3 - Normal

50 0 0
                                    

Tok.tok

Pintu diketuk membuat Najel melirik ke sumber suara. Oh ayolah, Najel tak terlihat senang akan kehadiran lelaki itu.

"Kupikir kamu sudah pulang," kata Jungkook sambil berjalan mendekat.

"Belum. Aku lupa, mungkin?" balasnya dengan mata yang masih berfokus pada monitor serta jari jemari yang lincah bermain.

"Ini," ucap Jungkook seraya meletakkan sepaket makanan dan minuman.

"Apa kau sekarang menjadi kurir? Aku tidak ingat kapan aku memesan makanan online."

"Ini gratis."

"Oh, bagus! Sangat bagus," Najel tiba-tiba berhenti. Tangannya mulai membuka sebuah paket yang berisikan kimbap dan es teh. Mata najel beralih ke Jungkook yang membuatnya bertanya kenapa.

"Nanti saja dimakan, nanggung nih, se-match lagi."

"Kamu baru saja menekan tombol mulai, Najel," Jungkook berdecak.

"Yah! Gak sengaja," kata Najel dengan akting rasa bersalah.

Jungkook tak tinggal diam atau hanya duduk dikursi sembari menunggu perempuan itu selesai. Ia memilih untuk mengambil kimbap tersebut lalu menyuapnya kepada Najel, tentunya Najel akan senang membuka mulut.

"Tumben tidak bermain bersama anak-anak?" tanya Jungkook, tetapi Najel mengacuhkan. Jungkook pun melepaskan headphone Najel.

"Kenapa dilepas?"

"Besok jadwal check up jam empat sore."

"Ya, terus?"

"Kosongkan semua jadwalmu besok, kita harus pergi."

"Ya.ya.ya. tanya hoseok saja. Aku tak tahu jadwal. Tapi sepertinya tidak sibuk, hanya menjadi pemateri di pagi hari, mungkin?" kata Najel ragu-ragu.

Jungkook menaruh sumpit dan kotak kimbap di atas meja. Ia kemudian memperhatikan pakaian Najel. "Sejak kapan, gaya pakaianmu begini?"

"Sejak hari ini."

Jungkook diam sesaat sebelum dirinya mencoba untuk menggulung bagian lengan crewneck Najel. Syukurlah, tidak ada bekas luka baru disana.

Jungkook kembali menyuap hingga makanan dan minuman tadi habis. Ia hendak membuang ke tong sampah kemudian menyadari ada sesuatu yang tak asing. Jungkook mengambil benda tersebut dan memperlihatkan kepada Najel.

Najel diam mematung, ia malu karena telah membuang hadiah pemberian dari Jungkook hingga membuat dirinya bingung mau beralasan apa.

"It's okay. Aku yang salah, karena telah memberimu hadiah."

"Bukan begitu, jungkook. Aku bukan bermaksud membuangnya, hanya saja, tanganku yang salah, salah telah melemparnya kesana. Tadi aku......, aku emosi."

"Emosi kenapa?"

"Ntahlah. Aku tidak berminat dengan lipsticknya bukan berarti aku tidak menghargai pemberianmu."

Jungkook mengangguk seolah mengerti ucapan Najel. Jungkook menyimpulkan senyuman sambil melepas kembali lipstick tersebut ke dalam tong sampah. "Lain kali, aku tidak melakukannya. Aku yang salah."

"Jungkook, sudah kubilang, bukannya aku ti-"

"Iya, aku mengerti. Sudah, jangan diperpanjang. Cepat selesaikan permainanmu, kita keluar dari bangunan ini, oke?" Jungkook tersenyum kemudian mengacak-acak rambut Najel.

***

"Strategi yang saya bagikan ini tidak akan berhasil bila kalian tidak serius dalam bertanding atau bisa disebut menyepelekan."

I'M OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang