Chap 15

1.7K 227 25
                                    

"Hahahahaaaaa.... lucu sekali. Aku hanya bercanda, mana mungkin aku serius dengan ucapan ku "

Ningning menghela napas lega sembari bersyukur dalam hati. Ia kira Ryujin serius dengan ucapannya, membayangkan mereka berteman saja sudah mengerikan bagi Ningning apalagi kalau sampai keduanya menjalin kasih. Eyy... begini-begini Ningning masih suka yang berbatang.

"Ngomong-ngomong Jisung dan Jaemin tidak kelihatan, kemana mereka?" Shotaro celingukan, mencari sosok sahabatnya yang kurang satu.

"Mungkin jalan-jalan disekitar kerajaan, tidak usah terlalu dipikirkan Jisung akan baik-baik saja" jawab Ryujin.

"Ngomong-ngomong --"

"Selesai kan saja dulu makan malam kalian agar aku cepat mengantarkan kalian ke kamar, terkecuali kalian ingin melihat banyak ular berkeliaran malam ini"

Mendengar itu Shotaro dan Chenle mempercepat makan mereka. Sedang Ningning hanya memperhatikan mereka dengan senyum kecil saat melihat sahabat dan sepupunya itu makan dengan terburu-buru.










Baekhyun terbangun dari tidur lelapnya saat mendengar suara gaduh dari luar kamar. Ia melihat Chanyeol sebentar yang masih tertidur lelap. Tidak tega untuk membangunkan, Baekhyun pun memutuskan memberanikan diri untuk melihat apa yang terjadi diluar.

Baekhyun menuruni ranjang lalu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu kamar. Saat pintu terbuka sontak ia bergidik saat merasakan hawa yang tidak biasa. Baekhyun memperhatikan ke arah kiri dan kanannya sebelum kemudian pendengaran nya kembali menangkap suara-suara dari ruang tamu.

Memberanikan dirinya, Baekhyun pun melangkah menuruni tangga menuju ke arah ruang tamu mereka. Semakin ia mendekat semakin ia merasakan hawa tidak biasa itu sehingga ada perasaan takut yang muncul dalam dirinya.

Sesampainya di ruang tamu ia heran saat melihat tidak ada siapapun disana padahal dirinya sangat jelas mendengar suara kegaduhan dari arah situ. Saat ia berbalik ia terkejut saat mendapati seseorang yang mengenakan jubah hitam bertudung berdiri di belakangnya. Ia mundur beberapa langkah untuk memberi jarak yang cukup jauh dari orang tidak dikenal itu.

"Kenapa kau biarkan dia pergi kesana?"

Baekhyun mengerutkan keningnya. Orang aneh yang berhadapan dengannya sekarang adalah seorang perempuan, suaranya terdengar seperti ia sedang menahan marah.

"Siapa yang kau maksud?" Baekhyun balik bertanya, karena jujur saja ia tidak tahu siapa yang dimaksud perempuan itu.

"Memangnya siapa lagi orang rumah ini yang tidak berada disini" perempuan itu membuka tudung yang menutupi setengah wajahnya dan tampaklah rupa yang membuat Baekhyun terkejut dan semakin takut.

"Kau yang dulu pernah melarang Jisung kembali ke desa Kwangya 'kan? Kenapa tiba-tiba kau kembali menemui kami?"

Perempuan itu mendengus. Ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Baekhyun dan menatapnya tajam dan datar.

"Ya, dan kenapa kau malah mengizinkannya pergi kesana? Apa kau sungguh tidak menyayangi anak semata wayang mu itu sama sekali?"

"Ada janji yang harus ditepati dan aku--"

"Dan karena kau menepati janji mu itu nyawanya sekarang berada dalam bahaya. Apa kau membesarkan anak mu itu hanya untuk memberikan nya pada siluman terkutuk itu?!!" suara perempuan itu meninggi seiring dengan ekspresi nya yang tampak sangat marah bercampur kecewa.

"Aku adalah orang tuanya dan aku percaya anak ku akan baik-baik saja. Jika pun aku menahannya, black mamba pasti akan datang untuk menagihnya karena bagaimanapun yang ditandai tidak akan pernah bisa pergi jauh. Bukankah kau sendiri yang mengatakan itu? Lalu bagaimana aku bisa menahannya disaat takdir sendiri menginginkan mereka untuk bertemu?"

Perempuan itu mengepalkan tangannya, menahan emosi yang meledak-ledak di dalam dirinya. Padahal ia sudah menghapus memori Jisung tentang black mamba itu tapi kenapa itu tidak cukup menghentikan Jisung agar tidak kembali kesana.

"Kembali lah ke desa Kwangya, ada yang harus kita lakukan disana untuk membawa kembali anak mu itu sebelum pernikahan nya dengan siluman itu terjadi" tanpa menunggu persetujuan dari Baekhyun, perempuan itu menghilang begitu saja dari hadapan Baekhyun.

Baekhyun terkejut saat perempuan itu menghilang begitu saja dari hadapannya. Namun tiba-tiba saja ucapan perempuan tadi tentang pernikahan dan black mamba kembali teringat oleh Baekhyun. Ada rasa sesal sekaligus khawatir yang merasuki dirinya sekarang, harapannya apapun yang terjadi anaknya itu baik-baik saja dan akan kembali padanya.

"Jie, jaga dirimu nak"











Menjadi sosok yang sangat dibenci memanglah tidak mudah. Di Kerajaannya ia adalah sosok yang sangat di puja tapi di alam lain ia adalah sosok yang sangat ditakuti, dibenci, dan dihindari. Kesepian dan kesendirian adalah hal biasa baginya selama ratusan tahun ini. Sampai akhirnya ia dipertemukan dengan anak kecil yang tidak takut saat melihatnya dan malah tersenyum senang saat melihat dirinya dalam rupa mengerikannya. Dan saat mereka bertemu sekalipun mereka harus berpisah kembali tapi dengan perjanjian kalau mereka akan bertemu lagi saat anak kecil itu berusia 20 tahun.

Orang tua anak kecil itu menepati janjinya dan sekarang anak kecil itu kembali padanya, menemaninya dalam jiwanya dan menerangi gelapnya takdir nya. Ia mungkin bukan yang baik di mata orang lain tetapi ia ingin menjadi yang terbaik untuk malaikatnya itu.

Senyum kecil terbit di wajah rupawan nya saat melihat lelapnya tidur malaikat nya. Tangannya tidak berhenti mengusap lembut pipi malaikat nya itu yang terasa halus bak kulit bayi saat bersentuhan dengan kulitnya.

"Kau akan terus memandang nya seperti ini?"

"Iya, aku sudah lama merindukannya. Aku tidak ingin hilang kesempatan untuk menikmati setiap momen bersamanya"

Ryujin memutar bola matanya saat mendengar ucapan kakaknya itu yang baginya cukup aneh. Melipat kedua tangannya di depan dada, Ryujin memperhatikan Jaemin yang terlihat sangat bahagia saat melihat Jisung yang tengah terlelap.

"Ku rasa kau butuh untuk meninggalkan nya istirahat sekarang. Biarkan dia istirahat. Dan kau butuh untuk memulihkan kekuatan mu dan kembali bertapa di goa itu lagi"

"Tapi sangat sulit untuk meninggalkan malaikat ku ini sendirian nanti kau akan menyentuhnya"

"Aku tidak serendah itu, tetapi ku akui aku memang mudah luluh dengan yang imut-imut. Tapi kau harus memulihkan dirimu agar saat orang tua anak ini ingin mengambilnya, kau bisa menahannya. Karena bagaimanapun kalian tidak akan pernah direstui bahkan alam pun tidak menyetujuinya"

Ucapan Ryujin menusuk di dalam diri Jaemin. Ia menghentikan usapannya dan menarik tangannya dari pipi Jisung. Ryujin benar, ia tidak boleh kehilangan malaikatnya. Cukup sudah penantiannya sekarang tiba saatnya black mamba mendapatkan hak nya.

"Jaga dia, aku akan pergi sebentar"






































TBC......................................................

See you

Salam hangat dari Semenya Jisung

- Ria

Black Mamba 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang