Kamu, kamu masih memiliki pengaruh besar dalam setiap perubahan suasana hatiku.
Kamu, kamu masih menetap pada sudut hatiku.
Kamu, kamu masih jadi bentuk rindu yang paling pilu.
Kamu, kamu masih jadi candu dalam setiap kenangan yang tersusun rapi dalam kepingan memoriku.
Kamu, kamu masih menjadi luka terbesar dalam perjalanan kisah hidupku.
Setiap sudut tempat, waktu, dan peristiwa di Kota ini amat sangat menghancurkanku. Membuatku kian frustasi. Percayalah aku pun lelah hidup seperti ini. Bukan aku tak mencoba sama sekali, entah sudah berapa purnama namun tak merubah apapun.
Aku bukan kamu yang dengan mudahnya melangkah pergi dan melupa.
Aku bukan kamu yang dengan dinginnya menyingkirkan dan mengusirku.
Aku bukan kamu yang dengan santainya tersenyum, tertawa, serta menjalin hubungan baru setelah menghancurkanku.
Aku bukan kamu yang mampu berbahagia setelah menindas orang lain.
Jujur saja, aku juga ingin. Aku ingin bahagia. Setidaknya hanya sekedar ikhlas melepas, melupa, dan bernafas lega agar aku dapat melanjutkan hidup dengan baik. Tapi nyatanya tidaklah semudah itu.
Karena seperti yang telah ku katakan sebelumnya, aku bukan kamu.