⑧ Rumah Jeno: His Story

64 7 0
                                    

Sebuah motor moge parkir di depan rumah minimalis dua tingkat,yang tidak lain itu adalah rumah Jeno. Setelah pulang sekolah,dengan dadakan Jeno mengajak Lia untuk datang ke rumahnya. Jeno bilang,jika besok-besok tantenya tidak ada di rumah,sedangkan Jeno sangat ingin memperkenalkan Lia dengan tantenya.

Lia masih dengan seragam sekolahnya,wajahnya juga sudah terasa kusam. Mana Lia tidak bawa apa-apa untuk Tante Jeno. Cowok itu tidak mengizinkan Lia untuk pulang terlebih dahulu. Kata Jeno lagi, tantenya ada urusan jika sore. Entah ini hanya kibulan Jeno atau apa,anehnya Lia hanya menurut. Yah, walau protes sesekali dan tidak ada hasilnya.

"Jen serius ini gak papa?" Ragu Lia, melihat keadaannya.

"Iya gak papa,Tante gue gak bakal merhatiin gituan"

Lia hanya pasrah,sedangkan Jeno dengan semangat masuk kedalam rumahnya.

"Jeno balik!"

Seorang wanita dewasa kisaran umur 37 tahun,menoleh pada sumber suara. Di lihat dari kegiatannya, wanita itu masih berkutat dengan pekerjaannya. Sepertinya pekerjaan yang berat,dari blazer yang sudah tidak rapi lagi dan sebatang rokok ditangan wanita itu.

"Udah balik ya,oh itu Lia?" Sadar wanita tersebut,yang mungkin saja ini Tante Jeno. Ya,memang Tante Jeno.

"Iya ini Lia,dan Lia ini Tante gue"

"A- Halo Tante,Lia Aqila Syafar. Temen satu sekolah Jeno" Sapa Lia yang tiba-tiba kikuk.

"Loh? Temen? Kata Jeno,kamu pacarnya?" Tanya Tante Jeno, yang tentunya membuat Lia bingung. Sepertinya Jeno sudah membuat fitnah.

"Iyaaa,otw kok nantii" balas Jeno atas pertanyaan tente nya.

Lia jadi bingung,maksud Jeno tadi candaan atau bagaimana. Masalahnya hati Lia yang tidak karuan jadinya.

"Duduk dulu Li,Tante mau bikin minum. Kamu suka kopi?"

Cewek itu jadi bingung harus menjawab apa,dia tidak suka kopi. Tapi tidak enak menolak,kesannya malah pilih-pilih.

"Jus buah aja Tante ku,kurangin minum kopinya. Lia juga gak tahan kalo minum kopi" sigap Jeno menjawab tawaran tantenya, sekaligus menegur wanita tersebut yang sudah terlalu sering meminum kopi. Di tambah wanita itu juga perokok akut.

"Iya iyaa sayang,eh by the way kalian ke atas aja ya,di kamar jeno. berkas Tante menuhin meja tamu dan gak bisa di geser-geser lagi,maaf ya Li" ucap Tante Jeno yang membuat Lia refleks membulatkan matanya.

"Oke" dan Jeno segampang itu meng iyakan.

Di kamar Jeno?

Berdua?

Excuse me,mereka bukan mahram. Itulah yang Lia pikirkan,bisa-bisanya tante Jeno sesantai itu.

Tapi akhirnya Lia hanya mengikuti Jeno,mereka menaiki tangga dan tepat didepan pintu kamar Jeno, Lia berhenti. Jeno sadar jika Lia tidak mengikutinya lagi,lantas cowok itu menoleh dan memasang wajah bingung.

"Lo gak ngapa-ngapain..gue kan?" Tanya Lia,takut.

"Ngapain?" Jeno makin bingung.

"Ya Ngapa-ngapain! lo ngebungkus gue atau apa lah" geram Lia.

"Hah? Duh,Ahaha! Mesum banget rupanya otak lo" tawa Jeno saat mengerti maksud Lia. Yang jadi lawan bicara,antara merasa bingung dan malu.

"Enggak Liaaa,dan gak akan pernah gue ngelakuin hal sekeji itu. Jahat banget suudzon lo. Dah yok"

Lia hanya mengulum bibirnya dan mengikuti Jeno yang masuk ke kamar. Kamar minimalis milik Jeno,rapi. Penuh dengan perabotan taekwondo nya yang tersusun rapi,dan ada beberapa alat musik seperti gitar dan piano elektrik.

"Nih gue biarin kebuka,biar kalo gue sampe macam-macam, lo gampang kabur dan lapor ke Tante" Cewek itu hanya menatap kesal pada Jeno yang terus mengejeknya.

Tidak langsung duduk,atensi Lia tertarik pada beberapa foto yang di pajang Jeno di kamarnya. Dari Jeno masih duduk di bangku sekolah dasar hingga saat ini. Foto-foto dimana ia memenangkan beberapa perlombaan taekwondo,dan beberapa foto Jeno bersama keluarga,nenek,kekek dan tantenya. Tapi ada satu foto yang membingungkan Lia,yaitu foto pria dan wanita yang menggendong bayi mungil.

"Jeno,ini-"

"Ayah,sama ibu.. dan udah gak ada" jawab Jeno yang sudah bisa menebak pertanyaan Lia saat melihat foto itu.

Sialan. Lia merasa menyesal atas tindakannya. Sebenarnya Lia sudah sadar sejak Jeno hanya menyebut tantenya,dan hanya tinggal bersama tantenya. Cewek itu mencoba menghindari pembicaraan yang kemungkinan bisa menyenggol masalah keluarga Jeno. Awalnya Lia juga bertanya-tanya,kemana orang tua Jeno? Apa dia anak broken home? atau bagaimana? Tapi Lia selalu menahan mulutnya. Ternyata kedua orang tuanya sudah meninggal.

"Maaf.."

Jeno hanya tersenyum mendengarnya "pasti lo juga sempat kepikiran kan?gak papa. Emang pasti ada saatnya lo bakalan tau"

Lia akhirnya ikut duduk di lantai yang di alasi karpet,cewek itu duduk berhadapan dengan Jeno dan keduanya di batasi oleh meja lipat.

"Setalah orang tua meninggal, awalnya gue sempat di asuh sama nenek kakek sampai kelas 1 SD. Tapi ngeliat kakek dan nenek yang udah kelihatan gak mampu buat ngurusin. Akhirnya, Tante gue dengan berani mau ngurus gue,di saat anggota keluarga yang lain enggan buat ngasuh gue. Sekarang,kakek sama nenek juga udah gak ada sejak gue kelas 2 SMP" Cerita Jeno tiba-tiba.

"Tante gue emang agak keliatan bar-bar ya orangnya. Tapi dia baik banget Li, dia tuh anak bungsu di keluarga ibu. Belum pernah nikah,tapi udah bisa ngurusin gue. Orang-orang sempet ghibahin dia,kayak 'entar anak yang diurusin dia paling gedenya gak bener' atau 'paling gak nyampe setahun udah gak keurus tu anak'. Tapi sampe sekarang dia bisa Li,bahkan gue jadi anak baik-baik kok. Gue jaga badan gue biar tetap sehat,sebab itu gue percaya diri ikut taekwondo. Walau sering molor di kelas,gue belajar di rumah biar dapat peringkat. Semua itu gue lakuin,biar orang-orang pada tau kalo tante gue yang suka ngerokok,minum,bawa cowo ke rumah itu masih bisa ngurusin gue baik-baik"

Saat itu juga,Lia melihat di mata Jeno terdapat penuh rasa bangga terhadap Tantenya. Bisa-bisanya Lia tadi suudzon pada Jeno jika dia akan di apa-apakan oleh cowok itu,sedangkan Jeno sendiri sangat menghargai wanita.

"Maaf ya gue jadi cerita gini,pasti menyedihkan ya gue?" Ucap Jeno sambil tertawa kecil karena merasa tidak enak pada Lia.

"Jen,apa yang ngejadiin kata menyedihkan pantas buat Lo?, ketika lo masih bisa kuat dan punya orang yang hebat di samping lo. lo tuh keren sih kata gue"

Saat itu juga hati Jeno terasa luluh,yang awalnya terasa keras dan sesak karena mengingat fakta menyedihkan,sekarang luluh. Apa sekarang tuhan menambah orang hebat dalam hidupnya? Apa tuhan menambahkan Lia? Begitulah pikiran Jeno.

"Li,kita pake aku kamu aja mau?"

"Hah?" Lia bingung,kenapa genre nya tiba-tiba berubah?





























To be continue....

Tentang J&L [Jeno-Lia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang