[02] boomerang ; chanjin'✔️

15 ─ Boomerang

" Jangan katakan pada siapapun bahwa ini darah dagingmu── anak kita.."

Selama ini kondisi Hyunjin memang terlalu lemah untuk mengandung.

Terlalu kurus, terus menerus muntah padahal usia kandungannya sudah menginjak trisemester kedua dan Hyunjin kehilangan nafsu makan.

Tangisan histeris terdengar, wajah yang terlihat frustasi dan tidak dapat menerima kenyataan yang mendadak ini.

Tuan Hwang dan nyonya Hwang berdiri di samping jenazah Hyunjin.

Nyonya Hwang menangis histeris sembari memeluk tubuh anaknya sementara tuan Hwang─

Entahlah, ia merasa nyawanya ikut melayang.

Sementara itu, di luar ruangan ada Chris dan Adam yang duduk di kursi tunggu.

" Kau puas sekarang?" tanya Adam dengan suara berbisik.

Chris yang duduk di dekat Adam tentu masih bisa mendengar suara itu meskipun nyaris tidak terdengar.

" Aku── puas."

" Melihat wanita itu hancur membuatku merasa puas."

Setelah itu hening, tak lama kemudian staff rumah sakit yang menemani tuan Hwang dan nyonya Hwang berlari keluar dari kamar mayat itu.

Chris berdiri, ia langkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mayat itu.

Rupanya ibunya pingsan.

Chris kira Hyunjin kembali hidup karena tak sanggup mendengar suara tangisan histeris yang terdengar sangat pilu dari eomma nya.

Saat staff itu kembali bersama suster, nyonya Hwang pun dibawa keluar dari kamar mayat ini.

" Dimana.. anaknya?" tanya tuan Hwang, ia yang tadinya terus menatap wajah Hyunjin kini beralih menatap Chris.

Chris refleks menundukkan kepalanya, "Ruang perawatan bayi."

" Kenapa kau tak pernah bilang pada kami kalau Hyunjin hamil?" tanya tuan Hwang.

Chris mengangkat kepalanya, ia tatap tuan Hwang yang terlibat hidup enggan mati tak bisa.

" Aku─" Chris mengepalkan tangannya, entah kenapa kalimat yang ingin ia katakan tak bisa ia utarakan.

Tenggorokannya terasa tercekat.

" Kau tau siapa ayah anak yang di kandung Hyunjin?"

Chris menggelengkan kepalanya.

Tuan Hwang mendongakkan kepalanya dengan kasar ia hapus air matanya.

" Aku ayah yang payah, orangtua yang buruk."

Pria itu mulai menyalahkan dirinya sendiri.

" Aku gagal menjaga anak yang aku cintai.. meskipun dia bukan putra kandungku tapi─ aku menyayanginya, Chan.."