•MIH07•

25.7K 1.4K 37
                                    

 
                                      🦋🦋🦋

Akhirnya Dera dan Leo sampai dirumah Dera dengan kondisi masih utuh, setelah ngeprank malaikat maut di perjalanan pulang tadi, dikarenakan Leo seperti vampir yang tidak nyaman saat terkena cahaya matahari, mereka hampir saja pulang ketempat sesungguhnya.

Dera langsung saja memesan gopud, menunggu sambil menyuruh Leo memijit kakinya hingga pesanannya datang iapun segera melahap makanannya, lapar sekali sedari tadi ia tidak pernah menyentuh makanan, Dera asik makan tanpa memedulikan Leo yang sedang menatapnya dengan air liur yang akan menetes dan mata yang berkaca-kaca, Leo juga lapar sedari kemarin ia tidak pernah makan.

"Laparr... hiks" ucapnya sambil menarik-narik kecil kaki Dera.

"Lo lapar?" Leo pun mengagguk.

"Yah belilah, gitu aja nangis." Balas Dera santai lalu menyentak kakinya yang ditarik-tarik Leo.

"Beliin Leo gak punya uang hiks.." ucapnya membuat Dera melotot.

"Enak aja pake uang gw, minta sama bapak lo sana!" balas Dera nyolot.

"Papa gak sayang jadi gak kasi Leo uang, rara laperr... hiks minta yah." rengek Leo mengadahkan tangannya sambil memeluk kaki Dera. rara panggilan khusus Leo untuk Dera.

"Itu derita lo! Lepasin kaki gw goblok!" Dera menyentak kakinya kasar hingga tangan Leo terlepas.

Setelah itu, Dera berjalan ke arah kamar meninggalkan Leo yang sedang menangis  menatap piring bekas makan Dera yang sudah bersih.

Berjalan ke kamar Dera, sembari meremas perutnya yang perih.

"Rara Leo masuk yah, Leo mau bobo aja." ujar Leo mencabikkan bibirnya lalu membuka pintu kamar Dera.

Terlihat di atas ranjang, Dera sedang memainkan ponselnya, tanpa merespon Leo, ia sedang serius mencari gaya rambut yang cocok untuk orgil selain gaya rambut yang gondrong, ia tidak suka gaya rambut seperti itu. Setelah lelah mencari, akhirnya ia tidak mendapatkan gaya yang cocok,  semuanya terlalu bagus untuk orang idiot seperti Leo.

Menoleh ke arah Leo yang diam di depan pintu, Dera menepuk jidatnya.

"Sini masuk! cepet keburu gw jadi setan." ucap Dera berdiri mengambil gunting di laci nakas.

"rara mau ngapain Leo? kok ambil gunting,rara mau bunuh Leo!?" Tanya Leo agak panik menatap gunting ditangan Dera dengan cemas, air matanya sudah menggenang.

"Iya gw mau bunuh lo! Sini cepetan!"balas Dera geram, lalu duduk di atas ranjang.

"Jj-jangan rara j-jangan hiks.. L-leo mau hidup hiks gak mau mati.. hiks.." rengek Leo berjalan pelan ke arah Dera mencoba untuk memeluk Dera agar ia tidak jadi di bunuh.

"ETTTT!! diam! Jangan bergerak!" ucap Dera mundur sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada takut kejadian tadi siang terulang kembali dimana semuanya berawal dari pelukan. Leo ini aneh ia merengek hidup tapi tatapan matanya menatap kearah dada Dera, minta digantung! kurang ajar ck.

"Ngapain tuh mata hah! Minta di colok?!" Ucap Dera menatap tajam Leo.

"E-enggak! Leo gak liat." balasnya menutup wajah dan menggelengkan kepalanya ribut.

"Cih alesan, sini gw mau gunting rambut lo!" Dera menarik tangan kurus Leo hingga terduduk di depannya, Derapun mulai menggunting rambut Leo asal-asalan.

Leo hanya menurut, entah kenapa Leo membiarkan Dera menggunting rambutnya padahal ia tidak suka jika ada orang yang memegang rambutnya apalagi mencukurnya.

Leo memandang Dera sambil tersenyum kecil, lalu tangannya memegang ujung baju Dera sambil bernyanyi-nyanyi kecil.

Dera yang melihat tingkah laku Leo hanya menggelengkan kepala, inilah resikonya.

"Kepalanya jangan digerakin." peringat Dera, sebelum memulai aksinya.

Setelah beberapa menit akhirnya Dera belum selesai, Asal-asalan Dera itu tidak asal-asalan, ini semua demi kenyamanan matanya sendiri jika Melihat Leo, Leo itu guanteng, tubuh tinggi tapi kuyus,karena makan nasi mantak.

"rara... Leher Leo sakitt hiks..udah yah Leo udah ganteng kok." mohon Leo untuk kesekian kalinya.

"Bentarr.. dikit lagi nih lo bakal kek Yakuza-yakuza." balas Dera untuk kesekian kalinya juga.

"Tunggu poni jametnya jangan lupa." tambah Dera.

"Nnah...  akhirnya selesai! gantengkan kayak gai ultraviolet." sorak Dera senang, menatap binar hasil karyanya.

Sedang Leo mencabikkan bibirnya,air matanya sudah mengalir sampai jauh mengalahkan aliran pipa rucika.

"Gak cape lo nangis terus?" Heran Dera melihat Leo.

"Leo bakal berhenti nangis kalau rara mau peluk Leo, kalau gak kasih peluk, Leo mau nangis terus aja." ujar Leo minta di tampol.

"Nangis aja sampe lusa gw gak peduli, biar tu mata lo keluar darah." balas Dera, mengambil earphone lalu menyetel lagu nisa sabyan menghiraukan Leo yang berusaha menahan air matanya takut nanti keluar darah iapun beringsut ke pojok kamar lalu menyembunyikan kepalanya di antara kedua lututnya, posisi yang pas untuk orang yang minta dikasihani,lalu ia lanjut menangis dengan mata tertutup.

🦋🦋🦋

Sedang disisi lain Bella dan Maya masih berada di kamar Leo, mereka sedang berusaha mencari pelaku yang memberi Leo obat perangsang. Yah.. mereka menemukan obat perangsang di tempat Dera dan Leo berperang, mau minta bantuan orang tua Leo tapi mereka tidak ingin membantu, mereka lepas tangan dengan masalah ini alias tidak perduli, iya juga sih ini sudah terlanjur terjadi, tapi Bella akan membuat pelaku berada di dalam menghadap keluar.

" Hufft...Kita lanjut besok aja deh, maya pokoknya cuman kita berdua aja yang tau kejadian ini oke." ujar Bella sambil meremas rambutnya, Bella bingung dan sedikit takut memberi tahu Bunda lina dan juga Dian.

"Iya aku pastiin gak ada yang tahu ini, selain kita." balas Maya menepuk bahu Bella memberikan kekuatan.

Merekapun keluar dari mantan kamar Leo dan pulang.

Diperjalan pulang Bella memikirkan strategi agar Dian tidak meledak saat ia memberi tahu berita membagongkan ini.





TBC

 My Idiot Husband [END] VER. PDF✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang