PART 15

2 0 0
                                    


Saat sore hari di rumah, Arbi yang sedang berada di halaman belakang rumah memikirkan buku yang ia berikan kepada Riana, apakah akan dibaca oleh Riana atau tidak

"Dibaca nggak ya? Hemm semoga aja sih dibaca, lagian itu kan buku bermanfaat" gumam Arbi dalam hati

Ibu Arbi tiba-tiba datang menghampiri Arbi yang sedang duduk di kursi halaman belakang dan sedang terlarut dalam lamunannya

"Arbi, ada temen kamu tuh"

"Siapa Bu?"

"Zaky sama Fajar, tuh lagi nungguin di ruang tamu"

"Oh mereka, Iya Bu Arbi entar nyusul"

Kemudian Arbi beranjak dari kursi dan berjalan menghampiri Zaky dan Fajar yang sedang duduk sambil mengobrol dan bercanda di ruang tamu

"Kalian? Ada acara apa nih datang ke rumah sore-sore gini?"

"Eh Arbi, duduk sini bro anggep aja rumah sendiri" Ucap Fajar sambil tertawa dan diikuti juga tertawaan dari Zaky

"Ahelah ini kan emang rumah gue" Arbi kemudian duduk berhadapan dengan Zaky dan Fajar

"Gue mau numpang makan disini Ar, boleh kan?" Ucap Zaky dengan wajah yang memelas

Arbi yang mendengar akan hal itu hanya membelalakan matanya, Fajar menepuk bahu Zaky

"Gimana sih Lo Jak, masa kita kesini mau numpang makan?"

"Becanda kali, Spaneng amat hidup kalian, ketawa dong ketawa, hargain candaan gue" sambil melirik Fajar dan Arbi

"Lo gila emang Jak"

Mereka bertiga tertawa terbahak-bahak karena saling melempar candaan demi candaan. Ya, memang Zaky dan Fajar itu anak yang konyol dan sering bercanda, kalau Arbi memang anak yang kalem tapi ia juga selalu tertawa dengan tingkah teman-temannya itu, Arbi juga harus selalu bersabar menghadapi tingkah kekonyolan Zaky dan Fajar.

Arbi beruntung bisa mempunyai teman seperti mereka yang tidak bandel, malah temannya itu selalu membuat Arbi bahagia dengan candaan yang terkadang garing juga. Sehingga Arbi tetap menjadi dirinya sendiri yaitu cowok yang kalem.

"Kok kalian bawa tas? Jangan bilang kalian kabur nih" Arbi sambil menunjuk Fajar dan Zaky dengan sedikit memicingkan matanya

"Ya Allah Arbi anak yang Baek hati, jangan suudzon dong sayang, kita berdua nih datang kemari mau belajar bareng sama Lo, Yakan Jar?" Jawab Zaky sambil menengok ke arah Fajar yang berada di sampingnya

Fajar mengangguk dengan wajah yang polos seperti anak kecil dan wajahnya yang semakin memelas

"Iya nih, kan kita bentar lagi mau ujian nih, kita harus giat belajar biar lulus dengan hasil yang memuaskan" Ujar Fajar yang wajahnya masih memelas

"Tumben kalian mau belajar bareng, biasanya nggak mau" Jawab Arbi

"Setiap orang itu ada perubahan, nggak mungkin kan orang itu buruk terus"

"Nah bener, tumben Lo bijak Jak" Fajar sambil menepuk-nepuk bahunya Zaky

"Sekalian nginep?" Tanya Arbi

"Jelas dong, kan kita lama nih nggak tidur bareng kan sayang" Ucap Zaky dengan ekspresi wajah yang menggoda hingga membuat Arbi jijik, mereka semua pun tertawa bersama-sama.

"Gila. Oke deh gue seneng kalo kalian nginep disini"

"Serius? Jadi nggak kesepian kan Lo" Fajar sambil memakan kue yang disediakan oleh ibunya Arbi yang ada di meja

"Apaan si, udah tuh di makan"

"Siap bos" jawab Zaky dan Fajar secara bersamaan.

∆∆∆

Mereka pun belajar bersama di kamarnya Arbi, saling sharing pengetahuan yang mereka miliki. Sesekali dihiasi dengan candaan supaya tidak terlalu pusing ketika belajar dan juga sesekali Fajar dan Zaky curhat tentang pacarnya masing-masing.

"Arbi, Lo nggak kepengin gitu pacaran?" Tanya Fajar

"Pacaran? Ngapain? Gue lebih suka kayak gini, fokus terhadap apa yang ingin gue capai dulu" Jawab Arbi yang sambil membaca buku

"Gue pacaran tapi bisa fokus kok nggak lupa buat belajar ya walaupun nggak rajin amat sih" Fajar sambil menutup buku yang sedang ia pegang dan menatap Arbi

"Lagian nih ya menurut agama pun kita kan nggak boleh pacaran, bolehnya tuh Ta'ruf, itupun ya kalau kita udah niat buat nikah,sedangkan kita masih SMA ngapain pacaran? Emang setelah lulus mau langsung nikah? Ya bagus kalau langsung nikah mah, jadi terhindar dari yang namanya maksiat"

Fajar dan Zaky saling berpandangan setelah mendengar kata-kata yang Arbi ucapkan, mereka berdua seperti merasa mendapat sebuah ceramah atau pencerahan, di dalam hatinya sedikit ada rasa malu karena Mereka berdua memiliki pacar.

"Terus gue harus gimana dong Ar? Gue udah punya pacar, gue dosa dong" ekspresi wajah Zaky sedikit ada rasa ketakutan

"Iya bener, gue juga ya sebenernya malu Sama Allah"

"Nah itu kalian sadar, berarti Ya lebih baik segera bertaubat"

"Dengan cara?" Fajar dan Zaky menjawab secara bersamaan

"Perbanyak baca buku islami, rajin Dateng ke pengajian supaya dapet pencerahan"

"Hemm. Kalau gue mutusin Vania, gue jadi nggak tega entar, gue sayang banget sama dia dah"

"Ya itu sih terserah kalian, gue hanya cuma ngingetin, kembali lagi ke diri kalian masing-masing, semua dosa itu ditanggung sendiri-sendiri kan"

Fajar dan Zaky hanya terdiam dan menunduk, sesekali mereka berdua saling bertatapan, mencoba merenungkan apa yang Arbi ucapkan. Fajar dan Zaky pun kemudian meraih buku di depannya untuk menutupi wajahnya.

Lebih Baik (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang