Jakarta, Oktober 2019
"Anres!"
Anres serta-merta membalikkan badannya kala mendengar namanya dipanggil. Tampak dua manusia melambaikan tangan sambil mendekat lalu mengambil duduk di permukaan bangku yang tersisa.
"Nyuci mobil lagi, Res?" tanya yang perempuan.
"Sendiri aja lo. Sini kita temenin," timpal laki-laki di sebelahnya.
Keduanya adalah sepasang kekasih. Anres cukup dekat dengan keduanya di kampus. Sebatas teman biasa, tidak lebih. Perkataan yang laki-laki terdengar menjengkelkan, tetapi ia tak mau terlalu ambil hati. "Iya. Kalian berdua darimana?"
"Dari Bioskop, Res, terus baru beli dry food kucing buat aku."
Di tangan perempuan itu jelas menenteng plastik putih yang samar-samar tampak beberapa gambar kucing. Berbeda dengan yang laki-laki, yang perempuan selalu punya tutur kata yang sopan. Pemuda yang kini masih menunggu mobilnya selesai dibersihkan itu akhirnya memberi respons anggukan kecil.
"Masih lama?"
"Bentar lagi selesai kayaknya."
"Kenapa cuma bentar. Nanggung, Res. Biarin di sini sehari. Pasti hasilnya cerah, mengkilap, sempurna," potong yang laki-laki.
"Gitu, Ar?"
Laki-laki itu mencengir lebar. Sementara Anres refleks berdiri melihat mobilnya keluar serta berjalan mendekatinya. Tak lama kemudian seorang lelaki berbaju oranye keluar dari mobil lantas memberikan kunci pada pemiliknya.
"Makasih, Mas."
"Sama-sama."
Berhubung sudah membayar dari awal, pemuda itu tidak perlu ribet mengeluarkan dompetnya.
"Res, bareng dong."
Pemuda itu berniat hendak ke suatu tempat. Tidak mungkin kali ini ia bisa memberi tumpangan. Beruntung itu hanya candaan teman laki-lakinya saja. Yang perempuan langsung mengatakan bahwa kekasihnya membawa mobil sendiri.
"Pelan-pelan aja, Res." Sementara kekasihnya mencengar-cengir, yang perempuan memberi nasihat hangat.
"Iya, Ra. Makasih. Gue cabut dulu." Tanpa berkata lagi, pemuda itu segera memasuki mobilnya lantas menjalankan kendaraannya.
***
Anres memasuki toko boneka besar. Ia melangkah sambil mengamati satu per satu boneka yang dilewati. Seluruh boneka sangat menggemaskan. Ada yang berbentuk kartun, buah, hewan, pokoknya bikin bingung. Mana yang bagus untuk sang kakak?
Jelas ini terlalu banyak pilihan. Sampai tiga puluh menit berlalu, pemuda itu belum mendapat boneka yang pasti . Akhirnya pemuda itu menghampiri penjaga toko, meminta tolong untuk mencarikan yang terbaik.
"Kakak kamu usia berapa?" tanya penjaga toko yang cantik.
"Dua puluh tiga."
"Oh, ini cocok nih." Penjaga toko mengambil boneka berbentuk love berwarna pink. Ukurannya sedang, tidak ribet saat dibawa.
"Ini bisa dipakai bantal, Mas, nggak cuma buat pajangan aja."
Anres mengambil alih boneka itu lantas menatapnya saksama. Lucu, ada senyum cerah di bagian atas boneka itu. "Ini aja, Kak."
Anres membawa boneka itu ke kasir lantas pergi setelah melakukan pembayaran. Beberapa saat kemudian, pemuda itu menghentikan mobil di tepi jalan. Ia mengambil box di jok belakang yang ditutupi baju-bajunya.
Anres mengambil kertas kado, gunting, buku, bolpoin, selotip dari box tersebut. Lalu pemuda itu mempergunakan buku dan bolpoin dulu untuk menulis sesuatu. Ia menulis dengan sangat pelan demi memperoleh gaya tulisan yang berbeda dari gaya tulisan aslinya.
Hei, Rall. Aku tahu akhir-akhir ini kamu sibuk. Banyakin tidur, ya. Jangan lupa ajak bonekanya.
-Sky
Anres kontan menyobek halaman yang sudah terisi coretannya. Pemuda itu menaruhnya di atas boneka love pink, lantas menbungkusnya dengan kertas kado. Anres tak lupa menggunakan selotip untuk merapikan tampilannya.
Empat puluh menit kemudian, seorang datang dengan motornya dan menghampiri Anres yang berdiri di pinggiran mobilnya. Anres refleks mengambil bungkusannya lalu memberikannya pada pemuda berhelm itu.
"Kirim ke rumah gue besok." Anres celingukan mengamati situasi sekitar.
"Sip." Pemuda berhelm itu mengacungkan jempol lantas mengambil alih bungkusan dari tangan Anres. Di atas bungkusan itu ada beberapa uang kertas yang adalah bayaran untuk pemuda itu.
Pengendara motor akhirnya berlalu dengan membawa pergi bungkusan Anres. Anres lega. Tinggal menunggu besok, ia bisa melihat bungkusannya tadi sampai di tangan kakaknya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER R
Romance"Aku dan kamu adalah kisah tak sempurna." -------- Razel Ardeo Dewanta. Nama dan bayang wajahnya tak akan pernah Ralissa Azalea lupa. Pemilik senyum terbaik, tapi sendu. Seorang yang membuat Ralissa lebih mengerti arti kata "kasih". Seorang yang men...