PART 17

3 1 0
                                    

Setelah makan malam, Riana, Rini dan ibunya berkumpul di ruang TV.

"Yana, nggak belajar?" Tanya Ibu Maryam

"Ah iya, Yana lupa, kalau gitu Yana ke kamar dulu ya" Seketika Riana langsung teringat dengan buku yang diberikan oleh Arbi, Ya buku rangkuman materi yang telah diberikan tadi pagi.

Riana pun langsung beranjak dari sofa dan berjalan cepat menuju ke kamarnya. Rini yang sedang duduk disofa dan sambil bermain ponselnya, melihat Riana merasa heran

"Tumben ya Bu, kok Yana ditanyain masalah belajar langsung nyambung begitu" Ucap Rini sambil tertawa

"Alhamdulillah Yana kayaknya mulai berubah ya" jawab Ibu Maryam dan membalas senyum dari Rini.

Halaman demi halaman Riana membuka buku rangkuman materi, Yana mulai memahami setiap materi yang dibacanya. Sesekali Riana tersenyum dan dipikirannya terlintas wajah Arbi yang selalu ia lihat saat di sekolah.

"Aduh duh, ngapain gue jadi mikirin Arbi" ekspresi Riana berubah sedikit kesal, dia ingin tidak memikirkan Arbi yang selalu berbuat baik kepadanya.

"Oke Yana fokus fokus, Buang pikiran yang nggak berguna" Ucap Riana mencoba menyemangati dirinya sambil menarik napas kemudian menghela napas.

"Eh btw, ini tulisan rapi juga ya, bagus gitu loh, kan jarang cowok nulisnya rapi kayak gini" Riana sambil memperhatikan setiap kalimat yang ditulis rapi didalam buku tersebut

"Katanya kan kalau orang tulisannya rapi berarti orangnya rajin, hemm" lanjut Riana yang berbicara pada dirinya sendiri, kemudian dia memandang ke langit-langit di kamarnya, ada senyuman yang terpancar diwajahnya.

∆∆∆

Waktu semakin malam, Arbi dan teman-temannya mulai mengantuk, satu persatu dari mereka menutup buku yang berada dihadapan mereka

"Ngantuk nih udahan yok belajarnya" Zaky sambil menguap dan mulutnya ditutupi menggunakan buku

"Tidur aja, nggak usah dipaksain, nggak baik juga belajar sambil ngantuk" jawab Arbi yang tidak terlalu mengantuk.

Fajar dan Zaky langsung berlari menuju kasur dan mereka langsung tertidur lelap.

"Masya Allah, langsung tidur gitu, pada doa nggak sih mereka?" Arbi menggeleng-nggelengkan kepalanya

Arbi yang tidak kebagian tempat tidur, karena kasurnya Arbi hanya muat untuk dua orang mengambil tikar yang ada di ruang tv. Setelah mengambilnya, Arbi langsung menggelarkan tikarnya di samping bawah kasur, dan mengambil beberapa bantal dan tidak lupa juga selimut.

Arbi terbaring ditikar dan ia menghadap ke atas, Arbi seperti sedang merindukan seseorang, hatinya seperti telah terisi oleh orang yang ia cintai. Tapi mulut Arbi selalu berkata TIDAK mencintai seorang.

∆∆∆

"Oke waktunya untuk tidur, ngantuk berat ini" Sambil meregangkan otot-otot karena merasa lelah saat belajar.

"Makasih Arbi, gue jadi lumayan paham setelah belajar dari hasil rangkuman Lo" ucap Riana sambil tidur terlentang menghadap ke atas, dia sedikit tersenyum saat mengatakan hal tersebut. Kemudian Riana tertidur.

Bagaimana pun Riana adalah manusia yang normal yang juga dianugerahi rasa cinta dan kasih sayang, Tapi Riana hanya belum bisa memahami apa yang dikatakan oleh hatinya.

"Karena cinta tak pernah salah kepada siapa ia akan berlabuh, Hanya masalah waktu untuk kapan cinta itu akan bersatu" 

Lebih Baik (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang