Hello Again

320 25 0
                                    

warning!
bxb
jaedo

- happy reading -

"Ikut lah ayo, Do. Lo gak kangen emang sama temen-temen lo yang lain?"

Pemuda dengan kemeja biru muda yang tidak dikancingkan dengan benar itu mengembuskan napas berat. Pertanyaan dengan kalimat yang sama itu sudah didengarnya hampir puluhan kali. Matanya mengarah ke arah Taeyong, sosok yang sedari tadi memintanya untuk ikut dalam acara reuni dengan teman-teman sekolahnya.

"Lo gak kangen juga emang sama Jaehyun?"

Kali ini dengan pertanyaan yang berbeda. Namun justru membuat Doyoung semakin menatap malas ke arah Taeyong. "Ngapain harus kangen? Kalo lo emang kangen sama temen-temen ya udah sana ikutan. Gue enggak."

Taeyong tidak menyerah. Tidak akan, setidaknya sampai Doyoung mengatakan iya.

"Kalo gak sama lo, gue gak ada temen, Do. Ayolah ikut, gue yang bayarin deh. Atau kalo mau tambah traktir burger juga gak masalah. Yang penting lo ikutan reuni kali ini."

Tawaran Taeyong memang menggiurkan. Tetapi jangan harap Doyoung akan luluh begitu saja.

Bukannya Doyoung enggan bertemu dengan teman-temannya. Ia hanya malas berada di acara pamer yang berkedok reuni. Doyoung tidak suka. Apalagi ia dulu sempat memiliki masalah dengan beberapa teman angkatannya. Dan, ya, Doyoung malas untuk bertemu dengan mereka.

Tetapi, namanya juga Taeyong. Jika Doyoung itu keras kepala, maka Taeyong lebih dari Doyoung. Bukannya Taeyong tidak mau mengerti kalau Doyoung enggan datang. Hanya saja, Taeyong memiliki tujuan lain yang tentunya tidak mungkin ia katakana pada Doyoung sekarang. Dan yang bisa membuat tujuannya itu tercapai hanya Doyoung datang ke acara reuni tahun ini.

"Lo minta apa lagi deh? Yang masuk akal tapi, sama jangan bikin gue miskin." Well, mungkin Taeyong memang perlu merelakan uang sakunya hanya untuk tujuan yang sebenarnya tidak berimbas banyak kepadanya.

Helaan napas berat Doyoung terdengar sampai telinga Taeyong. Matanya menatap ke arah Taeyong yang kini menunjukkan wajah melas serta mata bobanya pada Doyoung. Baiklah, kalau sudah begini, bagaimana Doyoung bisa menolak kalau Taeyong sudah seperti ini.

"Oke. Gue ikut. Tapi lo kudu jajanin gue burger seminggu sekali selama tiga bulan," putus Doyoung akhirnya.

Senyum Taeyong merekah. Tidak sia-sia usahanya membujuk Doyoung sampai rasanya mau menyerah. Sebab pada akhirnya ia mendapat 'iya' dari Doyoung. Selain itu, syarat yang diminta Doyoung pun tidak aneh-aneh. Hanya burger seminggu sekali selama tiga bulan. Ya, sebenarnya Taeyong tidak suka kalau Doyoung terus-terusan memakan roti isi itu. Tetapi mau bagaimana lagi?

***

Ingatkan Doyoung untuk memukul kepala Taeyong setelah pulang nanti.

Bagaimana bisa, setelah membujuk Doyoung tempo hari lalu, setelah mendapatkan 'iya' justru sekarang Doyoung ditinggalkan sebab Taeyong sudah asik berdua dengan Ten. Sekarang lihatlah, Doyoung sudah seperti anak hilang di swalayan yang tidak mengerti arah ia harus ke mana.

Merasa asing, pun Doyoung menghindari hal-hal yang memungkinkan ia bertemu dengan orang-orang yang sempat ada masalah dengannya dulu, Doyoung akhirnya melangkah ke luar gedung. Ia lebih butuh udara bebas.

"Doyoung, kan? Kenapa di luar?" tanya pemuda yang Doyoung ingat namanya Jungwoo.

"Cari angin aja. Di dalam sumpek banget," jawab Doyoung asal. Tidak asal-asal banget sih, soalnya memang faktanya juga begitu.

"Ya udah, gue duluan ya."

Jungwoo melangkah menjauh, menyisakan Doyoung sendiri di halaman gedung. Untung saja di depan ada bangku yang bisa ia gunakan untuk duduk.

Just an Archieve (Jaedo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang