14

850 118 7
                                    

Haechan mendecak kesal kala seseorang berlari berlawanan arah dengannya dan mendorongnya begitu saja, pasalnya yang melakukan hal itu tidak satu orang, melainkan berpuluh orang, belum lagi masing-masing dari mereka membawa kamera. Haechan sedikit terhuyung kala di dorong, beruntung ajudannya berhasil menangkapnya dan membawanya menepi.

[Kau tidak apa-apa?]

Tanyanya dengan bahasa isyarat dan dijawab anggukan pelan oleh Haechan

[Ada apa?] Tanya Haechan bingung pasalnya bandara benar benar penuh dan ramai.

[Sepertinya ada artis yang kesini, kurasa itu fans mereka]

Haechan mengangguk pelan, mereka pun memilih jalur lain yang tidak ramai. Ditengah tengah Haechan yang berjalan, ia tidak sengaja berpapasan dengan seseorang, pria itu dikerumuni oleh beberapa orang, di sekelilingnya pun bodyguard siaga menjaganya.

Hyuck?

Cicit Haechan dalam hati, memperhatikan pria yang tampak tidak nyaman karena dikerumuni itu, Haechan terdiam, benar benar tertegun melihatnya, walaupun pria itu berdesak-desakan, ia masih melihatkan senyumannya dan melambai ramah pada penggemarnya. Tidak lama setelah itu, Hyuck melihat ke arahnya, Haechan dengan cepat menurunkan topinya dan menarik kepala hoodienya, menundukkan kepalanya dan langsung pergi dari sana.

Air mata Haechan mengalir begitu saja, alasan ia pergi, meninggalkan adik kesayangannya itu karena ia tidak ingin Donghyuck juga berakhir sama dengannya. Haechan, terpaksa melakukan pekerjaan ini karena sejak kecil, ia dipaksa oleh kedua orang tuanya, menjadi umpan untuk menculik anak kecil. Haechan merahasiakan ini semua pada Hyuck karena Haechan tidak ingin Hyuck menjadi jahat dan melakukan pekerjaan kotor seperti ini.

Melihat pria itu tadi tersenyum dengan cerah, sepertinya Hyuck baik baik saja tanpa dirinya, bahkan kini begitu banyak orang yang melindunginya, Haechan awalnya takut, apa yang akan terjadi jika ia meninggalkan adikny, bagaimana nasib adiknya jika ia tidak ada di samping adiknya, tapi membawa adiknya dan tinggal bersamanya juga pilihan yang tidak tepat karena, semakin lama Donghyuck berada di dekatnya, maka nyawa adiknya itu semakin terancam.

Haechan tersentak, ketika Jaemin, ajudannya menepuk pelan pundaknya.

[ Kau baik baik saja? Ada apa?] Tanya Jaemin pelan sambil sedikit panik. Haechan mengganggukkan kepalanya dan mengusap kasar air matanya.

[ Ayahanda sudah menunggu di hotel kan? Ayo segera ke sana] Ucap Haechan dan dibalas anggukan pelan oleh Jaemin.

Pria tadi... terlihat seperti Haechan.

Cicit Jaemin menatap Haechan, dan artis tadi bergantian.

.

.

.

.

.

.

Haechan tersenyum tipis, setelah melakukan rapat dengan ayahanda terkait misi rahasia mereka, Haechan mencari tau tentang adiknya itu, kenapa adiknya di kerumuni seperti itu. Dan Haechan benar benar senang saat mengetahui bahwa adiknya itu ternyata adalah seorang penyanyi.Haechan benar benar bangga, karena akhirnya adiknya itu berhasil mencapai cita-ciatanya. Haechan sedikit sedih karena ia tidak bisa mendengarkan dengan maksimal suara indah dari adiknya itu, walaupun Haechan sudah menggunakan alat pendengar, tapi ia hanya bisa mendengar suara-suara yang bunyinya benar benar lantang dan keras.Dan jujur ia sedikit rindu saat masih kecil ia dinyanyikan oleh adiknya itu. 

Haechan juga terharu, ketika adiknya itu menggunakan namanya sebagai nama panggung, Haechan tau pasti adiknya itu mengira dirinya sudah meninggal dan dihabisi oleh orang tua mereka, Haechan juga merasa tidak enak hati karena mungkin adiknya itu hidup dalam penyesalan, tapi melihat senyumannya, melihat wajahnya yang cerah, Haechan yakin Hyuck sudah berdamai dengan pikirannya.

Haechan sedikit kaget ketika Jaemin tiba tiba berdiri di belakangnya, dengan cepat Haechan mematikan ponselnya pasalnya tadi ia mencari informasi terkait soloist baru bernama Haechan itu.

[Dia mirip dengan mu, namanya juga sama] Ucap Jaemin tersenyum tipis.

[Perasaan mu saja]

Jaemin tersenyum tipis, wajah pria itu memang terlihat sedikit berbeda dengan Haechan, wajah dan matanya lebih bulat dan kulitnya lebih cerah, berbeda dengan Haechan yang rahangnya tegas dan matanya tajam serta kulitnya lebih gelap. Jika pria itu menaikkan poninya, dan sedikit meniruskan pipinya, ia mungkin akan terlihat benar benar mirip dengan Haechan.

Jaemin sudah menjadi ajudan Haechan semenjak mereka kecil, sama seperti Haechan, Jaemin juga bekerja dengan ayahanda, Jaemin bekerja sebagai pembunuh bayaran sejak kecil karena pada dasarnya ia memang memiliki ketertarikan dan merasa tertantang saat membunuh seseorang, Jaemin itu tidak kalah sadis dan menyeramkannya saat menjalankan misinya, tapi saat bertemu dengan Haechan, ia benar benar takut dan merasa dirinya tidak ada apa-apanya dibandingkan Haechan.

Jaemin awalnya mengira, Haechan mungkin anak yang cerdas dan spesial, memiliki jiwa psikopat itu karena itu ia bisa melakukan pekerjaannya dengan baik, tapi saat itu Jaemin pernah melihat, Haechan yang menangis setelah melakukan pekerjaannya, mencuci tangannya berkali-kali seolah bersalah dengan apa yang ia lakukan. Jaemin yang awalnya memusuhi Haechan karena merasa tersaingi dan meresa Haechan lemah karena menangis seperti itu, tapi pelan pelan, setelah mengetahui siapa Haechan itu, Jaemin menjadi tertarik pada Haechan dan mereka pun berteman.

[Apa dia orang yang ingin kau lindungi?] Tanya Jaemin tersenyum tipis pada Haechan.

Haechan terdiam, menenggak air ludahnya kasar dan memalingkan matanya, Haechan dulu pernah bercerita pada Jaemin, tujuannya menjadi pembunuh bayaran adalah untuk menjadi kuat, mengambil posisi teratas, agar ia bisa melindungi seseorang.

[Apa urusannya dengan mu?]

Jaemin terkekeh pelan, menatap tatapan membunuh dari Haechan.

[ Jika dia orang penting dalam hidupmu, maka aku juga harus melindunginya, karna aku selalu mengikuti jalan mu] Senyum Jaemin sambil menaikkan alisnya.

[ Sudah ku bilang menjauh dari hidupku, tujuan hidup kita berbeda....]

[ Maka aku harus menyamakan tujuan hidupku denganmu...] Senyum Jaemin lagi

[ Berhenti menatapku seperti itu, atau ku butakan kau!] Jelasnya lagi sambil mengeluarkan pisaunya.

Jaemin terkekeh mengangkat kedua tangannya di udara. Haechan menggelengkan kepalanya jengan sambil tersenyum tipis ia pun terkekeh pelan dan mengelus pelan kepala Jaemin, bangkit dari duduknya dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Jaemin terkekeh pelan sambil tersipu malu, wajah Haechan itu benar benar tegas, tapi ketika ia tersenyum dan mengelus pelan kepalanya, Haechan terlihat sangat teduh dan itu yang membuat Jaemin jatuh cinta pada Haechan.

Sayangnya saat ini, Haechan masih tidak mengetahui perasaannya. Haechan benar benar menganggap mereka hanya teman kerja, seperti yang Haechan bilang, tujuan hidup mereka berbeda, tapi karena Haechan, Jaemin perlahan mengikuti tujuan pria itu, berjalan di belakangnya, mengikuti semua langkahnya, menjadi orang yang akan melindungi pria itu dalam diam.

Setelah pekerjaan ini selesai, setelah kau berhasil mencapai tujuanmu, akan akan mencoba lagi, menunjukkan cintaku padamu, mengatakan bahwa aku mencintaimu, dan aku akan membuatmu jatuh cinta padaku.

Ucap Jaemin masih menahan senyumannya, kelemahan Jaemin itu hanya satu, Haechan yang tersenyum padanya dan mengelus pelan kepalanya. 

[Complete]  Haechan|| MarkhyuckWhere stories live. Discover now