"Kenangan" PART 2

95 4 0
                                    

"Hei hei?! Kenapa kalian diam saja hah!! Kalian sudah tau kan apa maksudku. Jadi cepatlah berikan uang kalian!! Aku sangat lapar sekarang!!" Bentaknya dengan senyuman lebar dan tampang seorang nakalnya seraya mendekati kami berdua. Rina pun langsung bersembunyi dibelakang tubuhku. Karena takut akan membuat konflik ini tambah parah, aku terpaksa mengambil sisa uangku yang harusnya aku gunakan untuk membeli makanan tadi.

              Bimo memang siswa yang terkenal akan kenakalannya disekolah, semua siswa bahkan guru pun membenci sifatnya. Iya, beginilah sifatnya. Saat jam istirahat dia suka meminta dengan paksa uang maupun barang berharga siswa lain, kalau permintaannya tak dipenuhi dia akan menghukum orang yang tak memenuhi permintaannya itu. Ia tak sendiri dalam melakukan aksinya, dia ditemani oleh dua temannya yaitu Eko dan Doni. Padahal bimo sendiri ialah anak dari seorang kepala sekolah, dia benar – benar tak bisa menjaga nama besar orang tuanya.

           "I.. Ini ambilah." Kataku sedikit takut dan langsung memberikan semua sisa uangku tadi. "Mana?!" Bentaknya, ia langsung mengambil uangku secara kasar. Dia pun muai menghitung uang yang kuberkan tadi, inilah kesempatan bagiku. Dengan segera aku dan Rina mencoba kabur, Tapi.. "Heehh?? Hanya segini?! Kau mau bermain – main denganku hah?!" Bimo langsung menarik bahuku sambil memutar tubuhku dan langsung menarik kerah bajuku sehingga tubuhku pun terangkat olehnya. "I.. itu.. cu.. Cuma.. segitu yang.. aku punya.." suaraku terbata – bata dan sesak karena leherku yang tercekekik. "Jangan bohong !!" Bentaknya sambil membanting tubuhku kearah dinding. "Arrggghh!" aku menjerit kesakitan. Badanku pun melemas,dan hampir tak sadarkan diri.

            "Hanya segini hah?" Tiba – tiba terdengar suara berbisik di pikiranku, entah mengapa aku merasa suara ini tak asing bagiku. "Hei?! Kubilang hanya segini hahh?!!" bentak suara itu, aku pun tersadar "Kau..  kau siapa?" balasku dengan sedikit pelan dan bingung. Dan tiba – tiba semuanya menjadi gelap, dan aku menyadari bahwa sekarang aku telah berada di alam bawah sadarku. Tiba – tiba muncul sebuah cahaya didepan mataku. "Ah? Apa itu?" dengan penasaran aku mencoba mendekati cahaya tersebut dan menyentuhnya. Tapi.. "Sudah lama sekali ya?! Hahaha!" Seketika cahaya tersebut berubah menjadi sosok seseorang. Seseorang yang tak asing bagiku, karena sosok itu adalah diriku sendiri.

           Aku benar – benar terkejut dengan keadaan ini "Kau?! Kenapa kau?! Kau seharusnya sudah meng... Argghhh!!" tiba – tiba munclu banyak rantai dari tempatku berpijak, rantai tersebut langsung mengikat leher, tangan, tubuh, dan kakiku yang membuat aku jatuh terduduk. "Hei? Kenapa kau terkejut sampai seberisik seperti ini? Sekarang lebih baik kau diam dan biarkan aku menguasai tubuhmu." ucapnya dengan wajah dingin. Emosi ku memuncak "Siaal Kau! Kau seharusnya per.. Arrghhhhh!!!" kata – kataku berhenti karena sebuah tendangan mendarat di perutku. Aku pun terjatuh lemas. "Sudah kubilang, kau harus diam? Apa kau tak mengerti hah? Sekarang aku lah yang berhasil mendapatkan tubuhmu, dan tak lama lagi aku akan bebas dari tempat busuk ini. Hahahahahah!!!!" Dia tiba – tiba menghilang. Tak lama setelah itu, muncul dua buah layar didepanku. Ternyata itu penglihatan tubuh asliku.

          Tiba – tiba terdengar suara dari luar. "Heh kau masih sadar ya?" Layar itu memperlihatkan Bimo yang mulai mendekatiku untuk memberikan pukulannya padaku. "Tapi tenang saja, itu tak lama. Rasakan ini bocah!" teriakannya sambil mengarahkan pukulannya ke wajahku. Aku terkejut dengan keadaan ini,  aku tak bisa melindungi diriku sendiri. Karena aku masih terjebak di alam bawah sadarku. Tapi tiba – tiba tubuh asli ku bergerak sendiri, ya, tangan kananku menahan pukulan Bimo. Pertanyaan muncul di benakku "Siapa yang mengendalikan tubuh asliku?"  aku pun mengingat kejadian tadi, dan tersadar yang mengendalikan tubuh asliku ternyata diriku yang lain, yang baru saja ku temui tadi. Aku sangat merasa kesal "Berengsekk!!" jeritku.

            "Kau terlalu cepat 100 tahun untuk mengalahkan ku, Dasar BOCAH!" Seru diriku yang lain, dan langsung membanting Bimo kearah dinding "Arggghh!!" Bimo menjerit kesakitan dan langsung terduduk. Bimo sangat terkejut dengan kekuatan diriku yang lain, tapi aku tau dia tak semudah ini dikalahkan. Bimo mencoba berdiri dan langsung berlari ke arah tubuhku yang asli. "Kurang ajar kau!!" Tapi dengan cepat diriku yang lain menghindar sekaligus memukul kencang Bimo "Duagh! Duagh! Duagh!!" Diriku yang lain tak berhenti memukuli perut Bimo. Dan "Duaaghhh!!" Serangan terakhir itu sangat telak, yang membuat Bimo terpental hingga tiga meter jauhnya. "Rasakan itu bocah tengik, Hahaha!!" Kata diriku yang lain dengan tawa iblisnya. "Arghh.. Ke..Kekuatan apa ini? Ke.. kenapa kau bisa sekuat ini?" kata bimo yang terkapar lemas. Aku hanya terdiam melihat kejadian menakutkan ini dari alam bawah sadarku.

           Diriku yang lain langsung berjalan mendekati bimo yang hampir tak sadarkan diri itu, dan langsung menarik kerah baju bimo dan mengangkatnya keatas "Heii?? Apa kau mau melanjutkan permainan ini?" tanya diriku yang lain dengan ekspresi dinginnya. "ti..tidak.. to..tolong ampuni a..ku.." Bimo memohon dengan wajah yang penuh ketakutan. "hah? Kau bilang apa? Coba ulangi lagi?" kata diriku yang lain berpura – pura tak mendengar permohonan Bimo tadi. Bimo pun mencoba mengulanginya "To..Tolo...ng A..Ampu.. Argghhhh!!" Belum sempat melanjutkan kata – katanya, Diriku yang lain langsung melempar tubuh Bimo kedinding sehingga membuatnya tak sadarkan diri "Kau sungguh menjijikan, Enyalah!!" kata diriku yang lain.

           Aku tak menyadari banyak siswa yang melihat kejadian tadi, bahkan sudah ada yang berlari memanggil guru. "Sial sampai kapan ini akan berakhir"  pikirku. "Akhirnya!! Akhirnya aku bebas, hahaha!!" kata diriku yang lain yang masih mempertahankan taw a iblisnya, yang membuat semua siswa yang menyaksikan mundur ketakutan. "Hehh.. kira – kira siapa lagi ya?" lanjutnya "Aha.. kau saja!!" diriku yang lain telah menemukan korban selanjutnya, dan ternyata itu Rina. Aku pun terkejut karena sekarang diriku yang lain sudah menyergap tubuh Rina. Aku sangat kesal atas ini semua "HAAA!!! Hentikan ini semua! Tubuh ini bukan milikmu, tubuh ini milikku!! Kau seharusnya enyah" Jeritanku memuncak "PERGILAH KAU!!!" dengan kesal aku dapat menghancurkan rantai – rantai yang telah mengikat tubuhku dari tadi.

                             "Hah! A.. apa apaan ini? Kenapa kau bisa.. Argh!!" diriku yang lain muncul dalam alam bawah sadarku, tapi dengan keadaan yang sungguh lemah. Aku mengambilkesempatan ini dan langsung berlari untuk memukulnya. "Ja..jangan lakukan itu. Dasar kau Bocah keparat!" bentaknya lemah. Tapi itu tak membuat ku getar sedikitpun. Dan akhirnya aku berhasil memukul wajahnya "Pergilah KAU!!" Tapi tiba – tiba semua berubah menjadi putih. "Huh.. sekarang kau memang menang, tapi lihatlah nanti. Hahaha!!" suara itu muncul lagi, tapi lama kelamaan menghilang.

           Akhirnya aku tersadar, tapi aku sungguh terlambat. Kekacauan sudah terjadi. Aku pun tak sengaja melihat wajah Rina dan siswa – siswa yang melihat kejadian tadi, semua melihatku seperti monster. "Siaal!!!" aku sungguh muak dengan keadaan ini dan berlari menjauhi semua siswa – siswa itu. Aku berlari tanpa memperdulikan orang – orang yang ada di sekitarku. Tanpa sadar, aku tepat berada di gudang sekolah. Aku memasukinya dan bediri tepat didepan lemari kaca yang tak terpakai. "Siaal!! Kenapa hal ini bisa terjadi, ini pasti mimpi! Aku harus bangun!!" Kataku sambil menghadap kearah kaca.

           Tiba – Tiba... "Kau masih saja seperti dulu ya Seno?" Bayangan diriku yang lain muncul di kaca itu. "Kau lagi! Sebenarnya kau itu siapa?!" aku bertanya dengan kesal kepadanya. "Aku adalah dirimu yang lain, KENANGAN masa lalu mu yaitu Asreno" ucapannya sambil menatap tajam kearah ku. "Ma..Ma.ksud..mu??" aku keheranan. "Biar kuingatkan semuanya. Dasar kau Bocah pelupa!" seketika semua yang ada dikeliling ku menjadi putih.. "Hahahaha!! Kau akan mengingat semua nya!!" Lanjut Reno dengan tawa Iblisnya.           

***Sementara itu***

            Terlihat dua orang yang sedang mengawasiseno dari kejauhan. "Sudah kubilang, masalah mencari aku jagonya. Hahaha!" ternyata salah satu dari mereka adalah seorang gadis. "Tidak usah besar kepala, apa kau mengingat kata – kata Bos" kata seorang lagi, kali ini adalah pria dewasa. Angin bertiup kencang, hingga menyibakkan jubah mereka. Perlahan – lahan jubah sang gadis terbuka, dan... "Permainan baru saja dimulai! Hahaha!!" tenyata itu adalah Rina.

****BERSAMBUNG****

ANOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang