Dunia Maudy (4)

27.4K 1.4K 33
                                    

.

.

.

.

From : Kak Dika

Kamu pulang duluan?

Sebuah chat masuk membuat Maudy mengalihkan dirinya dari tontonannya di laptop.

Setelah membacanya, Maudy tidak membalasnya, melainkan lanjut menonton drama korea kesukaannya.

Maudy mungkin tampak serius menonton, namun tidak ada perubahan ekspresi dari wajah gadis itu, yang berarti tontonan itu sama sekali tidak mempengaruhinya.

Ia tidak merasakan apapun, padahal biasanya ketika disuguhkan drama atau sebuah film, perasaannya akan campur aduk sesuai suasan film, terkadang ia menangis, kesal dan marah, hingga tertawa terbahak-bahak sendiri.

Maudy hanya menatap kosong pada layar laptopnya yang terus bergerak menampilkan berbagai adegan. Padahal ia berharap dengan menonton drama kesukaannya, ia bisa sejenak melupakan kata-kata jahat kakak kelasnya yang masih terngiang dikepalanya dan tentu sangat berhasil memperngaruhinya.

Untuk pertama kali dalam hidupnya Maudy merasa galau karena sorang lelaki. Maudy merutuki dirinya sendiri yang entah kenapa bisa terjebak dengan seorang Mahardika.

Apakah perasaannya memang sudah sejauh itu?.

From : Kak Dika

Hey, besok aku gak bisa jemput ya

Lagi-lagi ada pesan masuk dari Dika dan kembali hanya ia baca. Seharusnya Dika tidak perlu begini, Maudy bukan siapa-siapa sehingga harus pria itu antar jemput tiap harinya. Dika bahkan tidak perlu mengabarinya seperti ini jika memang tidak bisa.

Cukup tidak datang saja dan Maudy tidak akan berharap lagi.

Dirinya berharap, itulah kenyataannya. Nyatanya, apa yang dikatakan oleh kakak kelasnya itu memang benar, mereka terlambat untuk memperingati Maudy agar tidak jatuh pada seorang Mahardika.

Lalu bagaimana selanjutnya? Itulah yang Maudy pikirkan saat ini. Ia benci merasa tidak tenang seperti ini, karena itu membuatnya tidak bisa menikmati hari-harinya seperti biasa



@@@@




Keesokan harinya, sesuai pesan yang ia kirimkan, Dika memang tidak menjemputnya. Ada sesuatu yang terasa hilang bagi Maudy, namun ia juga bersyukur hari ini akan terbebas dari tatapan dan perhatian anak-anak di sekolahnya.

Namun ketika di sekolah, Maudy juga tidak menemukan Dika dimanapun. Bahkan ketika di kantin yang merupakan tempat tongkrongan wajib bagi sebagian besar murid disitu, tidak ada Dika diantara perkumpulan teman-teman cowok itu.

Maudy dengan cepat mengalihkan pandangannya ketika Dirga, salah seorang teman Dika menatap balik kearahnya. Mungkin cowok itu sadar sedari tadi Maudy terus melihat kearah mereka.

Maudy diam-diam merasa tidak tenang, entah karena tidak menemukan Dika atau karena Dika tidak mengabarinya apa-apa terkait ketidak hadiran pria itu.

Demi menghibur dirinya sendiri dan mengembalikan kewarasannya, sepulang sekolah Maudy mengajak teman-temannya untuk berjalan-jalan ke mall. Sekedar berkeliling hingga mereka lelah dan memutuskan untuk mampir disalah satu restoran cepat saji karena kelaparan.

Rupanya kegiatan itu cukup berhasil terlebih dengan kehadiran teman-temannya yang cukup menghibur, Maudy bisa sejenak melupakan kegelisahannya yang tidak berdasar.

My Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang