenar nya pertemuan mereka itu terjadi karena sunghoon yang lupa membawa uang saat ke supermarket sehingga jeongwoo yang saat itu berada di belakang nya bilang ingin membayarkan terlebih dulu.

Awal pertemuan yang menurut kedua nya lucu tapi membekas karena sampai saat ini mereka masih tetap dekat.

"Jeje gak usah inget dia lagi ya, nanti kalau keponakan hyung udah mau lahiran. Hyung bakal nyusul jeje ke canada."

Obrolan singkat sebelum sore nya jeongwoo benar - benar meninggalkan negara yang menjadi saksi kisah percintaan nya untuk pertama kali dalam hidup nya.

••••

Selang satu bulan kepindahan jeongwoo yang tak di ketahui oleh siapa pun kemana pemuda itu pindah kecuali sunghoon. Junkyu yang mendengar kepindahan mantan kekasih sahabat nya itu merasa menyesal karena saat itu menunda untuk berkunjung. Diri nya mengetahui jika jeongwoo hamil, 2 hari setelah putus nya haruto dan jeongwoo, junkyu mengunjungi apartemen sahabat nya itu dan melihat ada satu kotak kecil di sudut ruangan yang menarik perhatian nya.

Ia tak memberitahu isi dari kotak itu kepada haruto karena melihat pemuda itu yang terlalu sibuk dengan kekasih nya saat ini, tapi satu hal yang junkyu tau jika kehancuran pemuda watanabe itu sudah di depan mata karena saat ini junkyu yang sedang menunggu kekasih nya di kafe dekat kampus mereka melihat kekasih sahabat nya itu bergandeng manja dengan lelaki lain.

Dengan cepat junkyu mengambil ponsel nya, memvideokan aksi kedua nya yang dengan tak tau malu berciuman di depan umum.

Mashiho yang baru datang merasa bingung melihat kelakuan junkyu.

"Kyu, ngapain sih?" tanya mashiho.

"Liat tuh, jalang nya adek kamu." ucap junkyu sembari jari nya menunjuk ke arah wonyoung tadi.

"Astaga." ucap nya tak percaya, dengan segera menghubungi adik nya itu untuk menyusul ke kafe.

Tak butuh waktu lama untuk haruto sampai, ia langsung melihat kekasih nya yang sedang bersama laki - laki lain dengan cepat mendatangi meja itu lantas menarik kerah lelaki itu.

"Maksud lo apa jalan sama cewe gua, anjing!" seru haruto lalu menonjok pemuda itu.

Wonyoung hanya diam, tak berniat membantu karena saat ini diri nya tengah ketakutan.

Haruto yang memang sudah melihat video yang dikirim kan junkyu tadi semakin murka melihat kekasih nya yang hanya diam saja.

"Kita putus." tak peduli akan jawaban wonyoung, diri nya langsung pergi meninggalkan kafe di ikuti junkyu dan mashiho.

Sebelum ia memakai helm nya, bisa haruto dengar kekasih kakak nya itu mengatakan. "Karma is real, tapi gak tau kalau ke lo dateng nya kecepetan."

Dan dimulai dari sini, penyesalan yang akan haruto rasakan seumur hidup karena membuang berlian demi sampah masyarakat. Haruto yakin kehidupan yang akan ia jalani tak akan seindah dulu saat diri nya bersama jeongwoo, penyesalan yang baru ia dapatkan setelah pemuda tan itu pergi meninggalkan haruto tanpa ada jejak satu pun.

Perasaan tulus yang ia sia - sia kan kini menjadi boomerang bagi diri nya sendiri.

Flashback end.

Kalau ending nya aku buat jeongwoo turu gimana ya, hehe🙈

Terima kasih bagi yang sudah membaca.

papa; hajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang