1

11.3K 465 18
                                    

Shani Side.

Setelah mengantar Christy pagi ini, Shani bergegas ke kantornya. INS Corp adalah perusahaan milik Shani yang dibangunnya bersama Jinan, juniornya saat kuliah dulu. Meskipun belum sebesar Natio Group, perusahaan milik keluarga besar Shani, INS Corp kini tengah melebarkan sayapnya, tak hanya di dalam negeri tapi juga di beberapa negara lain.

"Maaf Bu Shani, sepertinya di depan sedang terjadi kemacetan. Mungkin karena kecelakaan, saya akan mencoba mencari jalur alternatif." Kata pak Agus, supirnya yang telah bekerja untuk keluarganya selama 10 tahun terakhir belakangan ini.

"Baik, tolong ya Pak Agus." Jawab Shani singkat. Lalu dia pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo Nan, bisa tolong handle dulu meeting pagi ini? Ada kecelakaan di jalan ke kantor jadi mungkin aku bakal telat." Kata Shani begitu teleponnya terhubung.

"Oke, ga masalah." Jawab Jinan di seberang sana.

"Kalo ga gini aja deh, nanti misal aku beneran telat, kita Video Coference aja. Tolong disiapin semuanya ya."

"Siap bu bos, ada lagi?"

"Ga itu aja, makasih ya."

"Nghokey." Jawab Jinan jenaka dan hal itu bisa membuat Shani tertawa. Shani memang sereceh itu. Untungnya saat ini dia sedang di mobil, jadi bisa tertawa lepas. Jika di kantor dia akan menampilkan wajah datarnya yang biasa.

Ternyata jalan yang dipilih pak Agus bisa membuat Shani datang tepat waktu. Meskipun harus melewati gang yang cukup sempit. "Terima kasih pak." Ucap Shani saat pintunya dibukakan oleh pak Agus. Dan Shani pun langsung menuju ruang rapat.

"Selamat pagi Bu Shani." Di sepanjang lobi dan perjalanan menuju meeting room, banyak karyawannya yang menyapanya dengan membungkuk hormat. Tentu saja dibalasnya dengan anggukan singkat dan senyuman tipis yang nyaris tak terlihat. Bahkan saat akan menaiki lift, para karyawan yang sedari tadi sudah antre pun memberikan jalan dengan suka rela dan membiarkan Shani menggunakan lift terlebih dulu.

Saat di dalam lift ponselnya pun bergetar, menampilkan nama SG disana. "Iya kenapa Ge?"

"Ci Shani, nanti aku habis dari Illumia mampir ya?"

"Iya Ge mampir aja, kalo aku ga ada di ruangan berarti aku lagi meeting. Kalo laper nanti minta tolong Indah aja buat pesenin makanan."

"Oke deh ci, makasih ya dadah mmuach." Dan panggilan itu pun berakhir. Seulas senyum tersungging di bibir Shani. Dia selalu tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya yang satu itu. Dia sering disalahpahami akibat kedekatan mereka.

Bahkan suatu ketika dia pernah tak sengaja mendengar percakapan antara Christy dan Zee "Gapapa kan Zoy kalo bunda Shani selingkuh sama mamah Gre?"

"Kalo sama Bunda Shani mah gapapa Toy, nanti kita bisa jadi kakak-adek beneran." Rasanya mau menjelaskan kalo dirinya dan Gracia tidak ada hubungan selain sahabat pun percuma. Disamping Gracia yang selalu dengan sengaja berlaku manja dan melakukan skinship yang intens dengannya didepan kedua putri mereka, mungkin hanya mereka berdua yang saling mendaftarkan finger print di ponsel masing-masing. Bahkan untuk hampir semua password mobile banking pun mereka berdua saling hafal, yang mana suami mereka pun tidak mengetahuinya.

Akhirnya pintu lift pun terbuka dan menyadarkan lamunan Shani. Dan dia pun langsung berjalan ke arah meeting room dimana Jinan sudah menunggunya di depan pintu.

"Semua materi sama data-data udah aku siapin disini buat bahan evaluasi." Jinan pun menyerahkan sebuah tablet berlogo apel tergigit dan mereka beriringan memasuki ruangan.

ARISAN 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang