Jangan lupa vote ya fwen!
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Beberapa cuplikan terputar di kepala Faela.
"Heh cewe cupu, tau kesalahan lo?" ucap gadis dengan mata biru bak lautan. Gadis itu mendorong tubuh seorang perempuan dengan rambut ponytail.
"Ma- maaf Faela" balas perempuan yang terduduk di lantaiFaela menyejajarkan tubuhnya dengan perempuan cupu tersebut.
"Mora Catleena" sebut Faela saat menatap name tag milik perempuan dihadapannya
"Lo anak yang ga punya orang tua kan? Kok bisa masuk sekolah ini?" tanya Faela dengan nada meremehkan, gadis yang diketahui bernama ━ Mora menatap lantai, mengeluarkan bulir air mata yang berjatuhan dilantai."Olla!" perintah Faela, Olla yang sedaritadi di belakangnya mengangguk seakan mengerti.
Olla menumpahkan jus jeruk yang berada di genggamannya pada tubuh Mora, Qiana hanya menatap sambil menyilangkan kedua tangannya.
Faela menarik kerah seragam Mora,
"Sekali lagi gua liat lo caper sama pacar gua. Ga segan - segan gua buat hidup lo yang udah menderita lebih tragis lagi" Ancaman pedas dari mulut perempuan cantik bagai Iblis.Ketiga perempuan itu meninggalkan Mora dalam keadaan basah terguyur jus jeruk. Seluruh siswa hanya menyaksikan kejadian tersebut, takut mereka akan terkena masalah.
Tubuh Faela tersentak kembali. Keringat mengalir dipelipisnya.
"Sialan lo bocah, tukang bully ternyata" batin Faela sambil memijat keningnya.
"Gua ga asing sama nama Mora, kayak nama dal ━" pikiran Faela terhenti di saat seseorang menabrak bahunya"Kalau bengong jangan di jalan" ucap perempuan dengan nada tak suka,
"Belagu banget lo, Syakala Dewita" balas Faela setelah memicingkan matanya pada name tag perempuan yang baru saja menabraknya. Perempuan itu terlihat geram."Kemana make up lo yang menor?" Syakala menaikkan satu alisnya, Faela tak menggubrisnya. Cukup malu dengan wajah ber - make up menor.
"U- udah Kala, ja- jangan berantem" suara lembut perempuan itu mencuri perhatian Faela, Faela melihat ke arah suara tersebut yang menampilkan perempuan dengan wajah cantik tanpa make up sedang menarik lengan Syakala, terlihat Syakala menurutinya.
Faela memutuskan duduk di tempat kosong bagian belakang. Tanpa berkata sepatah kata.
"Faela, tempat duduk lo di depan gua" ucap seorang pria tanpa membalikkan wajahnya,
Faela lagi - lagi tak menggubrisnya, lagian kursi ini ga ditempatin.Siswa di kelas Faela menatap heran.
"Ngapain dia ke belakang?"
"Gua kira bakal ada ribut lagi"
"Tumben ga cari masalah"
"Caper"
"Kalau kalem kan enak dilihat"
"Habis jatoh, bikin dia berubah kali"
"Kasian"
"Udah dugun - dugun gue takut ribut"Berbagai bisikan tak Faela pedulikan.
Malam hari tiba, Faela sudah sampai di rumah dengan bantuan Olla dan Qiana. Saat sampai, ia hanya melihat beberapa maid yang bertugas.
Saat ini Faela sedang berkutat di meja belajarnya.
"Faela Afsheena Gentala, Mora Catleena, nama - namanya ga asing. Ayo Sya pikir" monolog Faela memaksaDeg.
"Sialan, gua masuk ke dalam novel jelek milik Amira" Faela akhirnya menemukan jawaban dari kebingungannya.
"Faela kan perempuan yang berakhir di penjara karena hampir ngilangin nyawa pemeran wanita, Mora." ucap Faela, ia mengambil buku kosong yang ada di meja belajar."Tubuh gua di dunia asli pasti sudah mati atau malah sudah dikremasi, saat ini gua masih diberi kesempatan hidup jadi ga akan gua sia - siain. Dimulai dari ━ Faela ini punya kekasih yang bernama Areksa Kean Mahendra pemeran utama pria. Mereka menjalin hubungan karena perjodohan. Areksa menyetujuinya dengan syarat tidak mengganggu wanita yang ia cintai, Mora. Sedangkan Faela? perempuan bodoh itu menyetujui syarat dari Areksa asalkan bisa bersama Areksa" Faela mengerutkan keningnya sambil menulis nama pemeran utama di novel.
"Tujuan gua saat ini putusin Areksa dan menjauhkan diri dari antek - antek peran utama di novel jelek ini" hanya itu solusi yang terdapat pada otak Faela.
"Gua juga harus perbaiki hubungan keluarga yang rusak ini, merepotkan. Tapi demi keberlangsungan hidup Faras ━ maksud gua Faela" ucap perempuan itu dengan senyum lebar
Suara langkah kaki terdengar ditelinga Faela. Ia segera melaju perlahan ke ranjangnya, berpura - pura melelapkan matanya.
Pintu kamar Faela terbuka, Faela merasakan seseorang duduk di samping ranjangnya. Siapa dia? Apa maling?
"Sorry" suara pria tersebut sangat pelan hampir tak terdengar, terasa lirih.
Tangan pria itu mengelus lembut puncak kepala Faela sebelum ia bangkit dan keluar dari kamar meninggalkan Faela."Siapa itu? Raefan Adhava Gentala?" batin Faela menebak.
Faela bangun tepat jam 6 pagi, biasanya Farasya bangun jam segitu.
Faela sudah memakai seragam sekolahnya dilengkapi dengan hoodie. Ia menuruni anak tangga, berjalan ke arah dapur untuk sarapan.
Di meja makan menampilkan dua pria dengan wajah serupa, hanya kerutan yang membedakannya.
"Mereka papa dan kakak Faela" monolog Faela sambil menatap kedua orang yang sedang duduk diam - diaman.
"Selamat pagi papa, pagi kak" ucap Faela dengan riang, ia mencium pipi milik papanya.
Terasa sentakan tubuh dari papanya, sang kakak hanya melihat heran pada tingkah Faela.
Faela melihat keduanya bergantian,
"Papa, kakak? Kenapa?" panggil Faela mengubah suasana yang canggung."Ah iya" suara pria dengan kerutan di wajahnya terdengar berat.
"Saya dengar kemarin kamu terjatuh dari tangga, bagaimana keadaannya sekarang?" tanya ━ Kafka Aksar GentalaFaela tersenyum menatap papanya.
"Aku gapapa pa, emm papa boleh aku tanya sesuatu?" Faela lagi - lagi membuat kedua pria di depannya memasang wajah heran.
"Makam mama di mana ya? Faela kangen sama mama" Ucap Faela, Raefan menaruh gelas susu yang baru diteguknya dengan kasar. Ia segera pergi meninggalkan Faela dan papanya."Ekhem, nanti saya kirim alamatnya ke ponselmu. Sekarang cepat habiskan sarapannya dan bergegas berangkat sekolah" Balas papanya melanjutkan sarapan.
Faela mengangguk dan melanjutkan sarapannya. Tidak peduli dengan kepergian Raefan.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Maaf aku telat update, selamat malam!
Thank you yang sudah baca, jangan lupa bantu vote supaya aku semangat lanjutinnya <3865 kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be an Antagonist?!「ON GO」
Подростковая литература[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, SERTA TINGGALKAN VOTE!] Kisah CEO muda, Farasya Theara Jovanka yang bertransmigrasi ke dalam novel milik sahabatnya. Amira Linaley. Jika protagonis adalah tokohnya, mungkin dia tak perlu memikirkan cara bertahan hidup. Namun...