Atas nama hati
Diluar kuasa otak
Secara mental tak lagi sama
Dihadang oleh ke egoisan
Diimbangi oleh naluri
Tanpa emosi...
Mungkin jika semua itu bisa berdamai, this human perfect!
Kita hanya lupa bahwa kita tidak bisa menyatukan antara otak dan hati, kita hanya terlalu sering mengutamakan salah satu, hanya terlalu sering mengutamakan salah satu, hanya untuk mengatasnamakan PIKIRAN. Bahwasanya otak dan hati kita terjebak dianatara dua frekuensi yang secara kita tidak sadar semua itu dipimpin oleh rasa ketidak tenangan kita sendiri.
Terkadang kita bertanya "Bagaimana merasakan ketenangan" Sebagian besar orang tenang dengan caranya masing-masing. Terkadang kita juga lupa bahwa dari ketenangan banyak yang kita tinggalkan, mungkin itu cara kita sadar bahwa banyak yang ditinggalkan untuk memberi tahu kita.
Mungkin kita berfikir pengalaman tercipta dari apa yang pernah kita tinggalkan tanpa peduli seberapa besar atau kecilnya. Namun bisa dibayangkan kita tanpa pengalaman? terkadang pengalaman yang membawa kita sampai ke fase tertinggi. Tanpa kita sadari itu cuman berbalik menjadi boomerang, jika kita belum bisa berdamai dengan apa yang kita tinggalkan.
Lagi dan lagi otak dan hati akan saling unggul, alu dimana perannya naluri? mungkin naluri berlindung dibalik "EGO" , Sehingga ego yang akan menyalahkan semuanya. Pada akhirnya semua akan saling merasa salah termasuk DIRI SENDIRI
Menyelamlaah sampai menyentuh dasar
Jika membuat tenang,
Jangan lupakan caramu untuk menyentuh dasar
Jika lupa? balik lah sebelum kamu menyelam,
Jangan terlalu asik dengan kedalamanmu
Bukan seberapa dalamnya dirimu
Tapi seberapa tingginya loncatanmu
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontradiksi diri sendiri
PoetryPERINGATAN, membaca ini bisa membuat hatimu tenang hanya "MUNGKIN" tapi kalo tidak percaya cobalah baca dengan intonasi lemah dan lembut niscaya kamu akan tenggelam di tulisan ini, karena ditulis menggunakan hati atas nama pikiran yang mewakili logi...