What if?

48 5 12
                                    

Are you belong to me?

Bagaimana ini? Jeonghan yakin sekali bahwa Seungcheol itu takdirnya.

Semilir angin menembus melewati jendela menerbangkan beberapa helai rambut Jeonghan yang kian memanjang. Bersyukur sekali kelasnya ada dilantai ke-2 dan bangkunya dekat dengan jendela. Mendukung hobinya yakni bengong menatapi awan.

Bohong, dia sebenarnya sangat tidak suka menatapi awan yang melintas disekitar matahari yang bersinar terang, panas dan silau. Ia tidak suka melakukan kegiatan itu setiap istirahat.

Tapi apa boleh buat, ia akan melewatkan kesempatan untuk obrolan kecil yang sangat jarang terjadi jika tidak melakukan itu. Seungcheol mungkin akan menyapa nya, sekedar bertanya mengapa ia tidak kekantin. Basa basi yang mampu membuat Jeonghan merasakan kupu-kupu berterbangan diperutnya.

Walaupun kemungkinan hal itu terjadi hanya sekali dalam seminggu atau bahkan dua minggu sekali. Tergantung apakah ada orang lain dikelas atau tidak.

Sepertinya kali ini hal itu tidak akan terjadi.

Jihoon sahabat Jeonghan tetap berada dibangku nya, disebelah Jeonghan untuk menyalin tugas dari buku Jeonghan.

'ah kenapa sih enggak dari tadi Jihoon, kenapa harus sekarang?, kenapa juga aku kesal?'

Jeonghan menepuk pipinya pelan menghilangkan pertanyaan dan pemikiran tidak logis yang ada dikepalanya, kenapa pula ia kesal dengan sahabatnya yang tidak tahu apa-apa itu.

Seungcheol terlihat berjalan keluar kelas dari ekor mata Jeonghan. Lagi dan lagi, tatapan penuh makna yang Seungcheol berikan. Tatapan yang selalu saja dialihkan saat Jeonghan membalasnya. Bukan sekali dua kali saja Jeonghan mendapati Seungcheol melihatnya dengan pandangan begitu.

..

Jeonghan tidak tahu dari mana semua ini di mulai. Apakah dari saat itu? Waktu Jeonghan harus terlambat pulang karena membantu ssaem? Apakah karena Jeonghan melihat Seungcheol didepan gerbang dengan dua tas dipunggungnya? Atau karena fakta bahwa Seungcheol menunggu nya di saat semua teman-teman nya pulang.

Atau karena Seungcheol rela dihukum karena memberikan buku paketnya kepada Jeonghan?. Atau karena hal hal kecil lain yang tidak Jeonghan dapatkan dari teman nya yang lain?.

Jeonghan kira ada sesuatu yang berbeda dengan hubungan mereka berdua. Makanya Jeonghan mulai memutuskan untuk merawat rasa yang ada dihatinya kepada Seungcheol. Tapi itu 1 tahun yang lalu. Satu tahun yang Jeonghan rasa seharusnya sudah ada yang berubah diantara mereka. Kemajuan atas hubungannya dengan Seungcheol. Tapi tidak ada yang terjadi. Mereka hanya sebatas teman sekelas.

Jeonghan sudah membuat tembok tinggi untuk menghalau hatinya dari serangan Seungcheol saat liburan kenaikan kelas. Tapi seperti yang biasa terjadi, tembok yang sudah sekuat tenaga Jeonghan bangun dengan membaca quotes dan motivasi online setiap malam harus hancur saat memasuki kelas di hari pertama sehabis liburan, karena Seungcheol tersenyum kepadanya.

Hubungan pertemanan mereka berdua pun terkesan normal tidak menunjukkan apapun. Jeonghan masih sering mengobrol dengan Seungcheol untuk menanyakan tugas atau sekedar obrolan biasa bersama teman-teman yang lain, seolah tidak terjadi apapun.

Tapi memang itu kenyataannya. Tidak terjadi apapun diantara keduanya.

..

"wah enak banget punya secret admirer seperti ini"

Susu coklat dan permen susu yang ditunjuk Jihoon diatas meja Jeonghan membuat Jeonghan kembali memupuk rasa salah paham nya kepada Seungcheol.

Siapa lagi yang mengomelinya di minimarket karena membeli 2 kaleng kopi, merebutnya dan menggantinya dengan susu coklat.

What If? (Jeongcheol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang