•
•
•
•
•
•Malam yang panas, suara musik yang cukup keras dengan lampu berkedap-kedip. seorang gadis sedang duduk dimeja bar menikmati minuman.
Air mata nya menetes kedalam minumannya ia menatap minuman itu penuh kemarahan menggenggam erat gelas kaca yang berisi minuman alkohol itu sampai meledak ditangan nya,cairan merah menetes ke lantai, sepertinya sesuatu telah terjadi kepada nya.
Dia bangun dari tempat duduk nya berjalan ditengah keramaian dan bergoyang dengan penuh gairah. larut dalam kemabukan suasana hatinya tidak baik, air mata terus mengalir membasahi pipi bibirnya terus tersenyum.
"Apakah semuanya akan baik baik saja jika aku menghilang dari dunia ini" Pekik nya ditengah keramaian.
Ia tidak peduli jika orang menganggap nya gila. "katakan saja apa yang kalian ingin katakan tentang gue, gue tidak peduli tentang itu."
Gadis itu adalah 'Callysta Balqis Pratista' cuma satu kalimat untuk gadis itu dari teman temannya 'gadis tidak waras' perkataan itu sudah sering ia dengar.
Callysta keluar dari club, menaiki tangga menuju rooftop ia duduk dibibir rooftop memperhatikan jalan raya yang ada dibawah sana angin bertiup mengenai wajahnya menggoyahkan rambut panjang nya, ia bisa melihat kota jakarta yang begitu indah dari atas sana.
Suara langkah kaki terdengar semakin dekat dengan nya, Callysta tidak peduli ia terus memandangi pemandangan malam.
Seseorang mendekati Callysta dan duduk disamping nya laki-laki itu menawarkan minuman kaleng kepada lysta.
"kamu mau? " Callysta menerima minuman itu dan langsung meminumnya sampai habis.
"Hiks... hngg... hiks" Callysta menangis lagi ia tidak bisa menahan air mata.
Laki-laki yang duduk disamping nya kaget karna tiba-tiba ia menangis, laki-laki itu terus menatap Callysta dia hanya diam mendengarkan suara tangisan Callysta.
"Bian! Lo ngapain di situ! Ayok balik!" Laki-laki itu menoleh kebelakang dan menjawab panggilan temannya "iya! Lo duluan aja bareng anak-anak nanti gue nyusul!"
Laki-laki itu adalah 'Mahavir Arabian Zayan' seorang ketua geng motor yang cukup populer dikalangan remaja dijuluki sebagai 'raja jalanan' dia salah satu anak dari keluarga kaya raya dan terpandang.
"Jangan nangis" Kata Arabian kepada gadis itu dan meninggalkan sapu tangan nya disamping Callysta sebelum dia pergi dari sana.
Callysta hanya diam saja, bibir nya tak bergerak untuk mengeluarkan kata-kata, ia merasa tenang dengan suasana malam angin yang tak henti-henti meniup ke wajahnya.
Gadis berambut panjang itu mengambil sapu tangan yang ada disamping nya,menghapus air matanya dan pergi dari sana.
Callysta pulang ke mansion dalam keadaan mabuk, ia melewati beberapa pelayan yang bekerja di mansionnya. Ia menuju lantai atas untuk kekamar nya Callysta membuka pintu kamar nya yang pertama dia liat adalah ayah nya 'Pratawan Pratista' sedang duduk disofa.
Gadis itu tidak peduli ia merebahkan tubuhnya diatas kasur menutup matanya, dia sudah sangat lelah untuk hari ini.
"Dari mana saja kamu?" Tanya ayah nya bangkit dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLYSTA! |END| (Revisi)
General FictionFollow dulu sebelum baca! Selama dua tahun tinggal di Amerika, Callysta memutuskan untuk kembali ke indonesia dan sekolah disana. Callysta kembali untuk mencari tau penyebab kepergian sang bunda. Sebenarnya apa yang terjadi delapan tahun yang lalu...