Haii haiii
Absen sinii
Part ini berpotensi untuk sedikit oleng 🙏🏻
Ramein komen dan jangan lupa vote yaa
Selamat membaca mantemann 🙌
******
Di sebuah gudang yang begitu luas, hampir sebagian besarnya dipenuhi dengan tumpukan kotak-kotak pesanan. Banyak orang berlalu lalang mengangkutnya, entah dengan dipanggul atau ditumpuk di atas troli kemudian didorong.
Mata Dermaga berkeliling ke setiap titik ruangan itu. Pandangannya terhenti saat seseorang di samping menepuk bahunya.
"Pagi!" sambut pria berbadan gempal dengan kumis tebal. Mendadak tenggorokan Dermaga rasanya seperti tercekat.
Kepala Dermaga memanggut. "Pagi, Pak." Suhu di ruangan itu terasa memanas sampai untuk meneguk ludahnya saja sangat susah.
Seakan tau apa yang dirasakan Dermaga, pria tersebut menarik sudut bibirnya.
"Santai aja... Rileks... Wajah saya memang menyeramkan saat diam, banyak yang bilang begitu. Saya aslinya dua orang, kamu lihat sendiri, kan?"
Jantung Dermaga yang memompa begitu cepatnya tadi perlahan-lahan mulai kembali normal. Mulutnya yang sedari tadi terasa terkunci sekarang sudah bisa mengunjukkan gigi.
Tawanya tak lagi bisa tertahan saat melihat pria itu menopang dagu dengan ibu jari dan telunjuknya. Alis pria gempal itu bergerak naik turun. Wajahnya terlihat sangat konyol.
"Nah begitu, kan, santai. Enak juga kita mau mulainya," ucapnya kemudian melambaikan tangan memanggil semua karyawan yang ada di sana.
Para karyawan mendekat di depan Dermaga. Dilihat dari wajah mereka seperti rentang usia sembilan belas atau dua puluh tahun ke atas. Sepertinya Dermaga adalah karyawan paling muda di sini.
Semua mata kompak tertuju pada Dermaga. "Saya Jono yang sudah kamu ketahui bahwa saya leardership dari bagian pengiriman barang dari usaha SUPERZ ini."
Pandangan Jono bergantian menatap ke arah Dermaga kemudian para karyawan. "Namanya Dermaga, benar?" tanya Jono sambil kembali melihat ke arah Dermaga untuk memastikan yang dibalas dengan anggukan.
"Dia karyawan baru sebagai kurir di sini. Jadi, kalian bisa membantu jika ada yang dia kurang pahami."
Dermaga melihat satu per satu karyawan di sana. Mereka semua terlihat begitu menerima kehadirannya, terlihat dari wajah-wajah mereka yang melebarkan senyum ditambah dengan salah satu di antara mereka yang terlihat antusias, kira-kira jaraknya hanya satu atau dua tahun di atas Dermaga.
"Beberapa aturan di sini berbeda dari aturan yang dimiliki oleh perusahaan lain, termasuk untuk kurir. Kamu juga sudah menerima lembaran kertas yang berisi aturannya di sana. Saya harap kamu sudah membaca dengan seksama, paham, dan bisa melaksanakannya."
"Baik, Pak," jawab Dermaga tegas.
"Kamu sudah bisa bekerja sekarang. Deka mungkin bisa bantu?"
"Bisa, Pak," jawab cowok yang terlihat antusias tadi. Oh ternyata namanya Deka. Tubuhnya sedikit lebih pendek dari Dermaga.
"Kalau begitu, kalian bisa kembali bekerja."
Semua karyawan bubar dan kembali ke pekerjaannya masing-masing kecuali Deka. Dia berjalan mendekat menghampiri Dermaga.
"Ayo! Semua barang yang harus lo anter hari ini udah di siapin di sana." Dermaga mengikuti telunjuk Deka yang mengarah ke tumpukan kotak-kota yang memang sudah disendirikan. Jumlahnya mungkin lebih dari lima puluh paket. Banyak juga untuk hari pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMANTARA : Milik Kita
Teen Fiction"Bisa nggak, ya? Semua momen-momen milik kita terlukis juga tersimpan pada hamparan langit di atas sana." Manusia selalu menuntut untuk sempurna. Tidak banyak dari mereka yang mau menerima kelemahan setiap yang dipunya. Hanya sebagian kecil di antar...