16

789 112 1
                                    

Jaemin menghela nafasnya panjang, tujuannya menjadi pembunuh bayaran adalJaemin menelan air ludahnya kasar, di depannya satu dua koper penuh berisi emas ia bisa lihat dengan jelas, belum lagi beberapa berlian dan uang tunai yang jumlahnya milyaran.

" Kau mau mengambil misi ini?" Tanya Ayahanda pada Jaemin, Jaemin masih diam, uang sebanyak ini Jaemin yakin ini bukan misi yang mudah.

" Tapi kenapa tidak mengajak Haechan?" Tanya Jaemin sedikit heran pasalnya mereka telah berhasil menangkap mafia narkoba itu dan seharusnya Haechan tidak ada pekerjaan.

" Anak itu bilang ia ingin berlibur, lagi pula pekerjaan ini tidak akan sulit bagimu, bagaimana? Kau ingin mengambil pekerjaan ini?"

Semenjak kecil inilah yang Jaemin inginkan, hanya menghilangkan nyawa orang, ia bisa mendapat bayaran yang berlimpah ruah, pekerjaannya mudah dan beresiko, Jaemin tau itu, tapi begitulah Jaemin, ia terlalu cinta dengan uang.

" Baiklah aku akan mengambilnya, apa yang harus aku lakukan?"

Ayahanda tersenyum puas dan mengeluarkan berkas berkasnya, ia tau bagaimana cara membujuk anak anaknya itu. Jaemin dan Haechan berbeda, sehingga saat memberikan misi pada Jaemin, Ayahanda pasti menyebutkan jumlah bayaran yang akan didapatkan, sedangkan Haechan, anak itu tidak peduli dengan uang, ia hanya peduli seberapa sulit dan menantangnya ia saat membunuh, karena itu saat memberikan misi pada Haechan, ayahanda akan menjelaskan misinya terlebih dahulu.

" Ini misi rahasia, dan kau harus hati hati dengan orang ini" Ucap Ayahanda memberikan sebuah amplop pada Jaemin.

.

.

.

.

Haechan mengadahkan kepalanya kala melihat pintu kamarnya yang dibuka, ia pun menghentikan kegiatannya yang sedang mengemasi baju bajunya.

[Ada apa?] Tanya Haechan sambil mengangkat dagunya pelan. Jaemin tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.

Haechan mengerutkan keningnya, menatap Jaemin curiga, Haechan pun menyadari Jaemin yang tengah memegang sebuah amplop.

[Kau dapat misi?] Tanya Haechan lagi dan Jaemin mengangguk

[Maaf aku tidak bisa ikut, jika membutuhkan bantuan ku, hubungi saja aku]

Jelas Haechan lagi dan Jaemin mengangguk pelan.

Haechan memang selalu begitu, setelah ia menjalankan misi yang cukup sulit, ia pasti meminta libur atau cuti.

[Kau mau kemana?] Tanya Jaemin lagi

[Jepang, hanya satu minggu]

[ Baiklah, aku akan menunggu kepulangan mu]

Jaemin masih menatap Haechan yang tengah membereskan barang barangnya.

" Maafkan aku Haechan..." Ucap Jaemin lirih dan berjalan keluar dari kamar Haechan.

.

.

.

.

.

Jaemin menghela nafasnya panjang, pekerjaan ini memang sangat mudah, tapi Jaemin merasa dimata-matai dimana mana sehingga Jaemin benar benar harus berhati-hati. Jaemin berjalan perlahan, sedikit menurunkan topinya memastikan rencananya berjalan sesuai rencana. Jaemin tidak boleh menyentuh orang itu, hanya membuatnya celaka.

" Ah itu dia..."

Ucap Jaemin pelan ketika menemukan ruang tunggu. Jaemin memastikan di ruangan itu kosong, menaruh sebuah penyadap kemudian keluar dari ruangan itu tanpa mencurigakan. Jaemin dengan cepat kembali ke mobilnya, menunggu dan mendengar pembicaraan di ruangan tunggu itu.

[Complete]  Haechan|| MarkhyuckWhere stories live. Discover now