Haechan menatap curiga Jaemin yang berjalan sedikit pincang, baru saja ia meninggalkan Jaemin beberapa hari, pria itu sudah babak belur.
[Misi mu berjalan dengan baik?] Tanya Haechan dan dijawab anggukan pelan oleh Jaemin.
Haechan menaikkan alisnya curiga, Jaemin tersenyum tipis dan kembali mengangguk untuk meyakinkan Haechan, Haechan pun mendelik bahunya pelan sambil mengangguk dan kembali berjalan menuju kamar.
Jaemin menghela nafasnya panjang, karena ia tidak menunjukkan kemajuan dari misinya dan selalu gagal dalam mencelakakan Hyuck, Ayahanda menjadi kesal dan Jaemin mendapat hukuman karenanya. Entah sudah berapa kali tubuhnya ditendang dan dipukul, Jaemin tidak bisa membatalkan misi itu karena jika ia membatalkan misi, maka ia siap untuk dibunuh di tempat. Jaemin tidak ingin misi ini beralih ke tangan orang lain, karena itu Jaemin mengulur-ulur waktunya, agar ia bisa melindungi Hyuck demi Haechan.
Haechan dengan cepat melajukan motornya , beberapa hari ini gelagat Jaemin sangat aneh, jika biasanya pria itu sering mampir ke kamarnya baik itu hanya untuk menyapa atau melihatnya, kini Jaemin hampir tidak pernah mengunjungi kamarnya. Kemudian beberapa hari yang lalu, Haechan saat itu ingin menemui Ayahanda untuk menanyakan apakah ada pekerjaan yang bisa ia lakukan. Dan saat ia sampai di depan pintu, ia melihat Jaemin tengah ditangani. Haechan tentu tau, kenapa Jaemin berakhir seperti itu, pasti karena ia yang tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya.
Haechan sudah bertanya pada anak itu, menanyakan padanya, apakah ia membutuhkan bantuan atau mendapatkan kendala. Tapi Jaemin hanya tersenyum padanya, menggelengkan kepalanya sambil mengatakan bahwa dia baik baik saja. Karena itu Haechan penasaran dan sedikit khawatir, apa yang sedang dikerjakan oleh Jaemin dan kenapa Jaemin mengulur-ulur pekerjaannya hingga ia ditangani seperti itu.
Jaemin berjalan mengendap-endap berjalan di gang sempit, seingatnya hari ini Hyuck mengadakan fan meeting, Jaemin selalu memperhatikan Hyuck, mencari celah bagaimana cara agar ia bisa menyelesaikan misinya, tapi tanpa menyakiti Hyuck walaupun Jaemin tau itu adalah hal yang tidak pasti. Jaemin masih bisa melihat mobil Hyuck baru sampai di depan gedung. Kemudian ditengah ia memperhatikan Hyuck yang turun dari mobil, ia merasakan sebuah pistol tengah membidiknya.
Jaemin terdiam, membalikkan badannya cepat, ia pun tersenyum tipis dan menatap sendu Haechan yang tengah menodongkan pistol padanya dengan tatapan membunuh. Jaemin mengangkat kedua tangannya pasrah, Haechan pun meminta anak itu untuk berjalan, menuju sebuah gudang yang tidak jauh dari sana.
Haechan meremas kertas yang dilempar oleh Jaemin beberapa saat yang lalu, Ia tidak menyangka ternyata misi Jaemin adalah untuk membunuh adiknya. Sekarang ia mengerti kenapa Jaemin bisa berakhir seperti itu.
[Sejak kapan kau tau?]
Jaemin tersenyum tipis, melihat wajah khawatir dari Haechan.
[Setelah aku mengambil misi itu, maaf... andai aku tau dia adikmu, aku tidak akan mau mengambil misi itu]
Haechan kembali terdiam, masih berusaha menahan amarahnya.
[Kenapa kau melakukan ini?] Tanya Haechan lagi
[Sudah ku katakan padamu, aku akan mengikuti langkahmu, tujuan hidupmu adalah tujuan hidupku]
[Kenapa?]
[Karna aku mencintai mu Haechan]
Haechan terdiam, menatap Jaemin tidak percaya, melihat tatapan Haechan, jujur Jaemin sakit hati, melihat tatapan terkejut, marah, kecewa, khawatir, semua itu terpancar dalam mata pria itu membuat Jaemin bingung.
Haechan menundukkan kepalanya, jujur ia tidak tau harus bagaimana, pekerjaan mereka memang harus membunuh orang, tapi jika Donghyuck yang menjadi targetnya, Haechan yang akan membunuh orang itu. Jika saja orang lain yang mengambil misi ini, jika saja orang yang tidak Haechan kenal yang mendapatkan misi ini, persoalan mudah bagi Haechan untuk menyelesaikannya.
Tapi ini Jaemin.
Sungguh, jika saja Jaemin melakukan hal yang membahayakan Hyuck, Haechan tidak yakin apakah ia bisa menghabisi Jaemin saat itu. Mereka sudah bersama sejak lama, hanya Jaemin yang saat ini berada di sisinya. Dan jujur Haechan tidak sanggup jika Jaemin harus mati ditangannya.
Tapi melihat Jaemin yang terluka seperti ini, membiarkan tubuhnya dihukum seperti itu untuk melindungi adiknya, juga menyakiti hati Haechan. Ia tidak suka melihat Jaemin terluka, ia tidak suka melihat Jaemin dalam bahanya, karena itu Haechan selalu menjaga Jaemin dan selalu ikut campur dalam semua misi Jaemin.
Ya, Haechan memang dingin pada Jaemin, tapi jauh di dalam lubuk hatinya, ia menyangi pria itu.
Ditengah Haechan yang kalut dalam pikirannya sendiri, Jaemin tiba tiba menarik tangan kanan Haechan yang sedari tadi masih memegang pistol, mengarahkan pistol itu pada dadanya. Haechan melotot kaget berusaha menarik tangannya, menjauh dari tubuh Jaemin, tapi Jaemin hanya tersenyum tipis padanya, menahan tangan Haechan agar tetap pada posisinya.
Haechan menggelengkan kepalanya, tangannya pun bergetar berusaha berusaha melepaskan pistol itu dan menjauhkan tangannya, tapi Jaemin lebih kuat menggengam tangan Haechan, menahan tangan pria itu.
Jaemin tidak sanggup lagi, ia takut bagaimana jika ia terpaksa melakukan hal yang membahayakan Donghyuck, bagaimana jika Jaemin terpaksa membunuh Donghyuck, Jaemin sudah berusaha segala cara, membebaskan diri dari misi ini, tapi begitulah dunia kerjanya, jika misi tidak berhasil, nyawa bayarannya, dan Jaemin sudah terjabak dilingkaran setan ini. Karena itu Jaemin melakukan hal ini, ia tidak sudi mati ditangan pria tua bangka itu, karena itu lebih baik Jaemin mengakhiri ini semua disini. Terlebih lagi ia sudah mengkhianati Haechan, berusaha membunuh orang yang selama ini Haechan lindungi.
Air mata Haechan mengalir begitu saja, beberapa kali ia menggeleng kepalanya, nafasnya tercekat. Perlahan Jaemin memaksa jari tangan Haechan menarik pelatuk dari pistol itu, tangis Haechan pecah seketika, ia menutup matanya, menekurkan kepalanya sambil menggeleng ribut.
DOR
Haechan bisa merasakan genggaman tangan Jaemin yang melemah, Haechan membuka matanya, menatap mulut Jaemin yang sudah penuh dengan darah, dan tubuhnya yang terhuyung, Haechan dengan cepat memeluk tubuh Jaemin membawanya ke dalam dekapannya, Jaemin terkekeh, pandangannya perlahan mengabur, tapi ia masih bisa melihat Haechan yang menangis, bahkan Jaemin bisa merasakan air mata Haechan yang jatuh mengenai pipinya.
" Sayang sekali aku baru mengetauhuinya sekarang...." Ucap Jaemin sambil mengelus pelan pipi Haechan menghapus air mata Haechan.
[Terimakasih.... Aku mencintai mu] Jelas Jaemin perlahan dengan bahasa isyarat.
Tangis Haechan semakin pecah ia bisa melihat mata Jaemin yang perlahan memberat.
[ Aku... juga mencintaimu... maafkan aku]
Jaemin tersenyum lebar, menghela nafasnya lega dan menutup matanya perlahan.
Yang ngikutin ini dari awal aku up dulu...
Sebenernya ini aku ganti alur ahahaha
di awal aku bikin alurnya ngga gini :"
Alur yang awal itu aga mirip2 book What if sama Our Story
Makanya aku muter otak dan jadilah alur baru
Semoga masih nyambung dan kalian suka eheee
YOU ARE READING
[Complete] Haechan|| Markhyuck
FanfictionMark tidak menyangka karena kecerobohannya ia bertemu dengan seseorang yang menarik perhatiannya, tapi siapa sangka anak ini menyimpan banyak rahasia yang sama sekali tidak Mark ketahui. Haechan.... Mark benar benar jatuh cinta dan terpikat padanya...