Meet Me

1.7K 116 2
                                    

Drama¦Romantic¦Sad
±595 words

     Seorang gadis merusak surainya frustasi. Ia hanya duduk dikasurnya sembari menutup telinga dengan kedua tangan dan menyembunyikan wajahnya yang basah.

Terhitung sudah tiga jam yang lalu ia dalam kondisi seperti itu. Ini terlalu merusak batinnya.

"Hyun. Aku disini, kenapa kau malah menangis?" panggil Seulgi yang sedari tadi duduk dilantai dan membuatnya terlihat seperti anjing penurut.

"Tidak! Kau tidak... Aku tidak mendengar mu!" balas Joohyun semakin menutup telinganya.

Seulgi menghela napas lalu bangkit.
"Jangan berpura-pura. Aku tahu dirimu dengan sangat baik melebihi siapapun." ucapnya lalu duduk di samping Joohyun.

Siapa yang tega melihat tunangannya menangis seperti itu? Bahkan wajah cantiknya berubah menjadi sembab dan sangat berantakan.

"Aku membenci mu, Kang Seulgi!!" ucap Joohyun dengan terpaksa mengangkat wajahnya agar Seulgi benar-benar mengerti kalimat benci itu.

"Tidak seharusnya kau mengatakan hal itu Joohyun!" kata Seulgi mulai kesal namun dengan wajah sedihnya.

Joohyun tersentak. Seulgi menghela napas untuk yang kesekian kalinya lalu membenarkan rambut kusut wanita pujaannya.

"Aku datang. Sambutlah kekasihmu ini dengan baik." kata Seulgi lembut.

Joohyun menahan tangisannya lalu memeluk Seulgi dengan sangat erat, dia tidak mau melepaskannya.

"Aku mencintaimu." lirih Joohyun membuat Seulgi tersenyum dan mengusap punggungnya.

"Aku lebih mencintaimu, kau segalanya bagiku." kata Seulgi lalu melepaskan pelukannya.

Mereka saling tatap. Seulgi tersenyum sangat manis lalu mencium bibir Joohyun dengan sangat lembut.

"Jangan menangis, aku tidak suka melihatmu bersedih. Jadi tersenyumlah untukku." kata Seulgi.

Irene menarik sudut bibirnya mengulas senyum terpaksa.

"Jangan nakal, kau harus mendengarkan perkataan ibumu. Jangan pulang malam dan jangan terlalu banyak makan tteokkpokki, kau tidak akan bertambah tinggi karena memakan makanan panjang itu." kata Seulgi.

Joohyun terkekeh lalu memukul dada Seulgi.
"Aku lebih tua dari mu, jangan berkata seolah-olah kau yang lebih tua."

Seulgi terkekeh, tangannya kini mengusap pipi Joohyun.
"Jangan lupa mengunci pintu dan jendela saat kau hendak tidur, harus makan tiga kali sehari dan jangan lupa cuci piringnya, aku tidak bisa melakukannya lagi untukmu."

Joohyun mengangguk.

"Dengarkan aku, jaga dirimu baik-baik, kau tidak boleh pergi sendiri hm? Aku tidak akan ada bersamamu."

Joohyun menggeleng.
"Aku sudah..menunggumu sangat lama. Ada apa denganmu, Seulgi-ah?"

Seulgi tersenyum mengecup bibir Joohyun sekilas.

"Kelinci ku sangat manis. Aku jadi ingin memakanmu."

"Jangan mengalihkan pembicaraan!" kesal Joohyun.

"Astaga, kau membuatku gemas." ucap Seulgi lalu mencubit hidung Joohyun.

"Seulgi.." rengek Joohyun kembali lirih.

"Kelinciku memiliki nyawa sembilan bukan?" tanya Seulgi sembari melihat kelangit-langit terlihat berpikir.

"Bodoh! Itu kucing." kesal Joohyun.

Seulgi berubah kikuk, "Ah aku lupa."

"Dasar idiot." ucap Joohyun mencibir lalu mereka tertawa bersama.

Tapi lama kelamaan suara tawa itu keluar bersamaan dengan tangisan. Joohyun berubah menjadi menangis sesegukan.

"Aku mencintaimu." kata Seulgi lalu sebulir air mata keluar dari kelopak monolidnya.

Seulgi tidak bisa menahannya lagi, ia menarik Joohyun dalam dekapan erat dengan tangisan yang membeludak.

Heningnya malam berganti dengan tangisan dan raungan yang menggema di kamar itu.

"Jangan Seul.. Kau tidak boleh seperti ini." kata Joohyun lalu memukul punggung Seulgi beberapa kali.

"Aku sangat mencintaimu Bae Joohyun."

Joohyun tidak mampu untuk menjawab dan memilih untuk memeluk Seulgi dengan erat.

Tiba-tiba sebuah ketukan mengalihkan atensi mereka.

"Joohyun.." seseorang memanggil dari luar. Suaranya terdengar lirih dan lemah.

Seulgi melepaskan pelukannya lalu menatap Joohyun dengan lekat.
"Aku mencintaimu." kata Seulgi untuk yang kesekian kalinya lalu kembali mencium bibir Joohyun.

"Aku juga mencintaimu." lirih Joohyun lalu air matanya kembali menetes.

Pintu itu terketuk kembali.
"Hyun.. Keluarlah sayang.."

Tiba-tiba tubuh Joohyun berubah diam tidak bergeming.

"..sayang.. Kau harus keluar, jasad Seulgi sudah ditemukan."

Tidak hanya Joohyun, air mata kini juga mengalir lebih deras di pipi Seulgi.

Seulgi mengecup bibir Joohyun untuk yang terakhir kali lalu berbisik dengan sangat lembut.

"Temui aku."

FIN

SEULRENE || ONE SHOOT COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang