33. Pertemuan

56 5 1
                                    

🌸Bertemu denganmu adalah anugerah yang paling aku syukuri🌸

AUTHOR POV

Sudah 6 bulan berlalu Defa berada di rumah pamannya. Bercerita sedikit mengenai pamannya Defa yang bernama Deni, ia mempunyai lahan perkebunan yang lumayan luas di belakang rumahnya. Istrinya sangat suka berkebun jadi Defa sering ikut membantu dan itu lumayan menghilangkan pikiran Defa dari kejadian yang menimpanya walau kadang sesaat terlintas di pikirannya tentang Ryan, tapi ketika itu terjadi ia langsung berusaha menghilangkannya. Karena tujuan ia kemari adalah untuk menghilangkan semua perasaan buruk yang benar – benar membuatnya lelah.

Berbicara tentang 6 bulan, selama itu juga Defa sudah tidak berhubungan dengan Ryan dan teman-temannya yang lain. Selama itu, ponsel Defa ia matikan dan menggunakan ponsel lain untuk menghubungi keluarganya.

"Disini enak tapi jenuh juga." Gumam Defa yang sedang berada di kamar sendirian.

Memang tidak bisa dipungkiri, setiap hari hanya melakukan aktifitas yang sama pasti membuatnya bosan dan disana ia juga tidak punya teman selain anak perempuannya Deni yang untungnya seumuran dengan Defa bernama Naura. Jadi selama berada di rumah Deni, ia pasti akan menghabiskan waktu dengannya, walau tidak setiap waktu karena Naura harus pergi kuliah.

"Defa ayo sini kita makan dulu." Ucap Tante Defa bernama Dina dari luar pintu kamar.

"Iya tante." Ucap Defa sambil bangun dan masih duduk di tepi kasurnya. Ia lihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 19.00 malam.

Ia segera menuruni tangga dan terlihat ada paman dan anak-anaknya yang juga sedang makan disitu. Defa segera berjalan menuju meja makan, sementara tantenya mengambilkan semangkuk nasi untuk Defa.

"Makasih Tante." Ucap defa tersenyum kecil.

"Makan yang banyak." Kata Dina yang juga sambil tersenyum dan Defa pun mulai mengambil beberapa lauk kemudian mulai memakan makanannya.

"Defa kamu gak mau kuliah lagi?" Tanya Deni dengan tiba-tiba di tengah makan.

"Eh? Be-belum tau Om." Jawab Defa sambil tersenyum kikuk.

"Kamu mau cuti sampe kapan memangnya?" Tanya Deni dengan nada khawatir. Latar belakang Om Defa yang berpendidikan membuat Deni merasa khawatir akan pendidikan keponakannya itu.

"Hmm..." jawaban Defa yang tampak ragu-ragu dengan wajah yang sedikit merasa tidak enak, menyadarkan om nya yang sedang duduk di hadapannya itu. Laki-laki itu langsung memotong ucapan Defa.

"Maaf, Om gak ada maksud apa-apa ko. Om cuma sayang aja kalau kamu sampai gak nerusin kuliah lagi."

"Iya Om aku ngerti ko." Kata Defa tersenyum kecil sambil melanjutkan makannya lagi. Sesaat hanya terdengar suara sendok yang mengenai piring.

"Oh iya hari Minggu nanti ada undangan dari temen baik Om, kamu ikut ya." Ucapan Deni yang tiba-tiba itu membuat Defa menoleh ke arahnya sambil menganggukan kepalanya.

"I-iya Om." Jawab Defa tanpa bertanya lebih jauh lagi.

**

Hari Minggu pun tiba, Defa kini tengah bersiap-siap untuk menghadiri acara undangan, tepatnya yaitu acara pernikahan. Defa terlihat sangat cantik dengan dress selututnya. Dress yang ia dapatkan ketika membeli di salah satu butik beberapa hari sebelum acara. Pamannya yang membelikan dress tersebut karena tau Defa tidak membawa baju seperti itu kesini, alih-alih meminjamkan baju anaknya yang sepantaran dengan Defa, pamannya lebih memilih untuk membelikan dress yang sebenarnya saat itu sekalian mereka refreshing mengelilingi Kota Bandung.

Between Us (Sequel A Cool Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang