Bohong jika tidak ada perubahan dalam kehidupan Galland setelah itu. Orang-orang yang memperhatikan pasti berpendapat bahwa Yuki sekarang sangat aneh. Oh, tentu saja. Yuki yang dulunya hanya seperti numpang duduk di sekolah sekarang bisa bersosialisasi! Siapa yang tidak menganggap hal itu aneh? Terlebih dia sering terlihat bersama anak-anak dari tim futsal dan voli. Seperti beberapa hari ini misalnya. Setelah bel pertama berbunyi, Yuki langsung saja dipanggil beberapa anak laki-laki dari kelas lain kemudian dia pergi bersama mereka sambil membawa bekalnya.
Namun, dari sisi Galland sendiri, setelah kejadian yang terjadi antara dirinya dan Noah, dia semakin menunjukkan perubahan yang menjadi-jadi. Seperti, menghabiskan waktu istirahat di luar, lebih berinteraksi dengan orang lain dan ... nilai yang semakin merosot.
Bukan karena Galland sudah tidak peduli pada apa yang selama ini Yuki perjuangkan. Siapapun bisa melihat betapa jauh perbedaan mereka berdua. Sekali lagi, Yuki dan Galland bagaikan minyak dan air. Galland tidak bisa melakukan apa yang menjadi kebiasaan bagi Yuki. Begitu pun sebaliknya. Galland sangat yakin bahwa Yuki tidak bisa menjadi seorang Galland, sejenius apapun Yuki.
Dan pada akhirnya, Galland menyerah.
Dia sangat lelah harus memaksakan diri menjadi orang lain. Sebagian dari akal sehatnya sudah tidak peduli dengan pendapat orang dan setengahnya lagi menempatkan rasa simpati kepada Yuki. Jadi, pada akhirnya Galland hanya membiarkan kata hatinya untuk memimpin.
Nilai 83 tercetak di lembar kerja ulangan harian Kimia milik Galland yang beratasnamakan Yuki. Mungkin semula Galland akan sangat panik. Namun, sekarang dia hanya akan bersyukur jika angka yang terpatri melebihi batas tuntas. Lagipula, semua nilai baik yang dia dapatkan selama ini berkat usaha dari Theo mengajarinya.
"Yukii~"
Suara Mitia mengalun, menarik perhatian Galland. Dari sudut matanya, Galland dapat melihat Noah juga berpaling ke sumber suara.
Mitia menarik kursi yang ada di depan meja Galland. Dengan cekatan dia membalikkan kursi itu dan duduk memangku wajah.
Akhir-akhir ini, Mitia memang sering terlihat mengobrol dengan Galland. Bukan hal yang aneh lagi, karena sosok Yuki ini mulai bersosialisasi. Tidak bisa dipungkiri jika ada banyak orang yang penasaran dan menaruh perhatian pada Yuki. Maka semenjak laki-laki mungil itu bergabung dengan tim futsal dan terlihat akrab dengan mereka, beberapa orang memberanikan diri untuk mengajak Yuki berbicara. Mitia contohnya.
"Hari ini latihan lagi?" tanya Mitia, dengan wajah sumringah.
Terdengar deheman sedikit sebelum Galland menjawab, "Iya, minggu ini sparing soalnya."
"Oh, sama tim itu, ya?" Mitia sedikit menerawang. "Kalau enggak salah, tim kita pernah lawan mereka, sih, sekali."
Galland mengamini pernyataan Mitia. "Iya, waktu naik kelas 11."
Setelah itu hanya terdengar selorohan Mitia yang menceritakan banyak hal mengenai sparing yang terjadi beberapa bulan lalu itu. Galland tidak banyak merespon. Dia hanya setia duduk di sana untuk mendengarkan Mitia. Yah, bukan hal yang baru lagi sebenarnya. Gadis itu sangat dekat dengan anggota tim futsal. Dia juga mengikuti banyak pertandingan yang mereka lalui. Galland juga menangkap maksud baik Mitia untuk berbagi pada Yuki, yang mungkin saja perlu untuk diketahui.
Namun, hawa mencekam dari sebelah kiri Galland saat ini terasa mengerikan, membuat Galland merinding. Laki-laki itu mungkin terlihat tidak peduli. Matanya lurus memandang buku yang ada di atas meja. Sudah bermenit-menit berlalu, tapi halaman buku itu tidak dibalik juga. Jelas bahwa Noah tidak menaruh fokus pada apa yang tertulis di depannya. Dia Justru mengeluarkan hawa yang benar-benar mengintimidasi Galland.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncovered Feeling [BxB]
Teen Fiction"Sumpah, gue belum mau mati. Gue masih muda, belum pernah ciuman, belum nikahin cewe gue. Please, Tuhan. Jangan ambil nyawa gue sekarang!"