CHP||014

3.8K 357 2
                                    

HAPPY READING

Momen kebersamaan Axel dan alea yang nampak dinikmati mereka berdua dengan candaan juga gombalan manis, mereka seperti pasangan romantis yang bisa bikin iri bagi siapapun yang melihat. Tapi, jika orang cerdik yang melihat tentu saja jika diteliti lagi, pandangan pihak satu sama lain begitu berbeda. Tapi adakalanya pemikiran itu bisa menjadi Boomerang dipihak lain? Mungkin saja bukan.

Salah satunya seseorang yang mengintip kebersamaan mereka, mata nya yang berkantong hitam serta pandangan sayunya menatap kedua sejoli yang nampak bermesraan. Dia membenarkan kacamatanya yang melorot dan memandang datar kearah sejoli itu lalu pergi dengan seringainya.

'benar benar licik' batin orang itu

Axel melirik sesuatu yang berjalan melewati lorong gelap, pandangan nya yang tersenyum kearah axel begitu mengejek membuat Axel tersenyum dingin melihatnya.

"Kamu ngeliatin apa?" Tanya alea penasaran sejak dia tidak sengaja melihat Axel yang nampak memandang kesebuah arah sambil tersenyum. Axel menggelengkan kepalanya dan mengelus Surai kekasihnya dengan lembut.

"Aku tuh salah tingkah sama kamu, gabisa nahan senyum kalau liat kamu" ucap Axel membuat alea tertawa kecil.

'bohong'

"Oh iya tadi pas aku liat diruangan sebelah sibuk banget keknya, emang ada acara ya?" Axel yang nampak berpikir kemudian dia mengangguk "iya keknya"

Alea menatap raut wajah Axel kemudian dia tersenyum lalu mencubit pipi Axel "kok aku semenjak ketemuan kamu jadi takut ya?" Ucap alea memandang Axel yang nampak raut wajahnya berubah seakan dia terkejut namun dia kembali menormalkan ekspresi nya.

"Kok takut? Aku ga gigit juga" alea mengangguk "tapi kamu mesum" Axel tertawa "siapa suruh gemes gini bikin aku mau makan kamu" alea mendelik saat pipi nya dicubit.

.....

Di UKS terlihat dua manusia yang berbeda gender, yang satunya nampak menangis dan satu nya lagi hanya diam.

"Maaf aku benar benar ga sengaja hiks.. jangan benci aku" tangis lelaki itu nampak tersedu-sedu, dia berlutut dan menumpukan wajahnya di paha seorang gadis yang terdiam memandangnya.

Gadis itu menghela nafasnya dengan lelah "males gue kalau lu kek gini" lelaki itu nampak menggeleng geleng kan kepalanya  dan memandang sedih kearah sang gadis.

"Jangan"

"Hm?"

"Kamu bisa mukul aku sepuasnya, terserah kamu" ucap lelaki itu yang nampak memperlihatkan ekspresi sang gadis "kamu bisa bunuh aku kalau itu yang bikin kamu puas" ucapnya lagi

"Jangan ngadi Ngadi, gue cuma mau lu putus sama tuh hama, gue paham kenapa lu berhubungan dengan dia. Tapi, lu ngambil putusan sepihak tanpa ngomong ke gue juga bikin gue muak, lu kek ga nganggep gue jadi buat apa gue tetep bertahan sama lu?"

Zinder nampak murung mendengar nya "tapi kan aku juga punya alasan"

Gadis itu memandang zinder dengan tatapan datar "terserah, gue mau keluar cepat lu singkirkan wajah brengs*k lu itu"

"Sakit tau"

"Bodo!"

Gadis itu mendorong zinder lalu pergi meninggalkan ruang UKS, darah yang keluar dari sudut bibir zinder membuat zinder merasa perih namun dia menjilat darah yang keluar itu lalu tertawa.

'Clack'
Nampak pintu yang terbuka dan memperlihatkan adefa, dia terkejut melihat zinder yang tersungkur lalu mendekat kearahnya.

"K-kamu gapapa" belum sampai tangan itu menyentuh zinder, zinder langsung berdiri dan duduk di berangkat UKS "jangan sentuh gue dulu, masih sakit soalnya" ucapnya sambil tersenyum, adefa merasa kaku saat tangannya tidak digapai lalu dia menarik tangannya lagi.

Terjerat Dalam Sebuah Genggaman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang