22. Sakit Tapi Tak Berdarah

29 5 3
                                    

"Gue sadar gue bukan siapa-siapa lo. Tapi, kenapa rasanya sesakit ini?"

22. MBOAM || Sakit Tapi Tak Berdarah

💃

Alison dan Belinda berjalan dengan cepat menuju ruangan Melati nomor 239. Setelah sampai di depan pintu ruangan tersebut, Alison langsung membukanya, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, membuat orang yang ada di dalam ruangan kaget.

Alison langsung berlari dan memeluk Liana yang sedang duduk di atas brankar. Sedangkan Belinda hanya terdiam di pintu masuk, saat melihat pemandangan yang membuat hatinya sakit.

"Lia, keadaan kamu sekarang gimana? Mana yang sakit? Kamu kok bisa gini sih?" tanya Alison beruntun dengan raut khawatirnya.

Liana terkekeh pelan mendengar pertanyaan dari sang pacar. Ia mengelus lembut rambut Alison. "Aku gak papa, sayang. Udah ah jangan terlalu khawatir gitu. Kamu bisa liat sendiri 'kan kalau aku udah gak papa sekarang?"

Alison mengangguk pelan. Ia mendusel di ceruk leher Liana. "Lain kali hati-hati. Jangan sampe hal ini keulang lagi."

Liana mengangguk. Pandangannya langsung berfokus ke arah cewek yang hanya berdiri di pintu masuk. Ia menepuk pelan pundak Alison. "Cewek itu siapa?"

Alison langsung melepaskan pelukannya. Ia menepuk jidatnya pelan. Ia lupa jika tadi ia membawa Belinda ke sini! Ia menatap Belinda dengan raut tak enak. "Itu Belinda temen aku. Lin, sini masuk."

Belinda langsung memasang senyum kakunya saat Liana terus menatap ke arahnya. Dengan ragu, ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam.

"Temennya Al ya?" tanya Liana ramah.

Belinda mengangguk pelan dengan senyuman tipisnya. "Iya."

Liana mengulurkan tangannya ke hadapan Belinda dengan senyuman ramahnya. "Liana Carabella."

Belinda menyambut uluran tangan Liana. "Belinda Eilaria."

Liana melepaskan uluran tangannya. Ia memandang kekasihnya dengan cemberut. "Kamu kok gak pernah ngenalin aku ke dia sih Al? Aku aja baru tahu kalau kamu punya temen cewek cantik kek Belinda."

Alison meringis dalam hati. "Iya maaf sayang aku lupa."

"Lupa aja terus! Nanti lama kelamaan aku juga bakal dilupain tuh!" seru Liana kesal.

Alison langsung menggenggam tangan Liana. Ia mengusap dengan lembut tangan Liana. "Enggak ih. Kok ngomongnya gitu sih?"

Belinda yang melihat itu hanya bisa tertawa miris dalam hati. Menertawakan dirinya yang bodoh. Kenapa ia harus jatuh cinta kepada laki-laki yang sudah mempunyai pacar seperti Alison?

Alison mencubit pipi Liana dengan gemas. Ia menatap bubur yang masih penuh di atas nakas. "Kenapa buburnya gak di makan, hm?"

Liana menggeleng. "Gak enak. Rasanya hambar."

"Aku suapin, ya?" tanya Alison sambil mengambil mangkuk bubur tersebut.

Liana mengangguk cepat dengan binar bahagia di wajahnya. "Mauuuu!"

"Sakit banget lihatnya," batin Belinda.

Belinda menghembuskan nafasnya pelan. Ia mengambil ponselnya yang ia simpan di tas selempangnya, kemudian ia memainkannya, berharap rasa sakit itu hilang.

"Kayak anak kecil banget sih makannya belepotan gini," ucap Alison dengan kekehannya. Ia mengusap sisa makanan di bibir Liana dengan lembut menggunakan jempolnya.

Liana tersenyum. "Sengaja, biar kamu peka."

Alison mencubit hidung Liana dengan gemas. "Dasar!" serunya, sambil menyuapi Liana kembali.

Married Because Of A MisunderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang