13: Perihal rasa bersalah

88 14 0
                                    

Malam akhirnya kembali tiba dan di sanalah Veela dengan kegiatan rutinnya, tengah berbaring mengisi tenaga di ranjang kesayangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam akhirnya kembali tiba dan di sanalah Veela dengan kegiatan rutinnya, tengah berbaring mengisi tenaga di ranjang kesayangan. Asyik memainkan benda persegi yang dipegangnya. Melihat-lihat foto random yang tadi sempat ia potret dikencan pertamanya.

Ya, meskipun diawal hari terasa menyedihkan, tetapi setengah dari momen hari ini masih dapat Veela jadikan kenangan.

Menonton bersama Rion, bermain di timezone, dan menikmati sore hari bersama cukup membuat Veela bahagia. Ahh, rasanya benar-benar menyenangkan saat Veela mengingatnya.

"Veela..." suara itu spontan membuat Veela menghentikan acara ingat-mengingat yang tadi dilakukannya, ia beralih untuk menyahuti panggilan mama. "Ya Ma?"

"Makan malem dulu yuk, ada om Davi juga tuh."

Mendengar ajakan mama, Veela langsung beranjak dari kasurnya. Lalu membuka pintu dan menemui mama.

"Om Davi kesini?"

"Iya, dia bawa kebab loh," balas Nirina dan wajah Veela langsung terlihat senang ekspresinya. "Asik nih. Oh iya, Reiya udah di bawah Ma?"

"Udah, makanya ayo, ntar diabisin sama dia."

Penuturan mama pun membuat Veela langsung bergegas. Dengan cepat ia menuruni anak tangga, meninggalkan Nirina yang saat ini tengah memperingati Veela agar pelan-pelan saja.

Sedangkan Veela, gadis itu sama sekali tak menggubris, ia tetap mempercepat langkah sampai akhirnya ia tiba di ruang makan rumahnya. Seperti yang ia tebak, semua orang berkumpul di sana.

"Punyaku mana nih?" tanya Veela. Sementara Davi langsung mengambil satu bungkus kebab untuk diberikan kepada gadis itu. Veela pun mendekat, menarik salah satu kursi dan menerima bungkusan itu dari Davi.

"Makasih Om. Kalo gini terus cocok nih dapet penghargaan sebagai the best uncle of the year."

"Idihh. Bilang aja kalo besok minta dibawain makanan lagi."

Jangan tanya siapa yang memberika respon itu. Tentu saja itu Reiya, si bocil kematian yang hidup di sana.

"Apa sih, julid aja. Lo juga mau kalik kalo om Davi bawa makanan."

Dan begitulah, makan malam mereka penuh dengan canda tawa dan ditambah keributan-keributan kecil dari Veela dan Reiya. Beberapa saat berlalu, mereka sudah berada di ruang keluarga, mengobrol di sana.

"Studio fotomu gimana Vi?"

"Lancar aja sih Mas, cuma kemaren sempet dapet customer yang agak ribet, banyak permintaan, jadi pusing aku."

"Emang customer kaya gitu tuh suka bikin pusing, Kakak aja sering dapet yang begitu," Nirina mengimbuhi.

Ya, ketiga orang dewasa itu terus membicarakan banyak hal, sementara dua bocah yang lainnya tengah sibuk memperhatikan TV dengan SpongeBob sebagai tontonannya.

It's Starts With Strawberry [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang