BAB 14

1.1K 162 36
                                    

°°°°

Hari pernikahan yang sangat dinanti si sulung park. Jay sedang bercermin diruang rias sampai akhirnya june, rose beserta jeongwoo memasuki ruang rias itu.

"Mom." panggil jay, ia mendekat ke arah tiga orang yang sangat berarti bagi dirinya.

Memeluk tubuh rose dengan tangis tertahan. Rose mengusap surai milik anak sulungnya.

"Jay akan segera menikah, jangan mengecewakan sunghoon ya? jika itu sampai terjadi, berarti jay mengecewakan mommy." ucap rose.

June ikut menimpali obrolan keduanya, "Harus menjadi laki-laki yang bertanggung jawab, kalau ada masalah selesaikan sendiri karena sebentar lagi kamu yang akan menjadi kepala keluarga." rose sedikit kesal dengan ucapan suaminya itu.

"Tidak, jay masih bisa meminta bantuan kepada kita, jay masih anak mommy dan daddy. Hanya saja sebentar lagi jay akan memiliki tanggungan sendiri tapi jangan pernah sungkan meminta bantuan kepada kami ya?"

Jay mengangguk, mengucapkan banyak terima kasih kepada wanita dihadapannya, yang sudah membesarkan dan merawatnya sampai sebesar ini dengan kasih sayang dan kelembutan yang ada didalam dirinya.

"Kalau begitu, mommy sama daddy keluar ya? sepertinya jeje butuh waktu berdua sama kamu." pamit rose lalu mengajak suami nya untuk keluar ruang rias.

"Hyung." ucapnya pelan.

"Kemari." jeongwoo langsung menghamburkan pelukan kepada hyungnya itu.

"Selamat, maaf selama ini jeje hanya menyusahkan, selamat berbahagia hyung."

"Jeje gak pernah nyusahin hyung, kan hyung udah pernah bilang, hyung mempunyai adik berarti tuhan percaya jika hyung bisa melindungi adik hyung."

"Jeje ingin menangis tapi nanti make up nya luntur." ucapnya yang membuat jay terkekeh.

"Kalau begitu, jeje keluar saja bagaimana? hyung tak berniat mengusir."

Jeongwoo mengangguk, "Aku memang ingin keluar, kalau begitu aku tunggu hyung datang di altar. Jangan gugup! jangan mempermalukan sunghoon hyung." ucap jeongwoo.

••••

Terlihat haruto saat ini tengah duduk dihadapan meja kerjanya, dengan cepat membaca berbagai macam dokumen yang dikirim sekretarisnya itu. Sampai pada akhirnya terdengar dering ponsel miliknya.

Setelah menekan tombol loudspeaker di ponselnya, haruto kembali melanjutkan pekerjaannya tadi.

"Hallo?" tanya haruto.

"Lo gak dateng ke pernikahannya sunghoon?" tanya junkyu diseberang sana.

Haruto melirik kertas undangan yang memang terdapat dimeja kerjanya.

"Gua dateng, cuma telat." ucapnya.

"Oh, kirain lo bareng. Kalau gitu gua sama yang lain langsung ya, jangan sampe telat banget deh lo."

"Gua usahain secepatnya."

Tut..

Panggilan berakhir, dengan terburu-buru haruto menyelesaikan pekerjaannya. Tak ingin membuat dirinya semakin jelek dimata sunghoon.

papa; hajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang