The Choice

61 13 12
                                    

[02]

What the hell

~•~•~

Aria penasaran lalu maju berdiri di depan pintu tapi tidak masuk, berusaha mencerna apa yang terjadi. Yah dia tau ibu nya adalah ilmuwan tapi dia tidak tau ibunya sehebat ini dan mereka merahasiakan itu dari Aria? Seriously? Jujur saja Aria agak kecewa dengan mereka sekarang.

Sedangkan yang lain juga sama tidak masuk karena merasa tidak enak jika masuk lalu mendahului tuan rumah jadi mereka menunggu sambil bergelut dengan pikiran masing masing. Sampai akhirnya Aria memutuskan untuk masuk dan melihat lihat ruangan lab orang tuanya itu.

"Kalian tau ini seperti di film film, aku bahkan tidak menyangka aku akan melihat hal yang seperti ini dalam hidupku" ucap klaura yang masuk dan melihat lihat ruangan.

Aria berpikir jika tempatnya seluas ini, itu bisa saja mengenai pekarangan rumah tetangga nya tapi dari luar kelihatan normal. "Sedikit pertanyaan jika dalam nya seluas ini bukankah seharusnya mengenai pekarangan rumah sebelah?" Sontak Aria langsung Melihat iris yang memikirkan hal yang sama dengan nya. Iris yang melihat raut wajah Aria di seberang mengerti dan menujukan pistol menunjuk ke arah Aria. (👉)

Kalo kalian bertanya tanya kenapa di 'seberang' jawaban nya simple, mereka mengelilingi semacam meja bundar teknologi modern. Jadi mereka berpisah tiga tiga, Aria, melody, dan leva ada di sisi kanan sedangkan iris, Aaron dan klaura ada di sebelah kiri.

Setelah melihat lihat leva yang penasaran dengan meja cangih itu mencoba memencet sesuatu di sana. Hal itu di cegah oleh Laura yang lalu melihat leva.

"Jangan sentuh itu" leva yang mendengar nta kenapa langsung berhenti. Itu karena dia tau mungkin yang dia sentuh bisa mengakibatkan sesuatu yang akan membuat masalah, selalu seperti itu jika leva di tegur lalu tidak mendengar perkataan dari mereka.

Mereka yang mendengar Laura menegur leva refleks mendatangi leva yang ada di depan meja itu. "Apa ini? Semacam kode?" Aaron berbicara lalu menatap mereka semua.

"Ah, I know it!" Iris yang berada di belakang sana langsung mencoba menggeser mereka sedikit lalu mencoba mengotak-atik meja komputer. Tidak lama muncul lah semacam Vidio di layar monitor setipis kaca.

"Bagaimana bisa kau tau itu?" Aaron rasanya penasaran meski dia tau di Antara mereka semua iris memanglah yang paling pintar tapi hei, dia dan iris masuk ke kelas yang sama.

"Oh ayolah Aaron, kenapa kau hari ini sering Bertanya. Ingat saat ada kelas komputer? Mereka membahas ini dan kau tidak memperhatikan padahal aku sukarela mengikuti mu" ucap iris panjang lebar mengingat waktu itu Aaron menjengkelkan karena tidak memperhatikan padahal dia yang mengajak datang ke kelas komputer.

"Oh iyakah? Kalo di ingat ingat seperti nya benar, hehe maaf waktu itu aku sempat tidak tidur semalaman mengakibatkan aku sendiri lelah saat di pagi harinya" balas Aaron meminta maaf ke teman nya yang sedang jengkel itu.

Iris yang mendengar hanya mendengus kesal dengan kelakuan makhluk itu. Sedangkan yang lain hanya melihat mereka lelah dengan perdebatan itu beda dengan Aria yang terus menatap layar monitor berpikir lalu mengklik sesuatu di sana hingga Vidio terputar.

"Tes tes... Sudah masuk? Apa ini menyala?" Ucap seorang wanita di dalam layar berbicara dengan suaminya.

"Yup semua sudah menyala, haruskah kita mulai sekarang?" Balas sang suami dengan merangkul istrinya itu.

"Okey, halo!! Aria apa kabar? Apa kamu baik? Bagaimana dengan pertumbuhan mu? Sekolah mu? Kau dapat teman yang baik, Iyakan? Semua baik baik kan?" Ucap seorang wanita itu yang langsung memberikan pertanyaan membabi buta.

Another World : SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang