08

1.3K 178 23
                                    

Kau terbangun dengan tubuh yang terasa remuk. Jika mengingat kegiatan semalam, kau merasa sangat malu dan bersalah. Ya, kau sudah mendapatkan semua akal sehatmu kembali, dan kau sadar bahwa kau baru saja bercinta dengan Woozi. Semua ini tidak masuk dalam skenariomu.

"Sudah bangun sayang?"

Kau menoleh kearahnya yang tersenyum manis di ambang pintu.

"Hm..."

Ia mulai mendekatimu dan duduk di sisi kasur. Dia telah menggunakan seluruh pakaiannya sementara kau hanya tertutupi selimut tebal kemarin.

"Apa kau kesakitan?" Tanyanya

"Sedikit. Terutama dibagian itu."

"Maafkan aku. Apa aku bermain terlalu kasar?"

Semakin ia bertanya, semakin kau teringat akan kejadian semalam. Kau hilang kendali begitupun ia. Dalam artian tidak ada satupun dari kalian yang bermain kasar. Hanya saja, rasa penyesalan selalu datang di akhir.  Hal itu yang membuatmu kini merasa bersalah pada dirinya begitu pula pada Jihoon. Kau harap Jihoon tak akan pernah tau apa yang kau lakukan dengan Woozi di dunia ini.

"Aku malu. Jangan bahas itu lagi." Ucapmu mengalihkan pandangan ke arah lain.

Ia terlihat gemas denganmu.

"Baiklah. Aku sedang membuat sarapan. Setelah selesai, aku akan membawakannya kemari." Balasnya

"Tidak perlu. Aku akan ke meja makan setelah bersih-bersih."

"Baiklah. Aku akan menunggumu."

Setelah tersenyum manis, ia pun kembali meninggalkanmu di kamar. Bukannya semakin dekat, kau justru semakin canggung dengannya setelah kejadian itu. Haruskah kau kembali ke duniamu? Tapi bagaimana kau akan menghadapi Jihoon nantinya? Kau pergi menemui Woozi karena tak ingin betemu Jihoon setelah ciuman di bawah hujan kala itu. Tapi posisimu saat ini juga benar-benar membuatmu ingin pergi dari Woozi.

"Aish! Dua laki-laki ini membuatku tak tahu harus bagaimana. Tidak adakah dunia lain lagi yang bisa ku jadikan tempat bersembunyi?!"

.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah selesai berlibur, kalian kembali ke mansion besar milik Woozi. Seperti biasa, kalian selalu disambut hangat oleh Sekretaris Kim. Namun jujur saja, kecanggunggan antara kau dan Woozi benar-benar membuatmu tak nyaman. Mungkin karena itu pula Woozi langsung memberimu sedikit ruang dengan pergi mengunjungi pabriknya. Sementara, ia meninggalkan Sekretaris Kim di sisimu sebagai teman mengobrol.

"Sepertinya aku akan tidur saja." Ucapmu

"Maaf jika saya lancang, apa Nyonya sedang ada masalah dengan Tuan Lee?"

Kau menoleh kearahnya. Bahkan Sekretaris Kim pun merasakan kecanggunganmu.

"Hm... tidak. Aku hanya merasa sedikit lelah. Sekretaris Kim, boleh aku minta tolong padamu?"

Ia mengangguk patuh.

"Apapun, Nyonya."

"Tolong jangan biarkan siapapun masuk ke dalam kamarku. Termasuk Woozi. Aku sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun."

Ia nampak tak mendukung keputusanmu itu.

"Tapi Nyonya-"

"Aku benar-benar butuh waktu untuk menyendiri. Tolong." Ucapmu memelas.

Woozi Universe Factory [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang