one and end.

2 1 0
                                    

Asa, dari awal aku melihatmu aku langsung jatuh hati.
kita memang sama, aku tahu itu. Tetapi setelah mengetahui kamu menyukai perempuan juga aku senang. Oh mungkin ini kah kesempatan ku?
ternyata tidak. Aku melupakan fakta bahwa aku sangat jelek bahkan tak cocok jika mempunyai pasangan laki-laki ataupun perempuan.

"lu kenapa sih?! gue tuh gak pacaran sama dia, lu jangan ngebuat pertemanan kita hancur!" ucap Asa kesal kepada Abel, pasal perempuan itu selalu menjodoh-jodohkan dia dengan teman sekelasnya.
"Halah, jujur aja gapapa" sebenarnya Abel juga cemburu dengan hal itu tapi ia tutupi.
"LU TUH KENAPA SIH? UDAH GUE BILANG! MAU LU APA?"
"KAMU NYADAR GAK SIH AKU SUKA SAMA KAMU!" ucap Abel karena tak tahan dengan perasaannya.
"tapi gue gak, lu tuh jelek, gendut, item gue gak mau"
"aku tau.."
"muak gue lihat Lo"
dia berjalan meninggalkan ku.
aku sakit hati. aku bingung. aku sakit. aku gagal.
ingin sekali rasanya teriak dengan kencang, tapi aku tak boleh merasa menjadi orang yang paling tersakiti.

semenjak saat itu, kita tak pernah mengobrol, jangankan mengobrol bertatap mata saja tak pernah. tidak ada yang menahu tentang hal itu tetapi aku tetap malu.

aku jatuh sakit, beberapa hari setelah kejadian itu.
tak ada seorang pun peduli dia pun tahu tetapi tidak peduli. sakit ku bertambah parah. demam ku semakin tinggi hingga aku tak bisa ke sekolah.

*asa pov
aku sedikit menyesal melakukan hal itu. berteriak kepadanya. tapi aku kesal dan marah kepadanya.

beberapa hari kemudian aku tahu dia sakit dan dia sempat pingsan disekolah, aku sedikit khawatir.
aku tidak menjenguknya karena aku malu dan masih tetap merasa bersalah.
dia tetap memaksakan diri untuk kesekolah, ntahlah untuk hal apa.

dia selalu melihatku bahkan berusaha dekat denganku lagi tapi aku menghindar.
aku mendengar kabar bahwa dia masuk rumah sakit. aku khawatir hebat takut dia kenapa-napa.
pertanyaan yang selalu ada dipikiran ku "apakah itu gara gara aku?"

akhirnya aku menjenguknya.
saat aku melihatnya aku sedikit kaget.
pipi gembul nya hilang, badannya menjadi kurus, dan banyak rambut rontok disekitarnya.

"Abel.."
"Asa.." dia mengucapkan nama ku lalu menunduk. Apakah dia takut denganku.
"Abel, maafin gue"
"untuk?"
"untuk semua hal"
"kamu gak salah asa, aku yang salah"
"Abel aku yang salah, aku minta maaf"
hah apa ini kenapa kebawa suasana jadi aku kamu ke dia.

"Gapapa Asa, biarin yang udah berlalu berlalu aja, aku maafin kamu, kamu maafin aku juga"
"Iya Bel, makasih"

Setelah itu kita mengobrol ringan. Abel terlihat senang sekali, aku lihat memang belakang ini disekolah dia terlihat murung.

Waktu cepat sekali berlalu, sekarang langit menjadi gelap dan aku pun pamit untuk pulang.

Hari itu pun berlalu. Ke esokan harinya sebelum berangkat ke sekolah aku mendapat kabar bahwa dia, Abel telah meninggal dunia. tadi malam.

Sekarang aku sudah berada dirumah Abel. Pemakaman nya sudah sedari tadi pagi pukul 7. Di jam segitu aku sulit mendapatkan surat izin jadi hanya bisa mendapatkan surat izin saat jam istirahat.

Sesampainya disana aku sedikit mengobrol dengan bunda Abel dan lalu, ibunda Abel bercerita, bahwa sebelum meninggal dia sempat cerita ke Bunda nya "Abel senang abel bahagia bunda, Abel suka Asa walaupun Asa gak suka Abel tapi Abel bahagia, bunda nanti sampai in ke Asa kalau Abel tuh cinta banget sama Asa, walaupun Abel tidak sempurna seperti teman-teman Asa tapi Abel tetap cinta Asa. Cinta Abel terhadap Asa tidak ada halanganya walaupun banyak yang mengahalangi hehehe, sudah ya bun. Abel mau tidur dulu. Bunda jangan sedih."

Air mata ku turun begitu saja. Aku telah menyakiti perasaan gadis yang tak bersalah. Aku yang salah.

—end

tau dehhh, bingung gue. kasian udah didraft lama banget jadi revisi dikit terus up deh.

Happy reading!

It is my fault Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang