Bab 1 dari diri

133 4 0
                                    

Atas nama hati 

Diluar kuasa otak

Secara mental tak lagi sama

Dihadang oleh ke egoisan

Diimbangi oleh naluri

Tanpa emosi...

Mungkin jika semua itu bisa berdamai, this human perfect!

Kita hanya lupa bahwa kita tidak bisa menyatukan antara otak dan hati, kita hanya terlalu sering mengutamakan salah satu, hanya terlalu sering mengutamakan salah satu, hanya untuk mengatasnamakan PIKIRAN. Bahwasanya otak dan hati kita terjebak dianatara dua frekuensi yang secara kita tidak sadar semua itu dipimpin oleh rasa ketidak tenangan kita sendiri.

Terkadang kita bertanya "Bagaimana merasakan ketenangan" Sebagian besar orang tenang dengan caranya masing-masing. Terkadang kita juga lupa bahwa dari ketenangan banyak yang kita tinggalkan, mungkin itu cara kita sadar bahwa banyak yang ditinggalkan untuk memberi tahu kita.

Mungkin kita berfikir pengalaman tercipta dari apa yang pernah kita tinggalkan tanpa peduli seberapa besar atau kecilnya. Namun bisa dibayangkan kita tanpa pengalaman? terkadang pengalaman yang membawa kita sampai ke fase tertinggi. Tanpa kita sadari itu cuman berbalik menjadi boomerang, jika kita belum bisa berdamai dengan apa yang kita tinggalkan.

Lagi dan lagi otak dan hati akan saling unggul, alu dimana perannya naluri? mungkin naluri berlindung dibalik "EGO" , Sehingga ego yang akan menyalahkan semuanya. Pada akhirnya semua akan saling merasa salah termasuk DIRI SENDIRI

Menyelamlaah sampai menyentuh dasar

Jika membuat tenang,

Jangan lupakan caramu untuk menyentuh dasar

Jika lupa? balik lah sebelum kamu menyelam,

Jangan terlalu asik dengan kedalamanmu

Bukan seberapa dalamnya dirimu

Tapi seberapa tingginya loncatanmu

Kontradiksi diri sendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang