Chapter 2

17.8K 379 5
                                        

Cinta dalam diam 2

Aku menerjapkan mataku berulang-ulang dan pandangan mataku sudah kembali seperti semula ternyata aku sudah tertidur di bangku taman belakang massionku sejak tadi sore dan sekarang hari sudah berubah menjadi malam jadi kuputuskan untuk masuk kedalam
Massionku menuju kamarku.
Ketika sampai di kamar aku putuskan untuk mandi terlebih dahulu lalu tidur rasanya hari ini begitu melelahkan bagiku sudah dua kali aku menangis ketika Rafa bermain api di belakangku dan kedua ketika nenek menyebarkan berita bahwa aku adalah pemegang saham perusahaan terbesar selain itu masalah yang aku takutkan adalah saudara sepupuku pasti akan memusuhiku, oh Tuhan cobaan apa yang akan kau beri selanjutnya!.

Tiba-tiba saat aku akan mengambil
Handukku ada yang mengetuk pintu kamarku dengan terpaksa aku berjalan gontai membukakan pintu lalu aku melihat seorang wanita paruh baya yang mengenakan seragam seorang pelayan, dia adalah bibi Merry kepala assisten rumah tangga disini jadi yang mengatur para pelayan adalah bibi Merry.
"Mana Ms.canstlyn ada yang mau bertemu dengan Anda dia sudah menunggu Anda di ruang tamu." Ucap Merry.
Huft!!! Siapa sih yang datang bertamu malam hari? Apa dia tidak tahu sudah menggangguku disaat kegiatan malam hari.
"Siapa?." Tanyaku kepada bibi Merry.
"Tidak tahu yang saya tahu dia adalah laki-laki." Jawab bibi Merry.
Aku menghela nafas berat lalu berjalan keluar kamar menuju ruang tamu, ketika tiba disana aku melihat seseorang yang tak ku kenali sedang duduk disana aku mengernyitkan dahiku bagaimana bisa orang yang aku tidak tahu bisa masuk ke dalam massionku.
"Ms.canstlyn." Ucapnya lalu menunduk memberi tanda hormat.
"Maaf Anda siapa yah?." Tanyaku lalu duduk di kursi sendiri yang memang tersedia untuk satu orang.
"Saya Farrel, saya adalah pegawai Ibu Farah." Jawabnya sambil tersenyum.
Aku melihat penampilannya aku rasa dia adalah seorang pekerja perusahaan nenek karena gayanya terlihat rapi menggunakan kemeja.
"Ada urusan dengan saya?." Tanyaku dengan hati-hati.
"Tentu saja ada, saya datang kesini untuk memberi tahukan bahwa di kantor tuan Christian sudah melakukan perbuatan keji terhadap sekretarisnya sendiri evaliana." Jawabnya sambil memberikan sebuah amplop berwarna coklat dengan berukuran besar.
Aku membulatkan mata tak percaya dengan kata-kata pria yang bernama Farrel ini, aku tahu bahwa ayahku adalah lelaki Playboy atau mata keranjang tapi aku tak pernah tahu bahwa ayah juga akan melakukan hal keji itu terhadap sekretarisnya yang katanya berusia sama seperti aku 20 tahun.
Aku membuka isi amplop tersebut dan aku melihat foto ketika ayahku sedang bersetubuh dengan sekretarisnya sendiri lalu aku juga melihat hasil USG seorang wanita Yang sedang hamil dan aku tak menyangka semua itu bahwa ayahku akan mempunyai seorang anak lagi dari sekretarisnya sendiri.

"Bayi siapa ini?." Tanyaku pada Farrel.
"Bayi dari evaliana yang tak lain adalah hasil penaburan benih tuan Christian, evaliana akan melahirkan adik Anda jadi saya datang kesini untuk meminta pertanggung jawaban atas perbuatan tuan Christian yang terhormat." Jawabnya.
Aku sungguh tak percaya akan mempunyai adik tapi sungguh aku tak ingin punya adik, lagi pula anak ini tidak akan diterima oleh nenek pasti anak ini tidak akan mendapatkan haknya karena lahir dari rahim seorang wanita yang nenek tak setujui.
"Saya tidak tahu menahu tentang kejadian ini, Anda bisa meminta pertanggung jawabnya langsung pada ayah saya jangan pada saha ataupun keluarga saya." Ucapku kepada Farrel.
"Tidak bisa begitu Ms.canstlyn bagaimanapun Anda anak dari tuan Christian." Jawab Farrel.
"Bibi Merry! Bibi Merry!!." Teriakku.
Lalu tak lama bibi Merry datang dan segera menundukkan wajahnya memberi hormat kepadaku.
"Dimana ayah?." Tanyaku pada bibi Merry.
"Tuan sedang pergi nona bersama tuan keenan dan tuan Rama ." Jawab bibi Merry.
"Oh baik kalau begitu tolong pangg satpam dan usir pria ini." Ucapku lalu pergi meninggalkan Farrel sedangkan Farrel ia berusaha mencegah ku dengan memanggilku tapi itu tak akan merubah apapun aku sudah malas membahas tentang masalah! Bisakah Tuhan memberikan aku satu hari tanpa masalah? Aku lelah dengan semuanya.
Aku kembali ke kamar dan mulai menyalakan air hangat untuk berendam meredakan pikiranku yang sedang kacau.
Setelah itu aku segera menutup mataku untuk tidur dan menyambut matahari pagi besok dan berharap hari besok hari yang lebih baik dari hari ini.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang