Three.

463 187 19
                                    


03. Sekolah baru



.
.


Kini Claira sudah sampai di mansion, dengan raut datar nya ia melangkah masuk ke depan pintu mewah itu. Dan saat masuk ke dalam di sana ternyata sudah ada sang kakek yang menatap nya tajam.

"Kenapa kau terlambat?" Tanya kakek dingin.

Jika sudah berbicara formal seperti ini sudah dipastikan bahwa sang kakek marah besar, dan tidak boleh melawan jika sudah begini.

Claira menghela nafas nya, ia melirik bodyguard yang menemani nya tadi, kini sudah babak belur, pasti itu ulah kakek nya.

Gadis itu menunduk, ia tau kalau dirinya salah dan seharusnya ia tidak membantah sang kakek, karena pria tua itu tidak suka di bantah.

"Maaf," ucap nya pelan.

Kakek nya berdecak kesal. Dengan langkah lebar ia langsung memeluk cucu nya dengan hangat sembari memberikan kecupan di rambut nya.

"Queen tau, jantung kakek rasanya mau copot dengar kamu lagi menolong pemuda itu yang tengah tawuran, kakek takut kamu terluka Queen." Tutur nya lembut, sembari mengelus rambut panjang nya.

"Jangan buat kakek khawatir Queen, berjanjilah untuk tetap bahagia." Ucap nya lagi.

Claira yang mendengar ucapan terakhir kakek nya membuat dirinya terdiam, ia tau maksud dari sang kakek. Ia membalas pelukan nya dengan erat, entah apa yang akan terjadi jika dirinya tidak memiliki sosok kakek yang kini merawat nya dengan penuh kasih sayang.

"Iya kek, aku berjanji." Jawab nya dengan mata yang mulai mengantuk.

"Baiklah, apa kamu lapar Queen?" Tanya kakek yang masih setia berpelukan sembari mengelus rambut panjang Claira.

"Queen?"

"Queen."

Kakek melepaskan pelukannya dan melihat wajah Claira yang sudah tidur pulas."Loh? Tidur ternyata. Pantas tidak menjawab." Gumam nya gemas melihat wajah tenang cucu kesayangan nya ini.

Dengan mudah sang kakek menggendong Claira menuju kamar milik cucu nya. Ia menurunkan tubuh Claira pelan-pelan agar tidak membuat nya bangun, dan mulai menaikkan selimut sampai leher.

CUP

Ia mengecup kening nya lama. Dan beranjak pergi dari kamar dengan wajah yang masih tercetak marah. Meskipun ekspresi nya datar, tapi itu semua sirna saat melihat tangan nya yang terkepal erat.

"Bawa dia ke ruang bawah tanah, sekarang." Tegas nya dengan mata tajam.

"Baik tuan."




.
.

Keesokan paginya~

Terlihat wajah khas bangun tidur terlihat di sana, Claira turun dengan datar. Di bawah ternyata ada sang kakek yang tengah menunggu waktu sarapan pagi, padahal masih jam 05.30 tapi, itu emang sudah menjadi kebiasaan nya.

"Morning kek," sapa nya lalu duduk di meja makan.

"Morning Queen."

Claira yang ingin makan tidak jadi karena melihat tatapan aneh dari sang kakek, pasti ada sesuatu yang membuat nya repot.

Gadis itu mengangkat alis nya seakan bertanya 'apa?'. Kakek yang melihat itu berdecak, untung cucu kesayangan, pikir nya.

"Kamu pindah sekolah, di sekolah kakek. Namanya SMA ALASKA, buat lanjutin kelas 12. Kebetulan juga calon suami kamu juga sekolah di sana, kamu mau?" Tanya sang kakek.

Bad GeraldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang