Vila

2.5K 104 10
                                    

Drama¦Romance¦Mystery
±450 words

Udara dingin malam menyapa seorang wanita bermata lentik. Bukan hanya itu saja yang bisa di gambarkan untuk mendeskripsikan wajah cantiknya. Dia memiliki kelopak mata ganda, hidung tajam, bibir mungil berwarna merah muda, eum...juga surai legamnya yang lurus menjuntai. Selebihnya tidak ada lagi. Wajahnya terlalu cantik untuk bisa digambarkan hanya dengan kata-kata.

Wanita itu sedang berada di balkon sebuah vila yang sengaja di sewa kekasihnya agar bisa menikmati waktu bersama.

"Hyun.."

Tanpa menoleh pun Irene sudah tahu bahwa itu adalah kekasihnya, yang sudah di pacarinya sekitar tujuh bulan belakangan ini.

Perlahan sepasang tangan melingkar di perut Irene. Kekasihnya sedang memeluknya dari belakang dan itu sangat hangat.

"Sedang apa hm?" tanya Seulgi. Sang kekasih idaman yang berparas cantik tapi juga tampan.

"Menikmati malam." kata Irene lalu mengelus lengan yang melingkar di perutnya.

Seulgi tersenyum lalu semakin mengeratkan pelukannya. Ia juga menaruh dagunya di bahu Irene.

"Kau belum mengantuk?" tanya Seulgi sembari menggoyangkan tubuh Irene seperti menimangnya.

Irene tersenyum.
"Ingin bermain hm?" ucapnya sedikit nakal.

Seulgi terkekeh lalu membalik tubuh Irene. Kedua mata mereka bertemu untuk yang kesekian kalinya, tapi rasanya masih sama. Jantung berdebar.

"Kau sangat cantik." puja Seulgi sembari menyelipkan helaian rambut Irene ke belakang telinga.

"I know." kata Irene.

Seulgi terkekeh lalu menarik tengkuk Irene dan mencium bibirnya.

Awalnya hanya lumatan biasa. Tapi lama-lama menjadi lebih intim karena keduanya mengeluarkan lidah untuk saling bergulat mencari kepuasan.

Irene memutus ciuman itu karena pasokan udara mereka menipis.

Melihat wajah sendu yang Irene layangkan membuat Seulgi menghela napasnya.

"Kau masih memikirkan tentang Yerim?" tanya Seulgi.

Irene mengangguk kecil. Adik satu-satunya yang bernama Bae Yerim itu menghilang sejak tiga bulan yang lalu. Semuanya sudah dilakukan tapi tidak ada petunjuk dimana Yerim berada.

"Apa dia makan dengan baik? Aku tahu aku bukan kakak yang baik untuknya, aku jarang ada waktu untuknya, tapi sekarang aku sangat khawatir. Apa dia baik-baik saja?" kata Irene dengan manik berkaca-kaca.

Seulgi menghela napasnya.
"Apa kau ingin bertemu dengannya?"

Irene menatap kekasihnya itu lekat.
"Tentu saja. Kita juga sudah berjuang untuk menemukannya tapi tidak ada hasil apapun."

Seulgi mengangguk.
"Baiklah. Kali ini aku akan benar-benar menolongmu."

Irene mengernyitkan keningnya bingung.

Ditambah lagi Seulgi memajukan langkah sampai punggung Irene menyentuh pagar pembatas.

"Ss-seulgi, apa yang-"

"Aakkhhh."

Ucapan Irene berganti menjadi teriakan saat Seulgi mengangkat tubuhnya.

Brukk

Sebuah bunyi seperti benda besar yang jatuh menggema dengan kuat.

Kedua tangan Seulgi berpegangan pada pembatas lalu tubuhnya condong kedepan untuk melihat kebawah.

Ia melihat Irene yang sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan darah terus keluar dari kepalanya.

Kejadian yang sama bagi Seulgi seperti tiga bulan yang lalu.

"Cih! kakak dan adik sama saja."

FIN

Aku udah pernah ngepost ini di platform lain dengan cast yang berbeda,  mungkin kalian pernah lihat.

Suka enggak sama genre kayak gini?

Kalian boleh request loh.... Kekeke

SEULRENE || ONE SHOOT COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang