40. Gemerlap Malam Penting

459 31 5
                                    

⚠️ 2500++ words, read this chapter at your favorite time and place

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ 2500++ words, read this chapter at your favorite time and place.




"PERMISI, Jonathan kan? Jonathan yang ngurusin asuransi mobil perusahaan kita?"

Ditengah-tengah keramaian, saat Nathan sedang mengobrol dengan beberapa kenalanya di meja bar, tiba-tiba pundaknya ditepuk oleh seorang pemuda tinggi jangkung berpakaian nyentrik. Wajahnya tak asing, Nathan sempat mengerutkan keningnya beberapa saat untuk mengingat siapa pemuda yang menghampirinya itu. Namun, dengan ramah, ternyata pemuda itu memperkenalkan dirinya lagi seolah-olah ini adalah pertemuan pertama mereka.

"Gue Adam, asistennya Ivan. Dulu kan kita ketemu pas lo bantuin Ivan ngurusin perpanjangan asuransi mobilnya."

Nathan mengangguk cepat, jarinya menunjuk-nujuk singkat pada pemuda yang berdiri di hadapannya itu. "Oh iya, sorry. Pantesan kayak pernah lihat. Aduh jadi nggak enak nih, gue beneran payah banget kalau soal nginget nama orang."

Sambil menyalami Nathan, Adam tersenyum paham. "It's okey Bro. Tahulah gue, kan customer lo banyak, bukan dari Ryder Group doang." 

Sempat terasa canggung, Nathan terdiam beberapa saat karena tidak tahu harus memulai percakapan apa. Ia sendiri merasa asing di tengah puluhan tamu VIP, sebab sepenglihatannya, tamu-tamu itu kebanyakan malah seumuran Bos nya. Satu-satunya tamu yang ia kenal adalah kepala cabang sebuah dealer mobil Eropa, tapi kini orang yang sebaya dengannya itu malah menghilang ditelan keramaian malam.

"Mau minum apa Nat? Aduh sorry nih. Tanpa mengurangi rasa hormat, gue bukannya sok akrab, tapi aneh aja kalau gue manggil lo bapak. Meskipun gue tahu lo ini juga orang penting di daftar bussines partnernya Ivan."

"Oh, nggak apa-apa dong! Senyamannya lo aja lah. Lagian kayaknya umur kita nggak jauh beda kan?" balas Nathan setuju.

Adam kemudian melambai pada seorang bartender berdasi kupu-kupu, "San Miguel aja deh satu" pinta pemuda itu singkat. Lalu ia menoleh cepat ke Nathan, "mau sekalian nggak?"

Mengetahui Adam memesan sebotol minuman beralkohol, Nathan yang tampak tak enak hati kemudian menolak dengan halus, "thank you banget loh! Tapi gue nggak bisa, lagi bawa motor soalnya. Cola aja ada kan?"

"Naik motor?" Adam melotot keheranan. "Dengan jas proper begitu, lo dateng ke hotel ini beneran pake motor?" 

"Macet Bro, tahu sendiri Jakarta kalau malem minggu kayak gimana." Nathan meneguk colanya sebelum melanjutkan kalimatnya, "kalau motoran kan enak, bisa sat-set.

"Iya juga sih, kayaknya gue juga harus kurang-kurangin nyetir nih. Gila, tua di jalan gue! Mana bawaannya kesel, waktu juga kebuang banyak. Kalau bawa motor, sewaktu-waktu ada meeting urgent kan tinggal nyalip-nyalip."

"Nah... Setuju kan lo sama gue?" 

Mengobrol soal motor sudah, soal prosedur claim asuransi sudah. Mengetahui Nathan adalah seorang kepala cabang perusahaan pembiayaan kendaraan, membuat Adam tidak mau kehilangan kesempatan. Pemuda itu iseng-iseng meminta pertolongan Nathan, membreak down perhitungan kredit dan asuransi jika suatu hari ia membeli mobil impiannya.

Sweet Escape [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang