Langit biru yang berada diatas sana terlihat sungguh cerah. Seakan menyambut hari dengan penuh semangat dan gairah. Bahkan matahari yang menyinari saja terlihat lebih terang dan terasa lebih panas.
Semi mulai menjadi Panas, namun pepohonan sakura itu masih bermekaran hanya saja bunganya berjatuhan lebih banyak.
Ke-16 idol itu kini tengah berkumpul di tengah lapang. Didalam tenda bersama dengan manajer mereka tengah mendiskusikan beberapa hal. Bahkan direktur dan staf juga berada disana untuk mengecek kembali pekerjaan yang akan mereka lakukan.
Terdengar suara obrolan mereka yang cukup nyaring. Melihat mereka yang memerhatikan dengan seksama, ada yang sudah menduga, dan juga yang lambat mengerti. Setidaknya mereka sudah diberi gambaran pekerjaan oleh Iori sebelumnya.
Kecuali si surai merah yang sedari tadi terdiam tidak mendengarkan. Dia terus memegang bahunya. Di cuaca yang mulai hangat ini, Riku masih mengenakan pakaian tebal dan lengan panjang. Mencoba menutup sesuatu.
'Semoga saja tak ada yang menyadarinya...' Pikir Riku sambil mencoba memalingkan wajah dari sekian banyaknya bayangan hitam yang dilihatnya.
Surai raven disampingnya mencoba bertanya namun seseorang menyela.
"Seperti yang sudah dibahas, hari ini kalian akan pergi ke sekolah lokal untuk membantu murid-murid belajar!" ucap Direktur membawa perhatian idol padanya.
"Sekolah disini memiliki 8 anak SD, 8 anak SMP. Disana kalian akan mengajari mereka sesuai dengan kelasnya." tambah Rinto
Beberapa idol ada yang memasang muka masa karena harus bertindak seperti guru.
"Eee... Onii-san tidak pandai mengajar..." keluh Yamato
"Ba-bagaimana jika materinya sulit?" Tamaki mulai tak percaya, dia sendiri sadar kalau dia tak begitu pandai belajar apalagi mengajar. Haruka yang berada disampingnya juga mengangguk sekuat tenaga.
"Tak perlu khawatir, di sekolah ini muridnya bervariasi mulai dari kelas 1 SD hingga kelas 3 SMP! Tentu untuk Tamaki-kun dan Haruka-kun yang masih SMA akan dipasangkan dengan anak SD-" Tamaki dan Haruka menunduk muram, bujukan Banri tidak membantu.
"Are?"
Dalam kata lain Tamaki dan Haruka dianggap setara dengan anak SD. Entah kenapa ada yang menahan tawanya mendengar hal itu.
"Ekhem! Berarti pasangannya sudah ditentukan?" Iori mengalihkan pembicaraan. "Ah, berarti aku juga mendapat anak SD?" tanyanya lagi menyipitkan mata
"Untuk Iori-san, kita atur untuk mengajar murid SMP." mendengar tuturan dari manajer Iori sedikti tenang "Dan ini profil murid yang menjadi ajaran kalian!" Tsumugi membagikan dokumen profil murid sekolah.
Ada yang puas dan ada juga yang mengeluh.
Sesuai dugaan Tamaki dan Haruka mendapatkan anak Kelas 1 SD. Tapi tidak masalah karena kalau matematika pasti masih dalam materi penjumlahan dan pengurangan.
"Kurang dalam IPS, hmmm.... kelas 6 IPS tuh apa sih?" tanya Gaku
"Kelas 3 SD, xxxxxx-kun...." ucap Ryuu "Ah, syukurlah dengan anak SD! Aku tak yakin bisa mengajar yang SMP...."
"Kelas 2 SMP.... serius?" keluh Yamato "Onii-san tidak sepintar itu...."
"Aku bersyukur dapat anak Kelas 3 SMP, setidaknya bukan bocah ingusan..." ucap Yuki
"Kelas 3 SMP ya? Aku harus mencari materi dulu." Sougo langsung tergesa-gesa membuka hp nya.
"Kelas 2 SMP, pelajaran yang kurang dipahami Matematika. Kalau tidak salah belajar tentang Pola bilangan sampai peluang kah...." Iori sudah bisa membayangkan apa yang harus diajarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Certain Future with You
FanfictionSequel dari Idolish7 =MONSTER= "Meski dunia memusuhi, masih ada orang-orang yang akan membantumu..." "Meski kau kehilangan segalanya, itu takkan menjadi kemalangan..." "Semuanya akan baik-baik saja, karena dunia dipenuhi dengan harapan..." -Sakura H...